Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Senin, 09 Juli 2018

3 Tiga Perampok di Jalan

3 Tiga Perampok di Jalan
Yayurweda
Ada seorang laki-laki sedang melewati hutan ketika tiba-tiba tiga perampok menyerang dan merampoknya. Salah seorang perampok lalu berkata, “apa gunanya membiarkan orang ini hidup?”

         Dia sudah hampir membunuhnya dengan pedang ketika perampok kedua menghentikannya, dan berkata: “apa gunanya membunuh dia? Ikat dia ke sebatang pohon dan tinggalkan.”

          Para perampok mengikatnya ke sabatang pohon dan pergi. Setelah beberapa saat, perampok ketiga kembali menemui orang yang terikat itu dan berkata: “Aku menyesal, apakah kau terluka? Aku akan melepaskanmu.”




          Setelah melepaskannya, si perampok berkata: “Mari ikut aku. Aku akan membawamu ke jalan umum.”

          Setelah beberapa lama, mereka tiba di jalan. Lalu orang itu berkata kepada perampok ketiga: “Pak, Bapak telah sangat baik kepadaku. Mari ikut aku ke rumahku.”

          “Oh tidak!” Jawab si perampok,” Aku tidak bisa pergi ke sana. Polisi akan tahu.”
          Hutan bisa diandaikan dunia ini. Ketiga perampok adalah tiga Guna: kebaikan, nafsu, dan kemalasan. Inilah yang merampok kesadaran diri kita. Kemalasan ingin menghancurkan kita. Nafsu mengikat kita pada dunia. Kebaikan membebaskan kita dari cengkraman nafsu dan kemalasan. Di bawah perlindungan kebaikan, kita diselamatkan dari amarah, nafsu, ketamakan dan kemalasan. Kebaikan juga melonggarkan ikatan dunia. Tetapi kebaikan juga seorang perampok. Tidak dapat memberi kita pengetahuan yang sejati tentang Tuhan. Kebikan hanya dapat menunjukkan kepada kita jalan menuju kepada Tuhan. Kita harus mengatasi ketiga Guna dan mengembangkan cinta pada Tuhan.


          Alam menempatkan kita ke dalam tiga sifat untuk melaksanakan tugasnya melalui kita. Sebenarnya, semua kegiatan dilakukan oleh ketiga Guna ini. Kita bukan pelaku, tapi kita bertanggung jawab atas tindakan kita, karena kita diberikan pikiran dan kebebasan untuk memutuskan dan memilih antara tindakan yang benar dan salah. Kamu dapat melepaskan diri dari pengaruh ketiga Guna dengan upaya yang tulus, pengabdian kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive