Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Sabtu, 15 September 2018

Daҫa Wayu | 10 Sepuluh Tenaga Kekuatan Bhayu

Daҫa Wayu | 10 Sepuluh Tenaga Kekuatan Bhayu

Tattwa Jnana Dasa Bayu
Sang Jiwa
Menurut Tattwa Jnana pasal 39, Daҫa Wayu terdiri atas : 1. Prana, 2. Apana, 3. Samana, 4. Udana, 5. Wyana, 6. Naga, 7. Kurma, 8. Krekara, 9. Dewadatta, 10. Dhananjaya

Penjelasan singkat dari Daҫawayu adalah :

  1. Prana : Bertempat di Jantung hingga dada, melancarkan pekerjaan Wayu seluruhnya, sebagai jiwa (sumber hidup), sebagai nafas tugasnya (kegunaannya)
  2. Apana : Wayu  pada saluran kencing (uyuh-uyuhan) membawa sari makanan serta minuman, menjadi Kama-Ratih (Sperma laki dan perempuan), ampasnya (sepahnya) menjadi kotoran dan air kencing.
  3. Udana : Wayu pada ubun-ubun, yang bertugas menggerakkan mata dan tutuk (mulut).
  4. Wyana : Wayu pada semua sandhi (sendi), mengolah badan mengawasi tua dan matinya.
  5. Samana : Wayu pada hati, membawa sari makanan serta minuman, menjadikan darah, daging dan empedu.
Kelima yang tersebut diatas dinamai Panca Wayu.
  1. Naga : Magawe wateb (berbuat taeg)
  2. Kurma : Membuat getaran (gerakan, bergetar) kedutan badan
  3. Dewadatta : Bertugas untuk menguap
  4. Krekara : Membuat wahin (bersin)
  5. Dananjaya : Sebagai suara tugas (pekerjaan)nya.

Catatan : Lihat /Banding dengan : 1. Wrehaspati Tattwa, 2. Ganapati Tattwa, 3. Aji Sankya, 4. Maha Tattwa dan lain-lain.



Daҫa Nadhi atauSepuluh Nadhi terdiri dari : 1. Idha, 2. Pinggala, 3. Susumna, 4. Gandhari, 5. Asti, 6. Jihwa, 7. Pusa, 8. Alembusa, 9. Kuhuh,  10. Ҫangkini

Keterangan Daҫa Nadhi :

  1. Idha : Nadhi sebelah kanan, jalan makanan terus sampai pada Let (dubur).
  2. Pinggala : Nadhi sebelah kiri, merupakan jalan air terus sampai pada uyuh-uyuhan.
  3. Susumna : Nadhi bagian tengah, jalan Wayu Amatlu (Bayu serta mengeluarkan angin)
  4. Gandhari : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu menuju ke mulut, mata, hidung, telinga dan ubun-ubun.
  5. Asti : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke seluruh sendhi terus menembus kulit dan bulu-roma.
  6. Jihwa : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke Jantung.
  7. Pusa : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke paru-paru
  8. Alembusa : persimpangan Nadhi, jalannya Wayu terus ke hati, serta empedu.
  9. Kuhuh : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke limpa
  10. Ҫangkini : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke Ungsilan (buah pinggang), palittalitan.


Jnana Tattwa, 37 : Diturunkanlah Atma itu kepada manusia ini, Sang HyangAtma menjelma (turun) ke Prethiwi tinggal di Bhuwana Ҫarira, Wyapaka (meresap) pada Sadrasa, yaitu Sari Panca Maha Butha.

Panca Maha Butha : 1. Prethiwi, 2. Apah, 3. Teja, 4. Bhayu (Wayu), 5. Akaҫa, mengeluarkan Sadrasa : 1. Amla (Asam), 2. Kasaya (Sepat, mengkel), 3. Tikta (Pahit), 4. Ketuka (Pedas), 5. Lawana (Asin), 6. Madhura (Manis).


  1. Bagian pertama untuk menumbuhkan ҫarira (badan), ialah Sadrasa
  2. Bagian kedua untuk menumbuhkan ҫarira ialah Sadrasa yang dimakan serta diminum oleh pria-wanita, sari makanan dan minuman menjadi darah, daging,lemak (gajih)
  3. Bagian ketiga untuk menumbuhkan ҫarira ialah sari dari darah, daging, gajih, kemudian menjadi Kamaratih, merupakan hasil pertemuan raga (asmara) itulah kemudian tumbuh; Jika Kama (Ҫukla) lebih banyak daripada Ratih (Ҫwanita) menjadi laki-laki. Jika Ratih lebih banyak dari Kama menjadi perempuan. Kalau sama banyaknya Kama dengan Ratih menjadi Kedi (Banci).

Kama itu menjadi : 1. Tahulan (Tulang), 2. Otot, 3. Puhu-Wulu (Bulu-roma).
Ratih itu menjadi : 1. Darah, 2. Daging, 3. Gajih

Demikianlah keadaan Panca Maha Bhuta, permulaan terwujudnya ҫarira (badan). 1. Prethiwi sebagai kulit, 2. Apah sebagai darah, 3. Teja sebagai Daging, 4. Wayu sebagai tulang (Tahulan), 5. Akaҫa sebagai sumsum.

Panca Tan Matra menjadikan : 1. Ҫabda Tan Matra  menjadi Telinga,  2. Sparҫa Tan Matra menjadi kulit, 3. Rupa TanMatra menjadi Mata, 4. Rasa Tan Matra menjadi Lidah, 5. Gandha Tan Matra menjadi Hidung. Itulah disebut Panca Golaka, berkembanglah Anda Bhuwana, Sapta Patala, Sapta Bhuwana.

Sapta Bhuwana terdiri atas : 1. Bhur Loka – Weteng (perut), 2. Bhuwar Loka – Hati, 3. Swar Loka – Dada, 4. Tapa Loka -  Gulu (leher), 5. Janar Loka – Ilat (Lidah), 6. MaharLokaIrung (Hidung), 7. Satya Loka – Mata (mata).

Sapta Patala terdiri dari : 1. Patala : Silit (dubur), 2. Waitala : Pupu (paha), 3. Nitala : Tur (Lutut), 4. Mahatala : Wetis (betis), 5. Sutala : Pegelanganing Suku (pergelangan kaki), 6. Talatala : Walakanging Telamapakan (bagian belakang tapak kaki), 7. Rasatala : Lepa-lepanya isor (bagian telapak kaki).

Demikianlah Anda Bhuwana pada Ҫarira (badan) manusia, tegaklah Sapta Parwata, bergelombanglah Sapta Arnawa, tenanglah keadaan Sapta Dwipa, mengalir (menghembuslah) Daҫawayu Nadhi.


  1. Sapta Parwata terdiri dari :
  2. Wungsilan (buah pinggang) : Gunung Malyawan
  3. Palittalitan : Gunung Nisedha
  4. Limpa : Gunung Gandhamadana
  5. Patu-Paru : Gunung Malaya Mahidhara
  6. Ampru (Empedu) : Gunung Tri Ҫrengga
  7. Hati : Gunung Windhya
  8. Pusuh-Pusuh (Jantung) : Gunung Mahameru

Sapta Arnawa terdiri dari : 1. Mutra (Urine) : Tasik Tok, 2. Rah (Darah) : Tasik Kilang, 3. Aringet (Keringet) : Tasik Asin, 4. Gajih (Lemak) : Tasik Minyak, 5. Idu (Air Ludah) : Tasik Madu, 6. Sumsum (Sumsum) : Tasik Susu, 7. Utek (Otak) : Tasik Pehan.

Sapta Dwipa terdiri dari : 1. Tahulan (Tulang) : Jambhu Dwipa, 2. Otot (Otot) : Kuҫa Dwipa, 3. Daging : Ҫangka Dwipa, 4. Kulit : Ҫalmali Dwipa, 5. Wulu (Buli) : Gomedha Dwipa, 6. Kukus : Puskara Dwipa, 7. Untu (Gigi) : Kronca Dwipa.


Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive