ORANG BALI TIDAK PERLU INVESTOR
Karena mereka sendiri adalah “investor utama” dalam
pariwisata Bali. Disebut pulau Dewata karena banyak tempat ibadah, pura, pelinggih-pelinggih
terebar dimana-mana, di sawah, di pinggir hutan, di sungai, di sumber mata air,
yang semua nya ini adalah di’investasi’kan oleh orang Bali itu sendiri, dan
inilah yang menjadi daya tarik pariwisata Bali.
Kegiatan upacara yang secara turun-temurun adalah investasi
tak berharga dari para leluhur kita yang patut selalu di jaga dan dilestarikan.
Budaya, Seni dan keindahan alam adalah investasi para pendahulu yang begitu
menarik untuk dinikmati. Lalu apa lagi yang perlu diinvestasikan oleh investor
? Mereka hanya menimba keuntungan dari sumur kekayaan yang telah diinvetasikan
oleh orang Bali.
Pariwisata Bali pun mulai bergeser dari menikmati indahnya
alam pemandangan gunung, sawah, liukan sungai, kini para wisata menikmati
indahnya mall, tempat makan yang enak, tidur yang nyaman dan itu semua adalah
hasil karya manusia modern. Banyak tempat-tempat alami yang kini “dipaksa”
alami dengan artificial-artificial buatan manusia.
Tempat-tempat wisata buatan inilah yang memaksa perlu adanya
Investor asing atau yang membiayai pembuatannya. Apakah Orang Bali Perlu
Investor seperti ini ? Sampai kapan Bali akan dibangun tempat-tempat wisata
buatan ?
Tempat wisata buatan manusia memaksa tempat alami menjadi
tidak alami. Merubah tebing-tebing alam menjadi tebing buatan, merubah tepi
lautan yang alami menjadi tepi lautan yang modern. Lama-kelamaan seiring waktu
Alam Bali yang alami PASTI AKAN HABIS.
Semestinya Orang Bali tidak perlu Investor lagi, alam bali
sudah indah dan bagus berkat investornya orang Bali itu sendiri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu