Gitabali Radio 1st Balinese Internet Radio |
Diakui atau tidak, ada sekat atau pembatas batas yang samar manakala diskusi tentang peran manusia (nak) Bali dalam menunjang pelestarian budaya Bali. Banyak yang menerjemahkan orang Bali yang cinta tanah kelahiran dan budayanya mesti selalu siap “nindihin gumi”.
Klik disini untuk mendengarkan gitabali radioKesiapan ini diartikan secara sempit dimana sebagai orang Bali harus lahir, hidup, dan mati di Bali. Pendapat semacam ini---tidak dapat dipungkiri—menggores luka hati yang cukup dalam buat “nak Bali” dirantauan. Dalam konteks ini tentu orang Bali dirantauan menjadi makhluk yang sangat tidak beruntung.
Bayangkan saja, sudah berjuang menahan rasa kangen jauh dari kadang wargi, hehe ditambah cap “tidak cinta” tanah leluhur. Mereka memang tak jarang “babak belur” berjuang mengadu nasib di negeri orang, namun jangan katakan kepergian mereka meninggalkan Bali karena tidak bersyukur atas rejeki berlimpah ditanah leluhur.
Ada banyak banyak alasan kenapa orang Bali merantau, dan berikut tiga alasan utama yang dapat diketengahkan. Pertama, merantau untuk mendapatkan pekerjaan layak--kendati banyak lapangan kerja tersedia di Bali tidak semua beruntung diterima bekerja di tanah kelahiran--.
Pasrah menerima stigma kurang peduli terhadap budaya sendiri bukanlah jawaban yang dipilih bagi nak Bali dirantauan. Ketika kepekaan nurani tersentuh, tentu gagasan atau ide kreatif muncul. Lantas apa yang dapat diperbuat untuk menunjukkan bahwa nak Bali di rantauan juga punya visi membangun negeri? Berawal dari hobby mendengarkan tembang-tembang Bali dua nak Bali yanag sedang mekuli di luar negeri De Budhi dan Made Jack membidani lahirnya radio Gita Bali pada medio November 2008.
Radio Gita Bali,The 1st Balinese Internet Radio yakni sebuah radio siaran memanfaatkan jaringan internet yang khusus memutar tembang-tembang Bali atau memutar music hasil karya musisi Bali baik mereka yang tinggal di Bali maupun di luar Bali.
Memasuki tahun ke usia radio Gita Bali yang menyapa pendengarnya dengan sapaan akrab Gita Baliners mampu membangkitkan asa dan semangat buat anak bali di rantuan.
Lagu bali yang diputer life streaming 24 jam nonstop dan terkadang ditingkahi suara penyiar (Dj) semi professional (berupaya nampil maksimal sepertipenyiar radio siaran komersial kendati kegiatan ini sebatas menyalurkan hobby atau sekedar latihan jadi juru kampanye menjelang pilkada...ini tidak sekedar informasi kenapa penyiar Gita Bali tidak mengudara secara regular), telah mengobati Gbners terhadap kampung halaman. Eit jangan salah orang Bali yang tinggal di Bali juga banyak yang nongkrong di GB, bahkan penyiar radio siaran professional di Bali juga aktif tuning di GB.
Klik disini untuk mendengarkan gitabali radioKarenanya, Gita Bali kini telah menjadi sarana pemersatu nak Bali atau orang2 yang cinta akan budaya Bali karena ada beberapa WNA juga aktif mendengarkan radio Gita Bali. Karenanya pendapat yang memisahkan keberadaan nak Bali tinggal di Bali atau diluar Bali punya perbedaan nyata dalam partisipasi pelestarian budaya tidak relevan lagi. Buktinya, penyiar gita bali di beberapa kawasan penjuru dunia sehingga GB telah menebus batas Negara dan benua untuk menyatukan tali persaudaraan krama Bali.
Hai nak Bali dimana pun berada di desa, di kota, dan di rantau ngiring mesikian di Gita Bali.
Sarengin Titiang Dj De Sar, sane ngaturang ayah saking kota Wageningen (city of life science, the Netherlands) kenten taler Dj-dj sane lianan mine kadi Dj De Budi (Maryland, USA), Dj Made Jack (Denpasar Bali), DJ Deddy (Bermuda Island) Dj. Wayan Sam (Los Angeles, USA), DJ Tut Nata (Florida USA), DJ Tut Nick (Gianyar Bali), DJ Rah Tut XXX (Denpasar, Bali), Dj Deta (Denpasar Bali), Dj Putra (Denpasar Bali), Dj Cohan (Vancouver, Canada), Dj Tueka (Switzerland), Dj Tu Tia (Doha, Qatar), Dj De Margi (Ireland), Dj Eben ( Bintaro Jakarta), Dj Man Sudi (Dubai)