Senin, 24 Oktober 2011

Dharma Wacana Hindu | Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sushruta
Om Swastiastu, Sumbangan Hindu Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan judul lengkap halaman 176 buku  "Hindu Akan Ada Selamanya" karya Ngakan Made Madrasuta terbitan Media Hindu. 

1. Penemuan Angka Nol - di India, konsep NOL (ZERO) berasal dari kata Sanskrit Shunya artinya "Tidak ada apa-apa (nothing). Dalam Brahma-Phuta, Siddhanta dari Brahmagupta tertanggal abad ke 7 SM, nol ini dijelaskan dan diterjemahkan kedalam buku-buku Arab sekitar tahun 770 M. Dari sini angka nol dibawa ke Eropa pada abad ke 8 M. Teks Sanskrit dari abad ke 4 menjelaskan nol sebagai shunya atau tidak ada apa-apa. Sutra Pingala Chandala dari abad ke 2 menjelaskan angka nol. Terpisah dari itu satu inskripsi dari nol diatas piring tembaga sankheda ditemukan di Gujarat India tertanggal 585-586 M.

2. Pi - adalah sumbangan India kepada dunia - satu teks Sanskrit bernama Baudhayana Shulba Sutra dari abad ke 6 menyusun nilai Pi sebagai 3. Aryabharata dalam tahun 499 M menjelaskan nilai Pi adalah 3.1416 pada tahun 825 M seorang mathematikus Arab bernama Mohammad Ibn Musa mengatakan : Nilai ini telah diberikan oleh orang Hindu ( India ). Sekarang nilai Pi adalah 3.1428571.

3. Geometry - percaya atau tidak kata "geometry" berasal dari kata Sanskrit "gyaamiti" yang artinya mengukur bumi. Kata "Trigonometry" berasal dari kata "Trikonamiti" yang artinya mengukur bentuk-bentuk triangular (tiga sudut). Dunia sains mengajarkan bahwa Euclides menemukan geometry pada tahun 300 SM. Kenyataannya adalah "geometry" merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan India ribuan tahun sebelum Euclides.
4. Seluruh altar api Hindu adalah bentuk-bentuk kompleks dari bentuk Geometrical. Semua Mandala dan Yantra Buddhist dan Hindu bentukbentuk kompleks dari bentuk Geometrical. Tulisan-tulisan dari Rsi Surya Siddhanta dari abad ke 4 SM menjelaskan detil yang mengagumkan mengenai trigonometry, yang diperkenalkan ke Eropa oleh Briggs pada abad ke 16.

5. Pythagoras' Theorem - bertahun-tahun sebelum Pythagoras, Baudhayana dalam Baudhayana Sulba Sutra menyusun theoremnya. Dia menulis dalam bukunya; luas yang dihasilkan oleh diagonal daru satu bujur sangkar (rectangle) adalah sama dengan jumlah dari luas yang dihasilkan oleh kedua sisinya. 

6. Sistem Decimal - baca saja apa yang La Place seorang dari arsitek kalkulus katakan mengenai penemuan sistem Decimal oleh India. La Place menulis : adalah India yang memberikan kepada kita metode sederhana untuk menyatakan semua nomor dengan cara sepuluh simbol [decimal system]... satu eide yang sangat mendalam dan penting yang luput dari kejeniusan Archimedes dan Apollonius, dua manusia terbesar yang dihasilkan oelh sejarah.

7. Revolusi Bumi - Copernicus menerbitkan Teori Revolusi Buminya ( The Theory of Revolution of Earth ) pada tahun 1543. Seribu tahun sebelum dia, aryabhata pada abad ke 5 SM menyatakan bumi bergerak di sekeliling matahari... dalam risalahnya, Aryabhata menulis :

Bumi bundar. Ia berputar pada porosnya.... dia mengorbit di sekeliling matahari... ia menggantung di ruang, Gerhana bulan dan matahari disebabkan oleh saling pengaruhi antar matahari, bulan dan bumi ( Lunar and solar eclipses are due to interplay of sun, moon & earth )

8. Hukum Gravitasi - pada tahun 1687, Sir Isaac Newton menemukan KEMBALI Hukum Gravitasi. Bertahun-tahun sebelum dia seorang Astronom India Kuno, Bhaskaracharya menulis dalam bukunya, Surya Siddanta bahwa benda-benda jatuh ke bumi karena satu kekuatan daya tarik bumi. Oleh karenanya, bumi, planet-planet, rangkaian bintang-bintang (constellations), bulan dan matahari dijaga dalam orbitnya karena gaya tari itu.

9. Waktu dan Kalender, dewasa ini kita menggunakan Kalender Julius Caesar yang oleh Paus Gregory dikonversi menjadi Tahun Tuhan ( The Year Of The Lord ). Sementara sekitar 1500 tahun sebelumnya di India, Bhaskaracharya menghitung waktu yang digunakan oleh bumi untuk mengorbit di sekeliling matahari kepada sembilan tempat-tempat decimal ( to 9 decimalplace ). Tahun Bhaskaracharya - 365.25875684 hari dari tahun Kalender Modern - 365.2596 hari. Beda antara kelua kalender ini 0.00085 hari.

10. Pengukuran Waktu ( Time Measurements) - India memberikan ukuran terkecil dari waktu sebagai krati - se per 34,000 detik. India memberikan ukuran waktu terbesar sebagai - 4.32 milyar tahun.

11. Bedah ( Surgery & Plastik Surgery ) - di India Shushruta [600SM] dikenal sebagai Bapak Bedah ( Father of Surgery). Dikatakan bahwa ia menggunakan kulit pipi untuk melakukan bedah plastik untuk mengembalikan bentuk hidung, telinga dan bibir dengan hasil sulit dipercaya. Dia menggunakan 125 macam alat bedah, yang meliputi, pisau bedah (Scalpels), Lancets, Jarum, Catheters, dan Rectal Speculum. Dia telah melakukan 300 jenis operasi seperti mencabut badan yang padat (extracting solid bodies), penyelidikan (probing), pemotongan (excision), torehan, irisan (incision), tusukan (puncturing), memindahkan cairan (evacuatingliuids), jahit bedah (suturing). Orang India kuno juga yang pertama melakukan amputasi, bedah caesar dan bedah carnivak. Detil tentang kelahiran anak-anak Gandhari dari epik Mahabharata memberi tanda orang India kuno tahu mengenai bayi tabung.
12. Universitas Pertama di Dunia - Universitas dunia yang pertama disebut Taxila atau Universitas Takshashila, terletak di wilayah Baratdaya India. Usia minimum untuk masuk adalah 16 tahun dan suatu kali Universitas ini mempunyai 10,500 mahasiswa. Silabusnya mempunyai 68 subjek yang berbeda. Mahasiswanya bahkan datang dari Babylon, Yunani, Syria dan china untuk kuliah di universitas ini.

Kamis, 06 Oktober 2011

POLENG POLENG BALI

POLENG BALI
Poleng, or chessboard pattern of alternating black and white squares is surely the most distinguished motif of Balinese cloth. One can hardly miss the presence of a poleng cloth around him due to the striking contrast of colors used in the motif. But poleng is not made for attracting attention of the onlookers, it express Balinese point of view towards life.

Since Poleng is the national color of Bali, it can be found virtually everywhere in the island. Poleng clothes are usually wound round big tree trunks, big rocks, statues and shrines. Banners, flags, and umbrellas that are used in a procession of the ceremony sometimes made of poleng clothes. Poleng clothes are also used by the Balinese traditional security forces (pecalang),
poleng cloth is considered to be an obligatory part of pecalang outfits. There is also a warrior dance (baris) which is called Baris Poleng. As its name suggests, the dancers’ apparels consist predominantly of poleng clothes.



Poleng cloth is always associated in a way or another to the realm of netherworld. Shrine that is decorated with poleng cloth is usually the shrine dedicated to the spirit of the place where the shrine located, not for gods. Rangda, the personification of negative force of the universe, queen of evil, wears a poleng shawl and when Rangda mask is kept in the box, it is wrapped with poleng cloth. 

The giant paper doll, ogoh-ogoh, which depicts the evil spirit, is usually dressed with poleng cloth. Stone temple guardians which stand to the left and right of the entrance door of the temples are also wrapped with poleng clothes.

But, what is the significance of poleng cloth? The chessboard pattern of alternating black and white squares of poleng signifies Balinese concept of rwa bhineda, a Balinese view of mutual dualism that make up the whole world. In other word, it is about two opposite thing that depend on each other to exist, such as day and night, low and high, dry and rainy season, bitter and sweet, black and white, etc. Balinese believe that the balance of this mutual dualism will brings prosperity and peacefulness to the mankind. This concept of balance is expressed perfectly by the poleng cloth – the number of white square is always equal with the black one.

Original Post : Bali With Poleng Color