Buku Karma Keadilan Tertinggi |
ISOPANISAD menyatakan,
"Orang bijak telah menjelaskan bahwa satu jenis hasil diperoleh dari kultur pengetahuan dan bahwa hasil yang berbeda diperoleh dari kultur kebodohan."
Kultur pengetahuan yang sejati adalah kemajuan pengetahuan spiritual. Dan kemajuan pengetahuan dalam hal kenyamanan badan atau untuk melindungi badan adalah kultur kebodohan, sebab bagaimanapun Anda mungkin berusaha untuk melindungi badan ini, ia akan menuruti proses alaminya.
Apakah itu ? Kelahiran dan Kematian yang berulang-ulang, dan saat badan masih terwujud terdapat penyakit dan usia tua. Orang sangat sibuk mengembangkan pengetahuan mengenai badan ini, walau mereka melihat bahwa setiap saat badan ini sedang merosot. Kematian badan ini telah ditentukan saat ia lahir. Itu adalah FAKTA. Jadi Anda tidak dapat menghentikan proses alamiah badan ini - yaitu kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian.
"Orang bijak telah menjelaskan bahwa satu jenis hasil diperoleh dari kultur pengetahuan dan bahwa hasil yang berbeda diperoleh dari kultur kebodohan."
Kultur pengetahuan yang sejati adalah kemajuan pengetahuan spiritual. Dan kemajuan pengetahuan dalam hal kenyamanan badan atau untuk melindungi badan adalah kultur kebodohan, sebab bagaimanapun Anda mungkin berusaha untuk melindungi badan ini, ia akan menuruti proses alaminya.
Apakah itu ? Kelahiran dan Kematian yang berulang-ulang, dan saat badan masih terwujud terdapat penyakit dan usia tua. Orang sangat sibuk mengembangkan pengetahuan mengenai badan ini, walau mereka melihat bahwa setiap saat badan ini sedang merosot. Kematian badan ini telah ditentukan saat ia lahir. Itu adalah FAKTA. Jadi Anda tidak dapat menghentikan proses alamiah badan ini - yaitu kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian.
Srimad-Bhagavatam (10.84.13) menyatakan bahwa badan ini tidak lain adalah sebuah kantung yang berisi tiga unsur utama - Lendir, Empedu dan Udara - dan seseorang yang mengganggap capuran dari Lendir, Empedu dan Udara ini sebagai dirinya adalah seekor keledai.
Bahkan para filsuf dan ilmuwan hebat pun menganggap diri mereka sebagai campuran antara lendir, empedu dan udara ini. Inilah kesalahan mereka. Sebenarnya, para filsuf dan ilmuwan adalah roh-roh, dan sesuai karma mereka, mereka memperlihatkan bakat tertentu mereka. Mereka tidak mengerti hukum karma.
Bahkan para filsuf dan ilmuwan hebat pun menganggap diri mereka sebagai campuran antara lendir, empedu dan udara ini. Inilah kesalahan mereka. Sebenarnya, para filsuf dan ilmuwan adalah roh-roh, dan sesuai karma mereka, mereka memperlihatkan bakat tertentu mereka. Mereka tidak mengerti hukum karma.
Mengapa kita menemukan ada begitu banyak pribadi yang berbeda ? Jika manusia hanya merupakan sebuah campuran dari lendir, empedu dan udara, mengapa mereka tidak identik ( sama persis) ? Satu orang lahir sebagai seorang jutawan; yang lain bahkan tidak mampu untuk makan dua kali sehari, meskipun telah berusaha keras.
Mengapa terjadi perbedaan seperti ini ? Karena HUKUM KARMA, aksi dan reaksi. Seseorang yang mengerti misteri ini maka dia berada dalam pengetahuan.
Mengapa terjadi perbedaan seperti ini ? Karena HUKUM KARMA, aksi dan reaksi. Seseorang yang mengerti misteri ini maka dia berada dalam pengetahuan.
Kehidupan manusia dimaksudkan untuk mengerti misteri kehidupan.
"Oh, saya hanya akan menyimpan uang satu juta dolar ini untuk tabungan saya,"
Anda adalah seorang krpana. Anda tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan uang Anda. Di pihak lain, orang yang menggunakan uang satu juta dolarnya untuk menghasilkan jutaan dolar lainnya adalah orang cerdas. Begitu juga, badan manusia ini sangatlah berharga. Orang yang menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan spiritual adalah seorang brahmana, orang bijak, dan orang yang mengembangkan pengetahuan materialistik adalah seorang krpana, orang kikir. Itulah perbedaan antara brahmana dan krpana.
Orang yang menggunakan badan ini dengan cara seperti yang dilakukan oleh anjing dan kucing -- untuk kepuasan indera -- adalah orang kikir. Dia tidak mengetahui bagaimana menggunakan "uang jutaan dolar" miliknya. Karena itu, adalah kewajiban bagi ayah, ibu, negara dan guru untuk menyediakan pendidikan spiritual bagi anak-anak tanggungan mereka sejak awal kehidupannya.
Memang, Srimad-Bhagavatam menyebutkan bahwa seseorang hendaknya tidak menjadi ayah, ibu, guru atau pemimpin pemerintahan jika dia tidak mampu untuk mengangkat anak-anak tanggungannya menjadi tataran pengetahuan spiritual, yang dapat menyelamatkan mereka dari kelahiran dan kematian yang dialami berulangkali.
Memang, Srimad-Bhagavatam menyebutkan bahwa seseorang hendaknya tidak menjadi ayah, ibu, guru atau pemimpin pemerintahan jika dia tidak mampu untuk mengangkat anak-anak tanggungannya menjadi tataran pengetahuan spiritual, yang dapat menyelamatkan mereka dari kelahiran dan kematian yang dialami berulangkali.
Sumber Buku KARMA Keadilan Tertinggi karya Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, diposting oleh Rare Angon Nak Bali Belog