Ogoh Ogoh Serang Banten |
Untuk pertama kalinya Ogoh-ogoh Serang Banten. Sebagai Pecalang banjar Ciledug, Rare Angon Nak Bali Belog memberikan gambaran pelaksanaan Perayaan Hari Raya Nyepi di Propinsi Banten yang berpusat di Serang, tepatnya di Pura Eka Wira Anantha Serang komplek Kopassus Group I Serang. Hari Raya Nyepi sebagai pergantian tahun baru umat Hindu yang jatuh pada Tilem Sasih ke-9, pergantian tahun Caka 1933 ke tahun caka 1934 ini berlangsung Aman, Damai dan sesuai dengan Etika, Susila dan Upakara.
Perayaan Hari Raya Nyepi sudah dipersiapkan umat Hindu Serang Banten dengan baik. Umat Hindu Serang Banten terdiri atas Umat Hindu banjar suka duka Tangerang Selatan (BSD), banjar Tangerang, banjar Rempoa, banjar Ciledug, dan banjar Serang.
Secara bersatu menyambut Nyepi seperti persiapan pembersihan pantai Salira Serang Banten pada hari minggu tanggal 18 Maret 2012 yang bersamaan pula dilakukan bakti sosial berupa sumbangan Sembako kepada masyarakat sekitar pantai Salira Serang Banten. Merayakan Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu di Propinsi Banten yang memiliki berbagai macam etnis, suku dan agama ini
bertujuan memperluas jaringan persaudaraan hakiki antara umat manusia dengan jalan menumbuhkan kepribadian utuh dalam diri manusia, solidaritas tulus antara sesama, rasa tanggung jawab tinggi kepada masyarakat serta toleransi hangat kepada pihak lain.
Kegiatan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1934 ini selanjutnya adalah Upacara Melasti, bertempat di Pantai Salira Serang Banten pada hari Rabu 21 Maret 2012. Melasti atau Mekiis ataupun Melis dilakukan dua hari sebelum Hari Raya Nyepi. Bentuk upacaranya adalah melakukan bersih-bersih dan penyucian segala sarana dan peralatan yang dipergunakan dalam persembahyangan dan meditasi.
Upacara ini disebut upacara pembersih dan dilakukan beramai-ramai mengarak sarana dan peralatan tersebut ke laut untuk dibersihkan. Bagi umat Hindu, laut adalah lambang pembersih segala kotoran di mana Hyang Widhi dalam wujud Varuna ( Baruna ) siap membersihkan dan menyucikan dengan air suci tirtha. Pelaksanaan Melasti di Pantai Salira Serang Banten berlangsung sangat meriah.
Setelah Melasti umat Hindu di Pura Eka Wira Anantha Serang Banten, mempersiapkan upacara Caru Tawur Kesanga atau Tawur Agung. Caru Tawur Agung menggunakan hewan Anjing, Ayam, Bebek dan Babi.
Kegiatan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1934 berikutnya adalah Tawur Agung Ke Sanga, dilaksanakan di lapangan parkir Pura Eka Wira Anantha Serang Banten. Disinilah pawai Ogoh-goh Serang Banten dilaksanakan. Upacara Tawur Agung ini bertujuan untuk memerisudha bhumi, menjadikan alam semesta bersih, serasi, selaras dan seimbang, bebas dari kebatilan, malapetaka, kekacauan sehingga umat Serang Banten dan umat manusia umumnya menjadi sejahtera, terbebas dari penindasan, kebodoham dan kemiskinan.
Upcara Tawur Agung di Serang Banten, dimulai sekitar pukul 11 siang, panas yang terik tidak mengurangi semangat dan khidmatnya pelaksanaan Upacara Tawur, setelah persembahyangan bersama pukul 12 siang, dilaksanakan upacara pengrupukan caru tawur oleh Ogoh-ogoh banjar sukaduka Rempoa.
Pengrupukan Caru merupakan puncak acara dari Upacara Tawur ke Sanga. Tawur Agung adalah korban suci yang khusus diperuntukkan bagi bhutakala, yaitu mahluk yang lebih rendah derajatnya dari manusia, yaitu setan, jin, kuntilanak, dedemit,memedi, gandarwa, gendruwo, leak, kuman, bakteri, virus dan sebagainya yang menimbulkan wabah penyakit, malapetaka, kematian, kesusahan dan sebangsanya, agar bhutakala tidak mengganggu keharmonisan hidup dan kelestarian alam agar semua mahluk hidup berdampingan secara selaras, seimbang dan serasi.
Ogoh-ogoh Serang Banten yang terdiri dari Ogoh-ogoh dari kelima banjar se Banten melakukan pawai di sekitar Komplek Kopasus.
Antusias warga Serang Banten untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang baru pertama kali diadakan, menyusuri jalan di sekitar komplek Kopassus ini di terik matahari panas tidak mengurangi semangat perserta ogoh-ogoh, foto-foto pawai ogoh-ogoh Serang Banten.
Perayaan Hari Raya Nyepi sudah dipersiapkan umat Hindu Serang Banten dengan baik. Umat Hindu Serang Banten terdiri atas Umat Hindu banjar suka duka Tangerang Selatan (BSD), banjar Tangerang, banjar Rempoa, banjar Ciledug, dan banjar Serang.
Secara bersatu menyambut Nyepi seperti persiapan pembersihan pantai Salira Serang Banten pada hari minggu tanggal 18 Maret 2012 yang bersamaan pula dilakukan bakti sosial berupa sumbangan Sembako kepada masyarakat sekitar pantai Salira Serang Banten. Merayakan Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu di Propinsi Banten yang memiliki berbagai macam etnis, suku dan agama ini
bertujuan memperluas jaringan persaudaraan hakiki antara umat manusia dengan jalan menumbuhkan kepribadian utuh dalam diri manusia, solidaritas tulus antara sesama, rasa tanggung jawab tinggi kepada masyarakat serta toleransi hangat kepada pihak lain.
Kegiatan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1934 ini selanjutnya adalah Upacara Melasti, bertempat di Pantai Salira Serang Banten pada hari Rabu 21 Maret 2012. Melasti atau Mekiis ataupun Melis dilakukan dua hari sebelum Hari Raya Nyepi. Bentuk upacaranya adalah melakukan bersih-bersih dan penyucian segala sarana dan peralatan yang dipergunakan dalam persembahyangan dan meditasi.
Upacara ini disebut upacara pembersih dan dilakukan beramai-ramai mengarak sarana dan peralatan tersebut ke laut untuk dibersihkan. Bagi umat Hindu, laut adalah lambang pembersih segala kotoran di mana Hyang Widhi dalam wujud Varuna ( Baruna ) siap membersihkan dan menyucikan dengan air suci tirtha. Pelaksanaan Melasti di Pantai Salira Serang Banten berlangsung sangat meriah.
Setelah Melasti umat Hindu di Pura Eka Wira Anantha Serang Banten, mempersiapkan upacara Caru Tawur Kesanga atau Tawur Agung. Caru Tawur Agung menggunakan hewan Anjing, Ayam, Bebek dan Babi.
Kegiatan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1934 berikutnya adalah Tawur Agung Ke Sanga, dilaksanakan di lapangan parkir Pura Eka Wira Anantha Serang Banten. Disinilah pawai Ogoh-goh Serang Banten dilaksanakan. Upacara Tawur Agung ini bertujuan untuk memerisudha bhumi, menjadikan alam semesta bersih, serasi, selaras dan seimbang, bebas dari kebatilan, malapetaka, kekacauan sehingga umat Serang Banten dan umat manusia umumnya menjadi sejahtera, terbebas dari penindasan, kebodoham dan kemiskinan.
Upcara Tawur Agung di Serang Banten, dimulai sekitar pukul 11 siang, panas yang terik tidak mengurangi semangat dan khidmatnya pelaksanaan Upacara Tawur, setelah persembahyangan bersama pukul 12 siang, dilaksanakan upacara pengrupukan caru tawur oleh Ogoh-ogoh banjar sukaduka Rempoa.
Pengrupukan Caru merupakan puncak acara dari Upacara Tawur ke Sanga. Tawur Agung adalah korban suci yang khusus diperuntukkan bagi bhutakala, yaitu mahluk yang lebih rendah derajatnya dari manusia, yaitu setan, jin, kuntilanak, dedemit,memedi, gandarwa, gendruwo, leak, kuman, bakteri, virus dan sebagainya yang menimbulkan wabah penyakit, malapetaka, kematian, kesusahan dan sebangsanya, agar bhutakala tidak mengganggu keharmonisan hidup dan kelestarian alam agar semua mahluk hidup berdampingan secara selaras, seimbang dan serasi.
Ogoh-ogoh Serang Banten yang terdiri dari Ogoh-ogoh dari kelima banjar se Banten melakukan pawai di sekitar Komplek Kopasus.
Antusias warga Serang Banten untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang baru pertama kali diadakan, menyusuri jalan di sekitar komplek Kopassus ini di terik matahari panas tidak mengurangi semangat perserta ogoh-ogoh, foto-foto pawai ogoh-ogoh Serang Banten.
Rare Angon Nakbali Belog sebagai warga banjar Ciledug mengikuti kegiatan ini seperti di atas, tentunya ada gambaran lain yang bisa membuat lebih lengkapnya kegiatan perayaan Hari Raya Nyepi di Serang Banten ini, karena saat pelaksanaan Rare Angon Nak Bali Belog yang saat itu sebagai Pecalang atau Polisi Adat Ciledug mengamati banyak media masa lain seperti Radar Banten, BaliTV, dan media-media lain.
Rare Angon Nak Bali Belog mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi tahun caka 1934, mari kita laksanakan Catur Brata Penyepian dengan baik, tingkatkan Toleransi antar umat, bangkitkan kembali semangat Hindu di Nusantara dan kerukunan umat di Indonesia.