Buah Kelapa Bali |
Pohon kelapa atau Nyuh (bahasa Bali) sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Bali sejak dahulu kala baik untuk keperluan rumah tangga maupun upacara keagamaan (Dewa Yadnya), yaitu berupa ; Janur (daun muda kelapa), Selepan (daun tua kelapa), Danyuh (daun kering kelapa), Seseh (batang kelapa), Bungkak (buah kelapa muda), Nyuh (kelapa tua), Bungsil (buah kelapa masih kecil), Papah (cabang kelapa tempat daun), dan lain sebagainya.
Di Balipun dikenal beberapa jenis Nyuh atau kelapa yang berkaitan dengan upacara keagamaan. Kelapa atau Nyuh memiliki peran yang sangat penting dalam upacara Dewa Yadnya di Bali, sehingga penting untuk dilestarikan keberadaannya, salah satunya dengan Bonsai Kelapa. Sehingga selain jelas sangat unik Bonsai Kelapa dengan nama atau jenis tertentu akan memiliki nilai jual yang tinggi (bagi pebisnis), sedangkan bagi penggemar kelapa unik memiliki kenikmatan tersendiri. Patut dibonsai jenis kelapa khas Bali dibawah ini.
Kenapa Buah Kelapa Penting di Bali ?
Salah satu bagian dari upacara Yadnya, kita senantiasa menggunakan buah kelapa, yaitu pada banten Daksina. Daksina adalah salah satu bentuk persembahan yang ada di Bali, yang merupakan perlambang (Nyasa) dan persembahan penting agar Yadnya tersebut berhasil dengan baik.
Dalam kitab Yaksa Prasna, Maharaja Yudhistira pernah dtanya mengenai keberadaan Daksina ini sebagai berikut : "Sraaddham mrtam kathaam vaa, Syaat katham yajno mrto bhavati " : Kenapa upacara Sraddha dinyatakan mati ? Dan wahai Dharmaraja, mengapa Yadnya itu dikatakan mati ? Menjawab pertanyaan itu, maka Maharaja Yudhistira menjelaskan " Mrtamasrotriyam sraddhaam, Mrto yajnastvadaksinah" : Upacara Sraddha yang tanpa melibatkan orang terpelajar dan ahli Veda, maka akan disebut mati. Sedangkan Yadnya tanpa Daksina adalah mati.
Dengan demikian begitu pentingnya buah kelapa bagi orang Bali, bagi umat Hindu. Buah Kelapa yang ada didalam Daksina adalah sebuah citra tentang dunia dan dimana Yadnya dilakukan maka disanalah pusat dunia.
Mengapa buah Kelapa Didalam Daksina ?
Bermula dari Paduka Bhatara Brahma yang sejatinya memiliki lima buah kepala, kemudian bermain tebak-tebakan dengan putra Sang Hyang Siwa yakni Bhatara Ganesha. Tebakan kala itu adalah menjawab berapakah kepala Paduka Bhatara Brahma ? Secara tampilan maka Sang Hyang Ganesha menjawab bahwa kepala Sang Hyang Brahma adalah empat buah. Sejatinya, kepala dari Sang Hyang Brahma ada lima buah, namun tidak nampak satu, karena tersembunyi dalam bathin. Untuk menghindari kekalahan Sang Hyang Ganesha, maka Paduka Bhatara Siwa memotong satu kepala Sang Hyang Brahma dan jatuh di sbuah danau yang kemudian bernama Brahmasarovara. Dari sanalah tumbuh pohon yang kemudian hari dikenal dengan nama pohon kelapa. Oleh sebab itulah, mengapa Daksina inipun juga berarti tapakan linggih Ida Bhatara, ketika sedang menghaturkan pujawali.
Jenis-jenis Nyuh atau Kelapa unik menurut orang Bali yang patut dibudidayakan baik dengan Bonsai Kelapa ataupun perkebunan kelapa, yaitu :
- Kelapa / Nyuh Ancak
- Kelapa / Nyuh Anggalan
- Kelapa / Nyuh Bebed
- Kelapa / Nyuh Beruk (Nyuh Gede)
- Kelapa / Nyuh Bingin
- Kelapa / Nyuh Bejulit
- Kelapa / Nyuh Bojog
- Kelapa / Nyuh Bulan
- Kelapa / Nyuh Cenik
- Kelapa / Nyuh Empas
- Kelapa / Nyuh Gedang
- Kelapa / Nyuh Gading
- Kelapa / Nyuh Kapas
- Kelapa / Nyuh Kebat
- Kelapa / Nyuh Macan (Pelet, Rengreng)
- Kelapa / Nyuh Mulung
- Kelapa / Nyuh Naga
- Kelapa / Nyuh Rangda
- Kelapa / Nyuh Sangket
- Kelapa / Nyuh Sudamala
- Kelapa / Nyuh Surya
- Kelapa / Nyuh Udang