Bagaimana Dana Punia dapat Meningkatkan Penghasilan ?
Om
Swastiastu;
Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ;
semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru
Pinandita
Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati
Yang
saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar
Yang
saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug
Yang
saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug
Dan
Umat Sedharma yang berbahagia.
Pada
hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Bagaimana Dana Punia dapat
Meningkatkan Penghasilan ?.
Pertama-tama
saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
Sesuhunan Yang Melinggih di Pura
Dharma Sidhi karena atas waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir
dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Saya
mengutip sebuah sloka yang terkait dengan dana punia. Dalam Atharwa Weda
VIII.15.6 disebutkan bahwa:
Berdermalah
untuk tujuan kebaikan bersama, maka Hyang Widhi akan memberikan penghasilan
yang berlimpah kepada kita
Sloka
ini mengajak kita untuk berderma alias berdana punia untuk tujuan kebaikan
bersama. Dengan berdana punia maka dari dalam diri kita terpancar energi
keberlimpahan. Ketika kita memancarkan energi keberlimpahan maka kita menarik
keberlimpahan ke dalam hidup kita.
Sebaliknya,
ketika kita memancarkan energi negatif (perasaan kekurangan), maka kita akan menarik
berbagai kekurangan terjadi dalam hidup kita.
Sloka
tersebut di atas ternyata sudah banyak dipraktekkan oleh umat selain Hindu dan
terbukti nyata. Contohnya seorang Warren Buffet yang pernah mendonasikan
sekitar 90% kekayaannya kepada yayasan sosial milik Bill Gates. Akibat donasi
yang lumayan besar ini bukannya membuat Warren Buffet bangkrut, tetapi malahan
dalam beberapa waktu kemudian kekayaan Warren Buffet malah makin bertambah dari
jumlah semula.
Umat
Sedharma yang berbahagia;
Perusahaan-perusahaan
besar juga menerapkan sloka ini dengan membentuk divisi CSR sebagai bagian yang
bertugas berbagi kepada masyarakat. Pemberian (dana punia) kepada masyarakat
ini diyakini bisa mendongkrak omzet perusahaan karena dengan memberi justru
dapat menarik lebih banyak keberlimpahan.
Bagaimana Merubah Rasa Ragu-Ragu Menjadi Keikhlasan
Saat Berdana Punia ?
Umat
Sedharma yang berbahagia;
Walau sudah banyak kita baca Sloka Bhagawad Gita,
Sarasamuccaya dll tentang Dana punia dan keikhlasan, namun kita masih punya
rasa ragu dalam melaksanakannya. Ragu akan penggunaan dana yang kita puniakan, Apakah dana kita akan dipakai yang benar ?,
jangan-jangan disalahgunakan. Mungkin ada berbagai pertanyaan yang membuat rasa
ragu-ragu dalam berdana punia.
Untuk menghilangkan rasa ragu, marilah kita sadari
bahwa Dana merupakan latihan dasar dalam spiritual. Jika di dalam diri kita
tidak pernah tumbuh sebuah niat untuk melakukan sedekah/dana, jenis spiritual
apapun yang dijalankan tidak akan pernah sempurna. Dana tidak ubahnya seperti
akar pada sebuah pohon.
Tanpa akar, pohon tidak akan pernah berkembang.
Tanpa memiliki niat melakukan dana, pohon spiritual yang kita bangun tidak akan
pernah berkembang.
Bagaimana Tingkatan Dana Punia Itu ?
Umat
Sedharma yang berbahagia;
Kita coba mengupas dari segi yang lain, dalam Kitab
Sang Hyang Kamahayanikam 51, disebutkan ‘Dana
tri widha laksanam, tiga prakaraning laksananing dana , lwirnya : dana,
atidana, mahatidana ‘ ini merupakan tingkatan keikhlasan dalam berdana
punia.
1.
Dana memiliki tingkatan yang sederhana (baik),
dimana kita memberikan materi yang kita miliki, pemberian yang tidak pernah
menuntut balas. Beri dan kemudian lupakan. Dana ini bersifat materi yang kita
miliki, seperti makanan, uang, pakaian dll
2.
Atidana kwalitas dana yang lebih baik, selain kita
memberi materi tanpa menuntut balas, namun juga karena materi yang kita berikan
adalah yang paling kita cintai. Memberikan sesuatu yang kita cintai jauh lebih
sulit, melepaskan keterikatan terhadap sesuatu yang kita cintai jauh lebih
sulit, sehingga halangan di dalam praktek spiritual pun jauh lebih besar.
3.
Mahatidana, ini adalah dana tertinggi yang bisa
dilaksanakan. Seseorang yang mampu menyumbangkan sesuatu yang ada di dalam
dirinya sendiri adalah mahatidana. Mereka yang telah mampu mencapai tahap ini,
tidak pernah terikat lagi terhadap materi, siap menderita untuk kepentingan
orang lain, seperti para pahlawan, para pendeta yang tulus, para guru yang
tidak pamrih termasuk dalam katagori dana ini.
Umat Sedharma yang
berbahagia;
Harapan
saya dari apa yang telah saya sampaikan dapat bermanfaat
bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana
ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang
tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih Om...