Senin, 26 Mei 2025

NASKLENG Siapa Bilang Jam 5 Pagi !! | Sebuah Cerita Lucu

Sudah lama ga cerita2 lucu masa lalu. Nah ini ada lagi yang lucu waktu kecil, kelas 5 SD. Kita sering belajar kelompok, tempatnya di ruang belajar, SD Inpress. Jadi dulu kita belajar kelompok senja (sandikala) kembali bertemu di sekolah. Jaman itu blum ada hp, tapi yakin aja kalo temen2 pasti datang sesuai janji. Betul juga, kita selalu datang tepat waktu, tiba di sekolah senja hari. Selain membawa buku pelajaran juga membawa lampu minyak tanah, damar sentir.



Kalo diliat kegiatan belajarnya sih ga seberapa, tapi main nya yang lebih banyak J . Kadang bawa cemilan. Lebih banyak ‘nyatua’ atau ngobrolnya. Namanya juga anak2. Selain belajar, kita juga tidur nya di kelas itu, pulang biasanya pagi2 jam 4 tan, sampe rumah mandi dan berangkat lagi ke sekolah untuk belajar biasa. Sepulang sekolah janji lagi, tuk belajar kelompok pada senja hari di sekolah. Okey !!

Mana cerita lucunya ? Nah ini kelucuannya. Suatu hari kita belajar malam di sekolah seperti biasa. Feeling akan waktu memang sudah melekat pada jiwa kita, tahu jam tanpa jam tangan. Bermodalkan lonceng dari Denzipur yang selalu dipukul sebagai penanda jam, ini terdengar sangat jelas walau berjarak sekitar 1.5 km dari sekolah.

Lucunya begini, entah siapa yang salah, seorang teman bilang ‘ sudah jam 5 yuk kita pulang ‘! . mulailah kita bergegas untuk pulang. Keluarlah kita dari kelas, berjalan di jalan yang sepi, sunyi tak seperti biasanya yang kadang ada orang berolah raga, atau pedagang2 pasar membawa obor yang kita jumpai.

Sampai jauh belum juga ada tanda-tanda bahwa itu jam 5, nah … keluarlah seorang bapak-bapak dari salah satu rumah, dan berkata “anak-anak mau kemana ? “ . Lari pagi dan sekalian pulang pak ! . Bapak itu heran dan berkata “ ini masih jam 1 pagi …!! Sana pulang !!”

Ha hahaha ahaha .. Jadilah kita kabur berlarian kembali ke sekolah, dan pada marah2an sama temen J. Sapa yang bilang jam 5 !!! naskleng …

Maaf ga ada foto waktu SD

Rabu, 21 Mei 2025

TABUH SENDRATARI RAMAYANA

TABUH SENDRATARI RAMAYANA

Sahabat Baliku Gamelan Channel : Pecinta dan Dokumentator kegiatan seni musik tradisional bali yang terkenal dengan nama gamelan. Kelompok pemain Gamelan Bali disebut Sekeha Gong. Permainan gong Bali disebut Tabuh atau Tetabuhan.

Sebagai Pecinta Seni Gamelan saya juga memainkan Jublag atau Calung dan tergabung dalam Sekaha Gong Gargita Swara banjar Ciledug Tangerang Banten.

Sebagai Dokumentator Seni Gambelan, Saya mendokumentasikan kegiatan Upacara Panca Yadnya Hindu Banten dan Pura Dharma Sidhi Tangerang.

Sahabat Gamelan Bali Channel juga menampilkan kegiatan belajar tabuh, belajar gamelan bali, belajar pukulan jublag, Tabuh Kreasi Baru Terbaik, Tabuh Lawas Terbaik, Tabuh Angklung Kremasi, Tabuh Tari Bali, Seni Budaya Bali, Seni Budaya Banten, Seni Budaya Jawa, Gong Bali Lawas.

Jumat, 02 Mei 2025

Hindu Mengembangkan Hati Belas Kasih

Hindu Mengembangkan Hati Belas Kasih

Om Swastiastu;

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ; semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Pinandita Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati

Yang saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar

Yang saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug

Yang saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug

Dan Umat Sedharma yang berbahagia.

 


Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Hindu Mengembangkan Hati Belas Kasih

 

Pertama-tama saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Sesuhunan Yang Melinggih di Pura Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Manusia itu “dewa ya bhuta ya”, apapun bentuk-bentuk pikiran-perasaan yang muncul itu adalah manusiawi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita sendiri. Guna dapat menemukan kesadaran diri perlu kita mengembangkan hati penuh belas kasih dan melakukan kebaikan.

Di dalam berbagai buku-buku suci Hindu, dipaparkan secara sangat jelas mengenai pentingnya mengembangkan hati penuh belas kasih dan banyak-banyak melakukan kebaikan.

Bentuk-bentuk belas kasih dan kebaikan yang bisa kita lakukan sangatlah banyak dan beragam. Bisa berupa pemberian material berupa uang, barang, pakaian, makanan, dsb-nya.

Atau dengan hanya tersenyum ramah kepada orang lain itu juga merupakan suatu bentuk kebaikan.

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Praktek agama, praktek spiritual, atau praktek religius manapun akan dangkal dan tidak pernah bisa dalam kalau tanpa dilandasi hati yang penuh belas kasih dan kebaikan kepada semua mahluk.

Dalam Atharva Veda XI.8.2 disebutkan :

Tapas caiva-astam karma ca

Antar mahati-arna ve

Artinya :

Keteguhan Tapa [pengendalian diri] dan ketekunan melaksanakan karma baik adalah satu-satunya sumber keselamatan di dunia yang mengerikan ini.

Atharva Veda menjelaskan bahwa dalam keberadaan kita sebagai mahluk, sumbe keselamatan kita sangat terbatas dan itupun sepenuhnya tergantung kepada diri kita sendiri.

Sangat penting dalam hidup ini untuk terus-menerus secara tekun banyak-banyak melakukan kebaikan, karena dampaknya yang sangat terang dan mulia.

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dalam kisah tentang pesamuhan agung para mahluk, Brhadaranyaka Upanishad menyebutkan bahwa ada tiga landasan spiritual yang terpenting bagi para dewa, manusia dan ashura, yaitu :

·         DAYADHVAM : hati yang penuh belas kasih

·         DATTA : tekun dan banyak melakukan kebaikan] dan,

·         DAMYATA : menjaga jarak dengan seluruh kecenderungan yang muncul dari badan, pikiran dan perasaan, atau dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti yaitu melakukan pengendalian diri.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dalam Rig Veda I.33.6 disebutkan

Rtasya nah patha naya

Ati visvani durita

Artinya :

Semoga Engkau menuntun kami ke jalan hidup yang penuh perbuatan kebaikan-kebaikan, sehingga dengan demikian kami bisa meniadakan semua kekalutan pikiran.

Dalam sloka Rig Veda ini dijelaskan tentang pentingnya mengembangkan hati belas kasih dan perilaku penuh kebaikan. Karena itu secara pasti akan dapat meniadakan berbagai bentuk kegelapan pikiran.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dalam Yoga Sutra 1.33 disebutkan :

Maitri karuna muditopeksanam

Sukha duhkha punyapunya visayanam

Bhavanatas citta prasadanam

Artinya :

Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran dapat dimurnikan dengan keramahan dan kehangatan kepada orang yang sedang bahagia, dengan belas kasih dan kebaikan kepada orang yang sedang sengsara, dengan mendukung dan membantu orang yang baik hati, serta dengan tidak menghakimi dan menilai [bersikap netral]  kepada orang yang kita rasa jahat atau salah.

Dalam Yoga Sutra dipaparkan secara jelas tentang pentingnya mengembangkan hati yang penuh belas kasih dan perilaku penuh kebaikan. Karena hal itu akan memurnikan samskara [kesankesan pikiran], yang memberikan kita kedamaian pikiran dan jalan yang terang.

 

Belas kasih dan kebaikan tidak hanya berguna bagi mahluk lain, tapi terutama sekali sangat berguna untuk diri kita sendiri.

Apapun yang kita ucapkan dan lakukan sesungguhnya tidak saja menghasilkan karma, tapi sekaligus juga secara pasti akan memantul balik ke dalam kondisi pikiran kita sendiri.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Harapan saya dari apa yang telah  saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om...