Sabtu, 23 Juni 2012

Obat Bali Herbal

**Sarang Madu Lebah**
Obat Bali Herbal. Rare Angon Nak Bali Belog pada kesempatan ini sharing tentang Obat Bali yang Herbal menurut Usadha Wadhu Sakala. Semakin banyaknya Obat Herbal yang berkembang dimasyarakat yang dikelola oleh perusahaan besar dengan teknologi modern.

Pada intinya bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman khas Indonesia yang sangat beraneka ragam dan dengan khasiat yang Dahsyat, seperti http://jpgbintaro.blogspot.com/.  Kata Herbal identik dengan dunia tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau jenis tanaman perdu. Dalam ilmu pengobatan, istilah Herbal mempunyai pengertian yang cukup luas, yaitu segala jenis tanaman (taru;bahasa Bali) dan bagian-bagiannya yang mengandung beberapa bahan aktif yang dapat dipergunakan sebagai obat (therapeutic).


Dalam TARU PRAMANA USADHA WADHU SAKALA, disebutkan ; Usada Wadhu Sakala adalah suatu bentuk pengobatan tradisional yang memakai tumbuh-tumbuhan dan tanaman (taru) untuk mengobati berbagai keluhan seputar kecantikan dan kesehatan wanita;  yang dikatagorikan USADHA WADHU SAKALA adalah pengobatan alternatif medis sebagai usaha menjaga dan merawat kesehatan dan kecantikan wanita;  kadang kala pengobatan yang sifatnya medis dengan kandungan kimiawi hampir seratus persennya tidak memberi efek sesuai harapan bagi para wanita, bahkan tidak jarang justru sebaliknya, merusak kecantikan dan kesehatan wanita.

USADHA WADHU SAKALA ini disarikan dari berbagai literatur yang mengulas khasiat tanaman obat bagi kecantikan terutama kesehatan wanita. Wanita yang cantik adalah wanita yang sehat, demikian juga apabila seorang wanita itu sehat, tentu akan mampu untuk tampil cantik dan menawan.

Keluhan-keluhan wanita terutama masalah kesehatannya sering kali dipicu oleh pikiran yang tidak seimbang, masalah ini kemudian berkembang dan selanjutnya menyebabkan kekacauan hormonal, setelah hormonal terganggu dapat dipastikan penyakit akan timbul, lalu mereka (wanita) akan benar-benar menjadi sakit; jadi berdasarkan pengobatan tradisional Usadha Wadhu Sakala, seorang wanita agar terhindar dari sakit, terlebih dahulu harus mampu mengontrol pikirannya, emosi dan barulah perawatan fisik.

Dalam Usadha Wadhu Sakala,usaha untuk mengontrol pikiran, emosi, pun fisik hendaknya sejalan dan dipandang sebagai sebuah persembahan ( Yadnya ) bagi tempat suci ( Pura ) yang oleh Tantra dipandang sebagai singgasana paling mulia dari Tuhan, Pura atau Tempat Suci yang dimaksud adalah tubuh kita ini. Tubuh juga memerlukan persembahan-persembahan berupa Tattwa, Susila dan Upacara.

Tattwa adalah persembahan dengan cara memahami hakekat kewanitaan, Susila adalah persembahan berupa etika dan tata susila kewanitaan, dan upacara adalah bentuk persembahan yang mencakup segala macam usaha untuk merawat diri pun menjaga kesehatan fisik; jadi wanita dalam beryadnya kehadapan dirinya sebagai singgasana tersuci Tuhan, hendaknya memahami secara benar hakekat wanita, susila wanita dan perawatan bagi fisiknya. Hendaknya dipahami bahwa untuk dapat tampil sehat dan cantik jasmani - rohani (luar-dalam) terutama rohani tidak cukup hanya dengan keterangan-keterangan dari USADHA WADHU SAKALA ini saja, ia harus diimbangi juga dengan pemahaman hakekat dan etika kewanitaan.

USADHA WADHU SAKALA ini adalah wujud upacara yakni realisasi diri dalam menjaga kesehatan fisik, ia adalah ramuan tumbuhan yang berguna untuk menjaga kecantikan dan kesehatan fisik; berikut beberapa keterangan tentang tanaman atau tumbuhan yang memiliki khasiat obat bagi kesehatan wanita :

Erosi Mulut Rahim, biasanya terjadi pendarahan dari kemaluan terutama saat senggama, keputihan, nyeri saat kencing dan terlihat adanya lecet-lecet pada mulut rahim, obatnya : akar pohon sampret alias bunga pukul empat ( mirabilis jalapa L ) direbus lalu diminum airnya.

Ancaman Keguguran atau Abortus, terjadi pendarahan dan nyeri perut bagian bawah, obatnya semua bagian pohon andong bang / brahma ( Cordyline Fructicosa ) direbus diminum airnya.

Gangguan Haid, obatnya; kunir direbus lalu diminum airnya. Obat yang lain daun tapak lima / tapak liman, 3-5 lembar direbus lalu airnya diminum. Obat yang lain pacah cina/ pacar 1-3 sendok biji atau 6 kuntum bunganya direbus dan minum airnya.
Menstruasi yang berlebihan, bisa juga Hadi terjadi terlalu lama, indikasi keluar gumpalan darah, nyeri perut bagian bawah, pada gejala yang lebih parah terjadi pingsan. Obatnya; semua bagaian adong bang ( Cordyline Fructicosa (linn) A. Ceval) direbus lalu diminum airnya. Obat yang lain rambut jagung, dibakar kemudian campur dengan air lalu diminum.

Gangguan pada nafsu seks, gejalanya nafsu birahi menurun atau menghilang, sulit mencapai orgasme, obatnya; buah pinang setengah bagian kemudian ditelan, lakukan 2 kali sehari. Daun tampak lima / tapak liman, rebuslah akar batang dan daunnya, kemudian minum air rebusan tersebut.

Obat Bali yang Herbal masih sangat banyak, dalam  buku Wadhu Tattwa disebutkan aneka tanaman seperti buah manggis, bangle, tibah (mengkudu), kunyit, daun jinten, biji nangka, tampak liman, daun baru cina, akar bayam kebo/duri, daun beluntas, tabya bun, daun delem /dewa, daun duduk, daun temen/wungu, daun gandarusa, daun inggu, daun kemuning, akar pohon kompri, daun mangkok tua, tangkai pohon candiratal/ sambiloto, daun murbai, daun sembung, daun kesiulan (pacar cina), daun pandan harum, daun pole, rimpang jahe, kulit kayu pole dan lain sebagainya.

Kehidupan manusia modern yang dinamis dengan waktu berjalan yang sangatlah cepat, namun Rare Angon Nak Bali Belog selalu mengajak semeton untuk menjaga kesehatan. Bergabung dengan http://jpgbintaro.blogspot.com/  Bersama Menuju Sukses. 

Presentasinya klik 5 hal penting sebelum berbisnis

Kamis, 07 Juni 2012

Filsafat Upanisad

--Vidya dan Upasana - -
Filsafat Upanisad, dalam satu cara, adalah satu kelanjutan dari ajaran yang terdapat dalam Brahmana dan Aranyaka. Namun, kecendrungannya adalah melawan ritualisme dan secara kuat mendukung upasana (meditasi) dan jnana (pengetahuan). Dalam bagian-bagian yang lebih filosofis dari Upanisad, wacana berpusat di sekitar penyebab fundamental dari (keberadaan) dunia, bila penyebab itu memang ada, dan hakikat dan evolusinya hingga sampai ke dalam dunia sekarang ini. Penyebab ini biasanya di sebut "Brahman".

Sebagai lawan dari ini, ada satu model pencarian yang paralel, ke dalam eksistensi atau sebaliknya, tentang satu entitas subyektif permanen di bali kompleks tubuh pikiran. Ini disebut atman ( sang Diri atau jiwa, soul ).  

Apakah Atman ini satu atau banyak ? Apakah terbatas dalam ukurannya atau tak terbatas ? Apakah ia identik dengan Brahman atau berbeda ? Sekalipun Upanisad mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan ini, tampaknya tida ada jawaban tunggal. Tampaknya ada sudut pandang yang berbeda. Namun aliran filsafat ortodoks Vedantik berupaya untuk menghadirkan hanya satu sudut pandang sebagai yang benar dan mengesampingkan yang lain.

Nasib manusia di sini, di dunia ini, maupun setelah mati, termasuk beberapa pertanyaan eskatologis (hal-hal terakhir, dunia kematian) membentuk topik lain dari Upanisad. Kebodohan atas jati diri seseorang menyebabkan ikatan dan penghancurannya melalui praktik keutamaan-keutamaan tertentu seperti pengendalian diri dan membicarakan kebenaran juga disentuh. 

Ringkasan singkat dari ajaran-ajaran itu mungkin sekarang dapat diberikan.





Brahman

Penyebab dasar dari semesta, penyebab dari semua penyebab, disebut "Brahman" oleh Upanisad. Atman, Sat, Aksara, Akasa dan Bhuma adalah sebutan lain yang dipergunakan untuk Brahman ini. Dunia ini muncul dari padanya, dipelihara olehnya dan kembali kepadanya. Dia mahatahu, mahakuasa dan mahaada. Dia lebih besar dari yang terbesar, lebih kecil dari yang terkecil, dan Dia juga Diri yang paling dalam dari semuanya. Dia imanen (termaktub) dalam dunia ini, sama seperti garam dalam air asin. 

Dia di luar semua keinginan dan batasan-batasan. Dia adalah penguasa ( the Lord ) dan juga dasar  ( substratum ) dari seluruh ciptaan. Dia melihat, mendengar dan mengetahui sekalipun tidak seorang dapat melihat, mendengar atau mengetahui Dia. Dia adalah personifikasi dari seluruh keutamaan-keutamaan besar kepada kesempurnaan mereka. Adalah Dia yang menjawab sembahyang dari semua pengikutnya dan menganugrahi apapun yang mereka cari. Dia adalah tujuan terakhir dari semuanya.

Untuk mempermudah meditasi, Upanisad kadang-kadang menjelaskan Dia sebagai satu Purusa ( Ada suci dalam bentuk manusia ), bercahaya dan brilian, dari warna emas, dengan seluruh bagian badannya berwarna keemasan dan matanya menyerupai padma merah yang berkembang penuh.

Api adalah dahinya, matahari dan bulan adalah matanya, tempat tinggal adalah telinganya, Veda adalah ucapannya dan bumi adalah kakinya. Kadang-kadang dia juga dijelaskan memiliki seribu kepala, untuk menekankan kehadiran bentuk kosmiknya. Bentuk yang direkomendasikan untuk meditasi ini adalah Aupanisada-Purusa (Sang Ada yang dijelaskan dalam Upanisad)



Atman

Ketika seorang manusia mati, adakah sesuatu di dalamnya yang bertahan dan terus hidup ? Apakah itu, yang mendorong indria dan pikiran seorang manusia menjadi aktif ? Pencarian atau pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang dilakukan oleh para maharsi Upanisad telah membawa kepada penemuan atman, jiwa atau sang Diri sebagai jiwa yang bersemayam di dalam badan dan pikiran setiap mahluk hidup. Atman ini tidak lahir dan tidak mati bersama kelahiran dan kematian badan. Dia tidak dilahirkan dan abadi. 

Dia berbeda dengan badan, indria dan udara kehidupan ( vital air ), benak, rasa ego dan senantiasa bebas. Semua mereka itu dihidupkan oleh Dia, dibuat bekerja oleh Dia untuk Dia. Kesalahan dan cacat mereka (badan, indria dst ), bahkan kehilangan atau kematiannya, tidak dapat mempengaruhi Dia.

Namun demikian, adalah sebuah fakta pengalaman bahwa Atman ini telah dibungkus dan diikat oleh kerangka tubuh ini dan sebagai akibatnya telah kehilangan banyak kebebasannya. 

Dalam keadaan ini ia disebut " JIWATMAN " atau "Jiwa " saja. Jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana Dia sampai pada keadaan itu adalah KARMA, akibat dari tindakan masa lalunya yang tak dapat ditawar-tawar. Untuk pertanyaan kapan dan bagaimana karma pertama memulai rantai ikatan ini, tidak ada jawaban karena Upanisad menerima penciptaan sebagai satu proses abadi, tanpa awal atau akhir. Keterlibatannya di dalam lingkaran kelahiran dan kematian, dan akibat-akibat penderitaan yang menyertainya, disebut "SAMSARA", Moksha atau kebebasan telah dihadirkan didepannya sebagai tujuan dari hidupnya. Dan ini dapat dicapai oleh Jnana atau ilmu pengetahuan, dan bhakti, atau devosi (pemujaan), termasuk di dalamnya upasana ( meditasi ). Karma atau tindakan sebagaimana dijelaskan dalam pustaka suci adalah satu bantuan untuk mencapai moksha.




Penciptaan

Sekalipun Brahman adalah dasar permanen dari dunia ini dan atman inti dari hakikat kita, kita tidak dapat mengabaikan dunia ini dimana kita hidup, dan bergerak dan memiliki eksistensi kita sebagaimana kita adanya. Untuk semua tujuan-tujuan praktis dunia ini sangat nyata bagi kita. Dan bahkan upaya dan perjuangan kita untuk mencapai Moksha harus mengambil tempat hanya di dunia ini. Oleh karena itu adalah perlu untuk mengetahuinya, bagaimana ia menjadi seperti adanya sekarang, bagaimana ia dipelihara sekarang dan apa dan bagaimana mencapai tujuan akhirnya. Pada awalnya, Brahman sendiri - juga disebut Atman atau Sat - ada, sebagai yang satu tanpa yang kedua. 

Dia memutuskan untuk menjadi banyak. Lalu Dia menciptakan dari dirinya sendiri akasa ( langit, ruang atau ether ), Vayu (udara), Agni atau Teja ( api ), ap ( air ) dan prthvi (tanah, bumi ). Satu permutasi dan kombinasi dari kelima elemen ini, dengan Brahman bersama dalam setiap tahapan, telah menghasilak dunia ini sebagai Antaryamin atau jiwa yang mengendalikan.

Menurut penjelasan yang lain, substansi atau zat asli yang diciptakan hanya tiga ( yaitu Teja, Ap dan Anna atau tanah ), atau bahkan dua, Rayu ( bulan atau anna atau materi ) dan Prana ( matahari atau api atau energi atau jiwa ). Dengan kombinasi dari ini semua, dalam proporsi yang berbeda, dunia ini menjadi ada. Ia selalu di bawah kendali, Tidak, ia tidak berbeda ( non-defferent) dari Dia. ahkan setelah penciptaan -  atau muncul dari Brahman, dunia ini terus ada di dalamnya. Ia akan bersatu kembali dengannya pada waktu Pralaya atau Pralina ( disolusi )

Berkaitan dengan hubungan antara Brahman dan dunia, dua pandangan tampak hadir di dalam Upanisad. Menurut satu pandangan, dikenal dengan SAPRAPANCAVADA,  karena dunia ini merupakan evolusi dari Brahman, dia juga adalah Brahman. Pandangan yang lain dikenal sebagai NISPRAPANCAVADA, menolak dunia memiliki eksistensi atas dirinya sendiri dan menegaskan hanya eksistensi Brahman saja.




Ikatan dan Pembebasan

Beberapa Upanisad menggambarkan Jivatman dan Paramatman ( Diri Tertinggi, Brahman sebagai jiwa yang tinggal di dalam diri ) seperti dua burung yang bertengger di pohon yang sama (badan). Yang pertma memakan manis dan beberapa pahit - dan mengalami kebahagiaan dan kesedihan. Yang belakangan duduk dengan agung, senantiasa tenang dan terkendali, tidak pernah menyentuh buah-buah itu. Ketika Jivatman merealisasikan keagungan Paramatman, dia bebas dari semua penderitaan dan kesedihan.

Sekalipun pertanyaan, bagaimana Atman yang senantiasa bebas menjadi jiva, tidak pernah dijawab oleh Upanisad, mereka telah memberikan beberapa model Sadhana atau praktek spiritual dengan mana jiwa dapat menemukan kembali keadaan aslinya. Seorang SADHAKA atau calon pencari kehidupan spiritual pertama-tama harus membangun keutamaan-keutamaan etik dan moral tertentu sebagai langkah awal. Melalui diskriminasi ( Wiweka, kemampuan membedakan yang nyata dengan yang tidak nyata ) dia harus memahami bahwa ritual Veda tidak pernah dapat membawa dia kepada kebenaran abadi dan karena itu membuangnya. Dia harus selalu siap untuk menolak Preya (kesenangan) dan memilih Sreya ( yang baik ). Dengan menghindari tingkah laku buruk dan mempraktikan pengendalian diri, dia harus memalingkan pikirannya dari luar, ke dalam dirinya, ke wilayah hati, tempat kedudukan atman dan melakukan meditasi atasnya. 

Dia harus menunjukkan welas asih kepada semua mahluk hidup. Dia harus mencoba memberi apa yang mereka perlukan dan tidak pernah serakah. Dia harus selalu waspada dan selalu mengatakan kebenaran dan bertindak menurut Dharma atau kebenaran, dengan mengikuti petunjuk pustaka suci. Mempelajari Upanisad, melaksanakan tapa, hidup sederhana ( asketik ) dan Brahmacharya ( tidak kawin ) juga merupakan bantuan tak ternilai harganya bagi Sadhananya.

Dia harus mencari seorang guru yang kompeten dalam kerendahan hati dan mempelajari kebenaran atman dari dia, melalui pertanyaan-pertanyaan murid yang berharga, setelah mengujinya bilamana perlu. Sang murid kemudian harus mempraktikan MANANA ( refleksi ) dan NIDIDHYASANA ( meditasi ) atas atman yang akan memnghasilkan anubhuti atau realisasi. 

Apakah sifat dari pengalaman spiritual yang diperoleh oleh seorang calon ketika dia merealisasikan atman ? Dia melihat semua mahluk di dalam dirinya dan dirinya dalam semua mahluk. Dari sini dia tidak merasakan ketertarikan khusus tidak pula penolakan terhadap yang lain. Di balik semua pikirannya, dia mampu merasakan kekuatan atman, kesadaran murni. Dia dengan jelas merasakan bahwa semua ikatan hatinya yang telah membelenggunya kepada esksitensi duniawi, telah dipatahkan. Dia mengalami kebahagiaan besar di dalam dirinya sendiri. Ketika dia mengarahkan perhatiannya ke luar, disana juga dia melihat jiwa yang sama, atman, Brahman.

Kebahagiaan yang dia alami jauh lebih tinggi dengan kebahagiaan lain yang ia dapatkan di dunia ini. dan dia tidak akan pernah merasakan penyesalan apapun untuk apapun dalam hidupnya. Dia bahkan dapat mengelana di dunia, dalam keadaan bahagia, menyatakan pengalamannya bagi kepentingan orang-orang lain.

Ketika orang semacam itu, sang JIVANMUKTA ( orang yang telah dibebaskan ketika masih hidup di sini dengan badannya ), menyerahkan badannya, apa yang terjadi kepadanya ? Menurut satu pandangan, badan fisiknya dan badan halusnya terpisah waktu kematian dan terserap ke dalam lima unsur. Dan dia bersatu ke dalam Brahman, seperti satu sungai memasuki samudra. Identitasnya yang terpisah hilang, dia mendapat persatuan lengkap dan sempurna dengan Brahman. 

Namun satu bagian besar pengetahuan Upanisad mengemukakan teori tentang jiwa yang dibebaskan melakukan perjalanan dengan ARCIRADIMARGA atau Jalan Bercahaya ( juga disebut Devayana dan Uttarayana ) ke Brahmaloka ( juga dikenal sebagai Satyaloka ) dan tinggal di sana secara permanen dalam kebahagiaan dan kedamaian tak terbatas. Berbagai stasiun ( tempat pemberhentian sejenak ) dalam perjalanan itu adalah api, siang dua minggu purnama, enam bulan dari perjalanan matahari ke utara, tahun, matahari, bulan dan kilat. Semua ini merepresentasikan para dewa pelindung dari tempat pemberhentian ini. Dari tempat pemberhentian terakhir, Vidyut atau kilat, satu "ANAVA PURUSA", satu mahluk (suci) non manusia, menuntun jiwa yang dibebaskan ke Brahmaloka.

Apakah Brahmaloka satu keadaan pengalaman batin atau satu dunia sesungguhnya ke mana jiwa yang dibebaskan kembali ? Kebanyakan Upanisad secara praktis sedikit sekali atau tidak mengandung rincian. Chandogya ( 8.5.3) menjelaskannya sebagai satu dunia, ketiga dari dunia ini, didalammnya ada dua danau besar disebut Ara dan Nya. Di sana juga ada penampungan air yang lebih kecil yang berisi makanan jus disebut Airammadya. SOMASAVANA, sebatang pohon peepul dan satu kota disebut Aparajita, di sana juga ada ruang besar keemasan.

KAUSITAKI UPANISAD ( 1.3.4 dan 5 ) memberikan penjelasan yang lebih berwarna dengan menambahkan satu sungai Viraja, dua penjaga pintu ( Indra dan Prajapati ), satu singsana disebut Vicaksana dan satu kereta yang diberi nama Amitaujas. Lima ratus peri/bidadari menyambut jiwa yang terbebaskan dan memujanya. Keharuman dan rasa Brahma memasukinya pada keadaan yang tepat ketika dia masuk. Seseorang yang mencapai Brahmaloka tidak akan kembali kepada keberadaan dunia ini.




Eskatologi


Apa yang terjadi terhadap seseorang yang meninggal tanpa merealisasikan atman/Brahman ? Pertanyaan ini juga didiskusikan di dalam Upanisad. Mereka yang melakukan SAKAMAKARMA ( tindakan yang dimotivasi oleh nafsu ) atau telah mempraktikan Upasana jenis lebih rendah, keinginan mereka terpenuhi. Beberapa dari mereka pergi ke Svargaloka dari sana mereka akan kembali ke dunia ini setelah menghabiskan hasil dari perbuatan baik mereka. 

Kadang-kadang gerakan ini dijelaskan sebagai melalui DHUMADIMARGA ( jalan berasap, juga disebut Daksinayana ) di mana jiwa dibimbing ke Candraloka ( dunia bulan ) setelah melewati asap, malam dua minggu tilem/bulan mati dan enam bulan matahari mengarah ke selatan. Setelah menghabiskan hasil-hasil dari perbuatan baik dia kembali ke dunia ini, melalui langit, hujan, vegetasi/tu,buh-tumbuhan dan mahluk hidup. Mereka yang tidak mengetahui ke dua jalan ini, terus kembali dan kembali bahkan banyak yang lahir pada mahluk di bawah level manusia.

Sebagaimana dikaitkan dalam topik ini, ide-ide tentang karma dan kelahiran kembali juga ditemukan di sana sini dalam Upanisad. Seorang pelaku PUNYAKARMA atau perbuatan baik memperoleh hasil baik dan seorang pelaku Papakarma atau perbuatan buruj memperoleh hasil buruk. Dari itu seorang manusia dinasehati agar tidak menyakiti siapapun.

* Cukup aneh, sekalipun Svarga disebutkan di dalam Upanisad beberapa kali, lawannya, Neraka, tidak disinggung sama sekali, kecuali dalam Upanisad kecil. Satu neraka sejenis yang ditemukan dalam Purana tampaknya tidak dikenal dalam Upanisad.




Vidya atau Upasana

Satu aspek penting dari Sadhana sebagaimana dijelaskan di dalam Upanisad adalah "VIDYA" atau "UPASANA". Seorang yang secara mendalam membaktikan dirinya kepada - atau bahkan kecanduan kepada - agama yajna atau upacara korban Veda, harus dibimbing secara perlahan-lahan, pertama kepada meditasi dan kemudian kepada Jnana ( Pengetahuan atau pengalaman langsung ) tentang Atman dalam perjalanan waktu, karena itulah tujuan tertinggi/ terakhir dari hidup. Dan itulah satu-satunya jalan menuju Moksha.

Upasana ini mengambil dua bentuk. Dalam kelompok pertama pada Sadhaka dinasehati untuk membayangkan berbagai bagian dari ritual dan menumpukkan di atasnya ide-ide tertentu atas mereka. Misalnya, BRHADARANYAKA UPANISAD ( 1.1.1, 2 ) 

menasehati seseorang melakukan meditasi atas kuda, yang akan dipersembahkan dalam upacara Asvamedha, dengan memikirkan kuda itu sebagai Prajapati, Penguasa dari mahluk. Upasana ini, yang dapat dipraktikan oleh mereka yang tidak kompeten untuk melaksanakan ritual korban Asvamedha, memberikan hasil yang sama dengan Asvamedha yang sesungguhnya.

Dalam kelompok kedua dari Upasana beberapa obyek tertentu yang sudah dikenal seperti Nama ( nama ), vak ( vicara ), bala ( kekuatan ) atau namas ( pikiran ) direkomendasikan untukdimeditasi sebagai Brahman, dengan membayangkan atau menemukan beberapa kesamaan antara obyek-obyek itu dengan Brahman. 

Upasana semacam itu secara perlahan-lahan membantu benak calon Sadhaka untuk diangkat ke tingkat tertinggi, Brahman dan memberika dia pengalaman spritual yang sangat diperlukannya. Jumlah VIDYA atau UPASANA semacam itu yang tersebar luas di seluruh Upanisad cukup besar mungkin sekitar 32.

Dikutip dari buku UPANISAD HIMALAYA JIWA Intisari Upanisad oleh Juan Mascaro & Swami Harshananda, editor Ngakan Putu Putra, Penerbit Media Hindu. Di posting oleh Rare Angon Nak Bali Belog. Suksma

Jumat, 01 Juni 2012

Media Hindu Bali, Negeri Persembahan

Media Hindu Edisi Juni
Media Hindu Edisi Juni 2012. Bali, Negeri Persembahan Pos kuno Hindu tumbuh subur di Jaman Modern. Bali  adalah sebuah masyarakat Hindu yang intens, mungkin karena merupakan satu-satunya wilayah mayoritas Hindu di negara yang mayoritas Muslim.

Hindu tidak hanya tetap hidup di sini, ia telah berkembang, tidak terpengaruh oleh peristiwa penuh gejolak sejarah India selama seribuan tahun terakhir. Meskipun unsur-unsur Hindu Bali yang unik di seluruh dunia, sebagian besar kehidupan sehari-hari orang Bali Hindu mudah dikenali - ritual, budaya, tradisi, ritus peralihan ( manusa dan pitra yadnya, red) dan lain-lain. Kota utama, Denpasar adalah tujuan wisata utama, tapi banyak orang Hindu tinggal di "desa adat" dijalankan dengan cara tradisional yang sangat mengagumkan.

Judul dan praragraf pertama artikel ini, Rare Angon Nak Bali Belog kutip dari Media Hindu edisi 100 | Juni 2012, setelah berlangganan Media Hindu banyak hal yang Rare Angon dapatkan baik informasi, berita Hindu dari seluruh dunia, tidak terbatas dari Indonesia saja tetapi juga mancanegara yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat Hindu. Foto-foto Kegiatan Masyarakat Hindu serta Pura Sejabodetabek yang terekam lensa.

Media Hindu dengan motto Lugas, Informatif dan Berwawasan Global, sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan agen-agen Media Hindu sebagai berikut : 
NTB/LOMBOK, Toko Buku Eka Bhuana Hp 0818 05794712, PT. Suarsunu Hp 0817 5794529, Md Wikanta Hp 0812 3780142, NTT/KUPANG, I.B. Putrawan, tlp 0380 828286, fax 0380-828289, Wayan Alit Sudharma Hp 0813-39425679. KALTENG, Nyoman Linggih Hp 0813 49465636, Oka Suastika Hp 0813 497 58555, Nali Eka Hp 0813 49059953, KALSEL, Wayan Sugiana, Banjarmasin Hp 0511 7401105, Wayan Landep Hp 0812 51324409, KALTIM, Ngakan Putu Suartika Hp 0816 4514716, Gusti Putu Hp 0852 46296420, Sikha Hp 0852 50145455, Bontang, I Putu Gede Bagus Tkd, Hp 0812 5543984, Dewa Nyoman Raka Hp 0813 47911945, Nyoman Ayu Suratningsih Hp 0812 57727060, SULUT, Luh Sintayani, Manado Hp 0852 98254474, SULTRA, Nengah Sunarto, Kendari Hp 0852 55039989, PALU, NW Paryatni Eshwaramba, Tlp 0541 483454, Hp 0816 242327, SULSEL/MAKASAR, Gde Durahman Telp/Hp 0411 854030, 0812 4166264, SULTENG,
Nyoman Sudarna, Luwuk 0461 7006462, Ni Nengah Julianita Hp 0853 40805670, Made Suradana Hp 0813 41707926, GORONTALO, Dewa Ayu Martini, Hp 0852 56541055, Komang Suramika Hp 0813 56941777, MALUKU, Wayan Suterman Tlp 0852 43090687, Made Subawa, AKSMIL-Ambon Hp 0813 58008094, I.G.N. Kt Parwata Hp 0852 4394172, PAPUA/JAYAPURA,

Ibu Wayan Nugati, Kantor Badan Diklat Prop Papua, Telp 0967 583823, Serka Merauke, Ismawati Hp 0813 44777775 MEDAN, Jumadi Hp 0852 76585599, Jaya Prakash Hp 0813 96276079, BATAM, Komang Trisnajaya Hp 0812 7050233, KEPRI, Purwadi Hp 0818 05524777, SUMSEL/PALEMBANG, I Nyoman Suwija Hp 0813 67717510, LAMPUNG, Kadek Sayang Tlp 0721 265670, Hp 0812 7906950, Nyoman Partha Hp 0852 69774388, Gusti Putu Suwandi Hp 0815 40977743, IB Ariyaka Hp 0813 69054022, BANTEN Tangerang, Sugi Purwati Telp 021 55790498, Banten IGN Suryawan Hp 0812 8773751, JABODETABEK, Jaksel, Komang Suarloka Pura Lenteng Agung 0816 712594, Jaktim Ibu Wayan Budha, Pura Rawamangun, Bekasi, Jumadi, Pura Agung Tirta Bhuana, Tlp 021 8840965, JAWA BARAT, K.Sudana Hp 0813 20131403, Cimahi, Sukarma Tlp 022 0847999, Bogor, Anom Yudistira Hp 0813 80463940, Wayan Sulaba Hp 0858 11160789, Cibinong, Ketut Sugiarno Hp 0812 98513769, Cirebon, I Dewa Made Budiana Hp 0811 201562, Karawang, Ditha Hp 0815 9022013, JAWA TENGAH, Solo, IB Eka Adi Saputra Hp 0816 678021, Pande N.Sorveb Nirmala, Semarang Hp 0812 2810069, Rembang, Ketut Suardana Hp 0812 3499442, YOGJAKARTA, Putu Sari Hp 0815 7909107, Gde Darma 0274 7472559, Ibu Warni 0274 9303749, JAWA TIMUR, Sidoarjo-Surabaya-Gresik, Agus Wijaya Tlp 031 70314845 dan 031 8917175, Dewa Made Wiana Hp 0878 53913181, Ketut Kaler Sumerta Hp 0812 3283508, Malang, Ketut Sudiartha Hp 0812 33822295, Sulastri Tlp 0341 364115, Banyuwangi, Sri/Karyono Hp 0812 34733573, Blitar, Sunardi Hp 0817 9641994, Surabaya, Lanang Oka Hp 0818 05684763, Made Suandana Pura Agung Jagat Karana, Hp 0812 1768381, Gresik, Arsa Putra Hp 0811 326846, Kediri, Juweni Hp 0813 35361801, Ngawi, Wayan Sumaryana 0813 35279449, Madiun, Gede Agus Prayatna 0821 32794885, Pasuruan, Ketut Wijana Hp 0813 32146000, Probolinggo, Made Aksara Hp 0812 1636166, Jombang, N. Sutamaya Hp 0819 11507080, BALI,Denpasar, KENYERI CORNER Nyoman Wijana, tlp 0361 7482511, Ketut Wijaksana, Puri Gading Jimbaran, Tlp 0361 7497250, Sargede Hp 0813 38545151, TB Toga Mas Jl. Hayam Wuruk 175 DPS, Bangli, Wy. Suparta Hp 0856 237162566, Mini Market Gita 0818 05489009, Jl Raya Kayu Amba Kintamani, Klungkung, Kadek Bambang Surawan Hp 0812 3925982, Tabanan, IB Wisnawa Hp 0813 38560919, Singaraja, Made Pangkat Hp 0813 38756387, Putu Mahendra Hp 0812 3945793, Toko Guna Agung Hp 0852 37164987, Toko Buku IndraJaya, Toko Buku Aruna, Seririt, Made Kuatyasa Hp 0813 38233792, Wayan Suardana Hp 0812 4694111, Toko Melati Tlp 0362 219006, Jembrana, Putu Suryana Yasa Hp 0813 38432181, Kadek Joni Hp 0819 36444081, Karangasem, Toko Rahayu Hp 0813 38536166 Jl. Gajah Mada No 98. Amlapura.

Suksma ring Semeton Rare Angon Nak Bali Belog sane sampun rawuh ring blog niki. Agen Gianyar mana ??? rare-angon asli gianyar ...