Sing Mragatang Empugan
Ngayah, semua orang sudah tahu, pekerjaan yang dilakukan
dengan tulus ikhlas sering terkait dengan upacara keagamaan Hindu dalam masyarakat
Bali dimanapun berada. Banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan artinya
dirubah dari bahan baku menjadi bahan jadi. Dari selembar busung dirubah
menjadi sampian, aneka jejahitan yang indah. Dari sebatang bambu dirubah
menjadi aneka bentuk uparengga, katik, klakat, dan banyak hal lain yang unik-unik.
Ada bentuk-bentuk unik yang harus diwujudkan dari daging Babi, ada bentuk
seni-seni yang indah yang harus dibentuk dari tepung beras, dan banyak hal
lainnya bahkan yang sangat sulit, karena hanya orang-orang tertentu yang dapat
mengerjakannya.
Proses Ngayah tidak semata-mata merubah dari bahan dasar
menjadi bahan jadi, tetapi juga merupakan proses transfer ilmu, dari tidak
terampil menjadi terampil, dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
mengerti menjadi mengerti. Bagaimana proses itu bisa terjadi, semata-mata
karena ada ngayah yang dilakukan bersama-sama, guyub rukun saling interaksi
satu sama lainnya. Untuk itulah kehadiran kita menjadi sangat penting dalam kegiatan
Ngayah, agar bisa berinteraksi satu sama lainnya.
Hal-hal unik dalam sarana Upakara, Uparengga, Jejahiatan
yang merupakan warisan leluhur kita ini, telah bertahan lama semata-mata karena
terjadi transfer ilmu saat-saat Ngayah, saat-saat adanya piodalan. Memang dalam
interaksi terkadang kita mendengar istilah Sing mragatang empugan dalam bahasa
Bali berarti tidak menyelesaikan masalah atau tidak tuntas. "Sing"
adalah kata untuk "tidak", "mragatang" berarti
"menyelesaikan", dan "empugan" berarti "masalah"
atau "persoalan". Jadi, frase ini secara harfiah berarti
"tidak menyelesaikan masalah".
Hal ini terjadi karena ‘macet’nya transfer ilmu saat-saat
kegiatan Ngayah, atau adanya rasa malu saat kita tidak tahu apa yang harus
dikerjakan, malu untuk bertanya, atau malu untuk berinteraksi dengan pengayah
lainnya. Dalam nyanggra Pujawali 61 Pura Dharma Sidhi kegiatan Ngayah sangat
sering dilaksanakan, dan akan menjadi tempat interaksi dan transfer ilmu antar
generasi. Rahayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu