![]() |
Tri Sadaka |
- Ahawaniyagni : Api untuk memasak di dapur.
- Grahaspatyagni : Api yang dipergunakan upacara perkawinan sebagai saksi.
- Citagni atau Daksinagni : Api yang dipergunakan untuk membakar mayat.
Tri Antah Karana ; Ada tiga sumber yang ada dalam dimana Brahma atau Tuhan menciptakan:
- Tri pramana : Bayu, Sabda, Idep,
- Tri Purush : Parama Ciwa, Sada Ciwa, Ciwa,
- Tri Yantah Karana : Manah, Budhi, Ahangkara,
- Tri Guna : Sattwam, Rajah, Tamah,
- Sanghyang Tri Windu : Sakala, Niskala, Suniata,
- Sanghyang Dapur Tiga : Surya, Candra Lintang, Tranggana.
- Bhoga : Pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
- Upa Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan sandang (pakaian).
- Pari Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga dan perabot-perabotannya.
- Wak Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kata-kata, seperti memaki, mencaci dan sebagainya.
- Hasta Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan tangan, misalnya memukul, menampar dan lain sebagainya.
- Pada Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kaki, misalnya menyepak, menendang, nanjung aji batis, dan sebagainya.
- Manah : Pikiran harus dikendalikan agar tidak menyimpang dari Dharma.
- Wak : Kata-kata hendaknya selalu sopan santun dan berlandaskan kebenaran.
- Kaya : Perbuatan. Segala tindak tanduk menyenangkan orang lain, karena bersumber pada hukum dan atauran Negara maupun Agama Hindu.
- Aditya : Surya (matahari)
- Candra : Sasi (bulan)
- Anila : Bayu (angin)
- Agni : Api
- Pretiwi : Tanah
- Apas : Toya (air)
- Akasa : Langit
- Atma : Sang Hyang Dharma
- Yama : Sabda (suara)
- Ahas : Rahina (siang)
- Ratri : Wengi (malam)
- Sandhya : Senja (sore)
- Dwaya : Semeng (pagi)
- Guru Rupaka : Orang tua (ayah dan ibu).
- Guru Pengajian : Para pendidik atau guru disekolah.
- Guru Wisesa : Pemerintah.
- Sattwam : Adil dan bijaksana.
- Rajah : Aktif dan dinamis.
- Tamah : Malas dan lamban.
- Parahyangan : Tempat Suci.
- Palemahan : Wilayah.
- Pawongan : Penduduk.
- Manacika : Pikiran suci.
- Wacika : Kata-kata benar.
- Kayika : Perbuatan yang baik dan terpuji.
- Pura Puseh : Tempat memuja Batara Wisnu, manifestasi Ida Sanghyang Widhi sebagai pemelihara (sthiti).
- Pura Desa atau Bale Agung : Tempat memuja Batara Brahma, manifestasi Ida Sanghyang Widhi, sebagai pencipta (Utpati).
- Pura Dalem : Tempat memuja Batara Ciwa sebagai pelebur (pralina)
- Bhurh Loka : Alam manusia.
- Bhwah Loka : Alam pitara.
- Swah Loka : Alam Dewa-dewa.
- Brahma : Pencipta.
- Wisnu : Pemelihara
- Ciwa : Pelebur atau Pemrelina.
- Utama Mandala : Di wilayah ini dibangun bangunan suci, misalnya Pamerajan, Sanggah.
- Madya Mandala : Di wilayah ini sebagai tempat penghuni keluarga.
- Nista Mandala : Di wilayah ini dibangun kandang ternak dan lain-lain.
- Sate Lembat : bahannya daging, kelapa diparut diisi bumbu lalu dipanggang.
- Sate Asem : bahannya isi perut ayam (bahan) yang digunakan, setelah dipotong-potong lalu ditusuk kemudian digoreng.
- Calon : dibuat daging hewan yang digunakan Caru setelah dilumatkan kemudian diisi bumbu, dibuat bulat-bulat seperti kelereng lalu digoreng.
- Atita : Kurun waktu yang lampau.
- Anagata : Kurun waktu yang akan datang.
- Warthamana : Kurun waktu yang sekarang.
- Asih : Sayang sesama hidup seperti menyayangi diri sendiri.
- Punia : Memberikan dana dengan tulus ikhlas kepada orang lain yang memerlukan.
- Bhakti : Cinta kasih dan sujud bakti kepada Ida Sanghyang Widhi dengan melakukan sembahyang.
- Agama Pramana : Percaya berdasarkan keterangan orang-orang suci.
- Anumana Pramana : Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda.
- Pratyaksa Pramana : Percaya berdasarkan kenyataan.
- Bayu : Tenaga, kekuatan yang dimiliki tumbuh-tumbuhan.
- Sabda : Suara, Bayu dan Sabda dimiliki oleh binatang.
- Idep : Pikiran, Bayu, Sabda dan Idep dimiliki oleh manusia.
- Bukti : Berupa barang yang dapat dilihat.
- Saksi : Orang melihat secara langsung.
- Likhita : Berupa transaksi.
- Parama Ciwa : Ida Sanghyang Widhi dalam keadaan tenang tanpa aktivitas, tidak kena pengaruh maya.
- Sada Ciwa : Ida Sanghyang Widhi mulai berfungsi, sehingga kena imbas maya, tetapi masih suci murni.
- Ciwa : Ida Sanghyang Widhi lebih aktif lagi, sehingga lebih banyak kena dipengaruhi maya dan kena pengaruh lupa.
- Dharma : Ilmu kesucian.
- Artha : Harta benda atau kekayaan.
- Kama : Kesenangan.
- Dewa Rna : Hutang jiwa terhadap Ida Sanghyang Widhi.
- Pitra Rna : Hutang jasa kepada leluhur.
- Rsi Rna : Hutang Ilmu Pengetahuan kepada para Rsi atau pendidik.
- Utpati : Kekuatan Tuhan menciptakan segala isi alam baik yang nyata maupun tak nyata.
- Sthiti : Kekuatan Tuhan memelihara semua ciptaan-Nya.
- Pralina : Kekuatan Tuhan melebur atau memusnahkan semua ciptaan-Nya.
- Pandita Ciwa
- Pandita Budha
- Pandita Sengguhu atau Bujangga Wesnawa.
Tri Ratna : Tiga lembaga utama, dalam ilmu Negara Hindu, yaitu :
- Sapta Prabhu : Badan Legislatif.
- Sapta Mantri : Badan Eksekutif.
- Sapta Upati : Badan Yudikatif.
Tri Tunggal : Tiga buah huruf Suci merupakan perlambang, terdiri dari : A-U-M, kemudian dipadukan menjadi : AUM diucapkan OM yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
- A : Mengiaskan materi asli atau Prekrti.
- AU : Mengiaskan jiwa individual
- AUM (OM) : Mengiaskan Diri Tertinggi yaitu Brahman.
Tri Wikrama : Wisnu sebagai penguasa tiga dunia.
Tri Dhrti : Tiga macam ketetapan, dalam melatih Yoga melalui :
- Sattwika Dhrti : Orang dapat menguasai budhi, nafas vital, fungsi alat-alat pengamatan dan aksi. Dhrti itu tak pernah menyimpang dari obyeknya.
- Rajasa Dhrti : Adalah yang membantu seseorang untuk mencapai Dharma, Artha dan Kama, yaitu pemuasan keinginan dan kekayaan.
- Tamasa Dhrti : Adalah yang mengantar pada impian, ketakutan, kesedihan, perasaan kegagalan dan kemabukan.
- Ekajati : Lahirnya seseorang dari rahim sang ibu (walaka) yang dianggap sama dengan Sudra.
- Dwijati : Seorang Walaka yang sudah diupacarai yang disebut Upayana, lalu ia dikenal sebagai Brahmacari. Setelah memenuhi syarat lagi diberi upacara Samawartana.
- Trijati : Orang yang sudah didiksa, setelah melaksanakan Nirwrti Marga atau Prawrti Marga, agar Diksa menjadi sempurna. Gelas yang diperoleh ialah Krtta Diksita.
- Rupa : Seorang raja harus mengamati wajah rakyatnya, karena roman muka dapat menggambarkan keadaan batin, apakah ia sedang bahagia atau sedang kesusahan.
- Wangsa : Raja harus mengetahui susunan masyarakatnya (stratifikasi sosial) karena hal tersebut akan memudahkan dirinya menentukan sistem pendekatan kepada rakyatnya.
- Guna : Raja harus mengetahui tingkat pengetahuan dan ketrampilan (akal) anggota masyarakatnya.
- Sakti Dharma : ialah yang ditimbulkan guna Sattwam, berupa ketenangan, kesabaran, keadilan dan memiliki perikemanusiaan.
- Sakti Kama : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Rajas, berupa geraj lincah penuh emosi dan dapat mengantar orang ke puncak kesuksesan.
- Sakti Artha : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas, berupa gerak lamban, malas ingin enaknya saja.
Tri Sinangguh Tua : Ada tiga anggapan sebagai orang yang dituakan, yaitu : Tua dari segi hubungan keluarga, Tua dari segi umur, dan Tua karena pengetahuan dan kedudukan.
Tri Sadana : Ada tiga macam pemberian pertolongan, yaitu :
- Artha Dana : pemberian berupa material.
- Brahma Dana : Pemberian berupa pengetahuan, seperti nasihat-nasihat.
- Bayu Dana : pemberian bantuan berupa tenaga.
- Kayangan : Tidak percaya dengan orang kerawuhan (kesurupan).
- Ketayan : Tidak percaya, selain yang di ketahui. Bahasa Bali : Mula keto, suba nami (memang begitu, sudah merupakan warisan).
- Kemayan : Tidak percaya dengan impian.
- Artha : Harta benda atau materi juga bisa menimbulkan penderitaan.
- Kama : Kesenangan yang berlebihan juga bisa menimbulkan penderitaan.
- Sabda : Kata-katapun bila kurang dikendalikan bisa juga menimbulkan penderitaan.
- Dewi Saraswati yang menguasai dan mengatur Ilmu Pengetahuan untuk pemenuhan jiwa.
- Bhatari Sri yang menguasai dan mengatur sandang dan pangan untuk pemenuhan jasmani atau fisik.
- Bhatari Sadhana yang menguasai dan mengatur sandang, papan untuk pemenuhan jasmani.
- Kayika : Perbuatan yang baik atau terpuji.
- Manacika : Pikiran suci
- Wacika : Kata-kata yang benar.
- Carirakrt : Yang mengadakan.
- Pranadata : Yang memberi jiwa
- Annadata : Yang memberi makan minum (memelihara)
- Upadana-Karana : Adalah sebab-sebab material, misalnya ; sebab ada kain ialah disebabkan ada benang, benang disebabkan adanya kapas, dan seterusnya, hingga sampai pada penyebab utama adalah Tuhan.
- Asamavayi-Karana : Adanya sebab formil, misalnya, sebabnya ada kain ialah benang-benang, benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya hingga timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
- Sadaka : Pendeta atau Pemangku yang akan memimpin atau melaksanakan upacara.
- Mancagra : Srati yang membuat banten upacara.
- Yajamana : Yang memiliki yadnya.
- Pasah : Dora. Dewanya Sanghyang Cika, Urip / neptu (9).
- Beteng : Wahya. Dewanya Sanghyang Wacika, Urip / neptu (4)
- Kajeng : Biyantara. Dewanya Sanghyang Manacika, Urip / neptu (7)
Apakah Mpu atau lazim disebut srimpu masuka dalam tri sadaka, mhn penjelasan
BalasHapusTri Sadaka : Tiga Pandita, yang berasal dari tiga golongan atau warna, yaitu :
HapusPandita Ciwa
Pandita Budha
Pandita Sengguhu atau Bujangga Wesnawa.
Mpu (Sri Empu), Dukuh, Rsi, atau apapun nama Dwijati beliau sebagai Sulinggih, sepanjang beliau adalah penganut Siwa Sidhanta dengan salah satu cirinya yaitu alat Pemujaan yang dipergunakan saat memimpin sebuah upacara disebut dengan Siwakrana (Siwa Upakarana = Siwopakarana) berarti beliau adalah bagian dari Tri Sadhaka (Sadhaka Siwa) tersebut.
HapusTiga sumber kebingungan itu apa ya?
BalasHapusTri dharma dalam konsep darsana tu apa aja ya?
BalasHapus