Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Rabu, 05 Maret 2014

Tri 3 Dalam Agama Hindu Bali

Pandita Budha
Tri Sadaka
HINDU sebagai sebuah agama telah terbukti mampu bertahan selama ribuan tahun. Hal ini tak terlepas dari ajaran Hindu yang universal dan begitu genius dalam membangun budaya lokal dimana agama Hindu ini berkembang. Setelah  Artikel Panca Dalam Agama Hindu dan Catur (4) Dalam Agama Hindu, pada kesempatan ini Rare Angon Nak Bali Belog akan berbagi tentang Tri (3) istilah dalam Agama Hindu. Semoga Bermanfaat.

Tri Aksara ; Huruf suci Agama Hindu, masing-masing berbunyi, Ang : Brahma, Ung : Wisnu, Mang : Ciwa.

Tri Agni : Tiga macam api ditinjau dari fungsinya, yaitu :
  • Ahawaniyagni : Api untuk memasak di dapur.
  • Grahaspatyagni : Api yang dipergunakan upacara perkawinan sebagai saksi.
  • Citagni atau Daksinagni : Api yang dipergunakan untuk membakar mayat.
 
Tri Antah Karana ; Tiga unsur penyebab yang mempengaruhi diri kita, yaitu, Manas : Alam pikiran, Budhi : Kebijaksanaan, Ahangkara : Keangkuhan atau egois.


Tri Antah Karana ; Ada tiga sumber yang ada dalam dimana Brahma atau Tuhan menciptakan:
  • Tri pramana : Bayu, Sabda, Idep, 
  • Tri Purush : Parama Ciwa, Sada Ciwa, Ciwa, 
  • Tri Yantah Karana : Manah, Budhi, Ahangkara, 
  • Tri Guna : Sattwam, Rajah, Tamah, 
  • Sanghyang Tri Windu : Sakala, Niskala, Suniata, 
  • Sanghyang Dapur Tiga : Surya, Candra Lintang, Tranggana.


Tri Bhoga ; Tiga macam kebutuhan hidup, yaitu : 
  • Bhoga : Pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
  • Upa Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan sandang (pakaian).
  • Pari Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga dan perabot-perabotannya.
Tri Capala : Tiga macam kedurhakaan, seperti :
  • Wak Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kata-kata, seperti memaki, mencaci dan sebagainya.
  • Hasta Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan tangan, misalnya memukul, menampar dan lain sebagainya.
  • Pada Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kaki, misalnya menyepak, menendang, nanjung aji batis, dan sebagainya.
Tri Danti : Tiga pengekangan diri.
  • Manah : Pikiran harus dikendalikan agar tidak menyimpang dari Dharma.
  • Wak : Kata-kata hendaknya selalu sopan santun dan berlandaskan kebenaran.
  • Kaya : Perbuatan. Segala tindak tanduk menyenangkan orang lain, karena bersumber pada hukum dan atauran Negara maupun Agama Hindu.
Tri Datu Catur : Jalinan benang tiga warna, merah, putih, hitam dipergunakan untuk mengikat daun dadap, ujung pohon dadap, padang lepas masing-masing 3 buah yang terdapat di amel-amel, yaitu bagian dari upakara Byakaonan.

Trayo Dasa Saksi : Ada tiga belas saksi yang mengikuti segala gerak langkah kita, sehingga tidak mudah untuk berbohong terhadap Sang Hyang Widhi, yaitu :
  • Aditya : Surya (matahari)
  • Candra : Sasi (bulan)
  • Anila : Bayu (angin)
  • Agni : Api
  • Pretiwi : Tanah
  • Apas : Toya (air)
  • Akasa : Langit
  • Atma : Sang Hyang Dharma
  • Yama : Sabda (suara)
  • Ahas : Rahina (siang)
  • Ratri : Wengi (malam)
  • Sandhya : Senja (sore)
  • Dwaya : Semeng (pagi)


Tri Guru  : Tiga guru. Dalam hal ini dimaksudkan ada tiga komponen selaku pendidik, yaitu :
  • Guru Rupaka : Orang tua (ayah dan ibu).
  • Guru Pengajian : Para pendidik atau guru disekolah.
  • Guru Wisesa : Pemerintah.
 Tri Guna : Tiga dasar sifat manusia, ialah :
  • Sattwam : Adil dan bijaksana.
  • Rajah : Aktif dan dinamis.
  • Tamah : Malas dan lamban.
 Tri Hita Karana : Tiga sumber yang mendatangkan keselamatan atau kebaikan, yaitu :
  • Parahyangan : Tempat Suci.
  • Palemahan : Wilayah.
  • Pawongan : Penduduk.
Tri Kaya Parisudha : Tiga gerak atau perbuatan yang suci, ialah :
  • Manacika : Pikiran suci.
  • Wacika : Kata-kata benar.
  • Kayika : Perbuatan yang baik dan terpuji.
Tri Kahyangan : Tiga tempat suci. Di masing-masing desa umat Hindu di Bali terdapat Tri Kahyangan, yaitu :
  • Pura Puseh : Tempat memuja Batara Wisnu, manifestasi Ida Sanghyang Widhi sebagai pemelihara (sthiti).
  • Pura Desa atau Bale Agung : Tempat memuja Batara Brahma, manifestasi Ida Sanghyang Widhi, sebagai pencipta (Utpati).
  • Pura Dalem : Tempat memuja Batara Ciwa sebagai pelebur (pralina)
Tri Kona : Lukisan segitiga, lambang siklus Utpani, Sthtiti, Pralina.
Tri Loka : Tiga lapis alam, yaitu :
  • Bhurh Loka : Alam manusia.
  • Bhwah Loka : Alam pitara.
  • Swah Loka : Alam Dewa-dewa. 
Tri Murti : Tiga perwujudan atau kekuatan merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi, yaitu :
  • Brahma : Pencipta.
  • Wisnu : Pemelihara
  • Ciwa : Pelebur atau Pemrelina.
Tri Mala Paksa : Tiga hal yang tercela, yaitu : Pikiran kotor, Kata-kata buruk dan Perbuatan jahat.
Tri Mandala : Tiga wilayah. Bila dalam kaitannya dengan pekarangan perumahan dibagi tiga wilayah, yaitu :
  • Utama Mandala : Di wilayah ini dibangun bangunan suci, misalnya Pamerajan, Sanggah.
  • Madya Mandala : Di wilayah ini sebagai tempat penghuni keluarga.
  • Nista Mandala : Di wilayah ini dibangun kandang ternak dan lain-lain.
Tri Nayaka : Tiga jenis olahan pelengkap upakara Caru, yaitu :
  • Sate Lembat : bahannya daging, kelapa diparut diisi bumbu lalu dipanggang.
  • Sate Asem : bahannya isi perut ayam (bahan) yang digunakan, setelah dipotong-potong lalu ditusuk kemudian digoreng.
  • Calon : dibuat daging hewan yang digunakan Caru setelah dilumatkan kemudian diisi bumbu, dibuat bulat-bulat seperti kelereng lalu digoreng.
Tri Nadi : Tiga saluran yang terdapat pada tubuh kita, yaitu : Saluran makanan, Saluran Nafas dan Saluran air.

Tri Semaya : Tiga kurun waktu yang biasa dipergunakan untuk menilai keadaan atau situasi sehingga tercapai suatu kesimpulan, yaitu :
  • Atita : Kurun waktu yang lampau.
  • Anagata : Kurun waktu yang akan datang.
  • Warthamana : Kurun waktu yang sekarang. 
Tri Parartha : Tiga tata cara dalam mencapai tujuan hidup, terutama Tri Bhoga, agar mendapat restu dari Tuhan, yaitu :
  • Asih : Sayang sesama hidup seperti menyayangi diri sendiri.
  • Punia : Memberikan dana dengan tulus ikhlas kepada orang lain yang memerlukan.
  • Bhakti : Cinta kasih dan sujud bakti kepada Ida Sanghyang Widhi dengan melakukan sembahyang.
Tri Pramana : Tiga cara memperoleh pengetahuan, antara lain :
  • Agama Pramana : Percaya berdasarkan keterangan orang-orang suci.
  • Anumana Pramana : Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda.
  • Pratyaksa Pramana : Percaya berdasarkan kenyataan.
Tri Pramana : Tiga ukuran atau pedoman untuk memberikan penilaian keserasian, yaitu : Desa, Kala dan Patra.

Tri Pramana : Tiga tenaga atau kekuatan :
  • Bayu : Tenaga, kekuatan yang dimiliki tumbuh-tumbuhan.
  • Sabda : Suara, Bayu dan Sabda dimiliki oleh binatang.
  • Idep : Pikiran, Bayu, Sabda dan Idep dimiliki oleh manusia.
Tri Pramana : Tiga ukuran atau perhitungan atau persyaratan, untuk menangani suatu masalah, yaitu :
  • Bukti : Berupa barang yang dapat dilihat.
  • Saksi : Orang melihat secara langsung.
  • Likhita : Berupa transaksi.
Tri Purusa : Ida Sanghyang Widhi dalam 3 keadaan dan dalam masing-masing keadaan Beliau mempunyai nama, yaitu :
  • Parama Ciwa : Ida Sanghyang Widhi dalam keadaan tenang tanpa aktivitas, tidak kena pengaruh maya.
  • Sada Ciwa : Ida Sanghyang Widhi mulai berfungsi, sehingga kena imbas maya, tetapi masih suci murni.
  • Ciwa : Ida Sanghyang Widhi lebih aktif lagi, sehingga lebih banyak kena dipengaruhi maya dan kena pengaruh lupa.
Tri Purusha Artha : Tiga unsur yang amat penting yang harus dimiliki setiap orang sebagai landasan mencapai tujuan hidup, yaitu :
  • Dharma : Ilmu kesucian.
  • Artha : Harta benda atau kekayaan.
  • Kama : Kesenangan.
Tri Rna : Tiga jenis hutang, menurut kepercayaan, manusia lahir mempunyai hutang terhadap :
  • Dewa Rna : Hutang jiwa terhadap Ida Sanghyang Widhi.
  • Pitra Rna : Hutang jasa kepada leluhur.
  • Rsi Rna : Hutang Ilmu Pengetahuan kepada para Rsi atau pendidik.
Tri Sakti : Tiga kekuatan Tuhan, yaitu :
  • Utpati : Kekuatan Tuhan menciptakan segala isi alam baik yang nyata maupun tak nyata.
  • Sthiti : Kekuatan Tuhan memelihara semua ciptaan-Nya.
  • Pralina : Kekuatan Tuhan melebur atau memusnahkan semua ciptaan-Nya.
Tri Sandhya : Sembahyang Tiga Kali dalam sehari, yaitu : Pagi waktu matahari baru terbit, Tengah hari waktu matahari tepat diatas kepala dan Senja hari waktu matahari menjelang terbenam.

Tri Sula : Nama senjata yang mempunyai tiga sudut, dan di masing-masing ujungnya ada bagian yang runcing, dimiliki Batara Sambhu yang menjaga alam Timur Laut. 

Tri Sadaka : Tiga Pandita, yang berasal dari tiga golongan atau warna, yaitu :
  • Pandita Ciwa
  • Pandita Budha
  • Pandita Sengguhu atau Bujangga Wesnawa. 
Tri Pitaka : Nama kitab Suci agama Budha, ditulis dalam jaman Asoka, kira-kira 2500 tahun yang lalu.

Tri Ratna : Tiga lembaga utama, dalam ilmu Negara Hindu, yaitu :
  • Sapta Prabhu : Badan Legislatif.
  • Sapta Mantri : Badan Eksekutif.
  • Sapta Upati : Badan Yudikatif.

Tri Tunggal : Tiga buah huruf Suci merupakan perlambang, terdiri dari : A-U-M, kemudian dipadukan menjadi : AUM diucapkan OM yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
  • A : Mengiaskan materi asli atau Prekrti.
  • AU : Mengiaskan jiwa individual
  • AUM (OM) : Mengiaskan Diri Tertinggi yaitu Brahman.
Trijata : Putri sang Wibisana yang mengawal Dewi Sita waktu berada di Alengka. Trijata juga merupakan semacam tumbuh-tumbuhan.

Tri Wikrama : Wisnu sebagai penguasa tiga dunia.

Tri Dhrti : Tiga macam ketetapan, dalam melatih Yoga melalui :
  • Sattwika Dhrti : Orang dapat menguasai budhi, nafas vital, fungsi alat-alat pengamatan dan aksi. Dhrti itu tak pernah menyimpang dari obyeknya.
  • Rajasa Dhrti : Adalah yang membantu seseorang untuk mencapai Dharma, Artha dan Kama, yaitu pemuasan keinginan dan kekayaan.
  • Tamasa Dhrti : Adalah yang mengantar pada impian, ketakutan, kesedihan, perasaan kegagalan dan kemabukan.
Tri Jata ; Lahir tiga kali, yaitu :
  • Ekajati : Lahirnya seseorang dari rahim sang ibu (walaka) yang dianggap sama dengan Sudra.
  • Dwijati : Seorang Walaka yang sudah diupacarai yang disebut Upayana, lalu ia dikenal sebagai Brahmacari. Setelah memenuhi syarat lagi diberi upacara Samawartana.
  • Trijati : Orang yang sudah didiksa, setelah melaksanakan Nirwrti Marga atau Prawrti Marga, agar Diksa menjadi sempurna. Gelas yang diperoleh ialah Krtta Diksita.
Tri Upaya Sandhi : Seorang raja harus memiliki 3 upaya untuk menghubungkan dirinya dengan rakyat, yaitu :
  • Rupa : Seorang raja harus mengamati wajah rakyatnya, karena roman muka dapat menggambarkan keadaan batin, apakah ia sedang bahagia atau sedang kesusahan.
  • Wangsa : Raja harus mengetahui susunan masyarakatnya (stratifikasi sosial) karena hal tersebut akan memudahkan dirinya menentukan sistem pendekatan kepada rakyatnya.
  • Guna : Raja harus mengetahui tingkat pengetahuan dan ketrampilan (akal) anggota masyarakatnya.
Tri Sakti : Ada tiga sifat dari Tri Sakti, masing-masing sebagai berikut :
  • Sakti Dharma : ialah yang ditimbulkan guna Sattwam, berupa ketenangan, kesabaran, keadilan dan memiliki perikemanusiaan.
  • Sakti Kama : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Rajas, berupa geraj lincah penuh emosi dan dapat mengantar orang ke puncak kesuksesan.
  • Sakti Artha : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas, berupa gerak lamban, malas ingin enaknya saja.

Tri Sinangguh Tua : Ada tiga anggapan sebagai orang yang dituakan, yaitu : Tua dari segi hubungan keluarga, Tua dari segi umur, dan Tua karena pengetahuan dan kedudukan.


Tri Sadana : Ada tiga macam pemberian pertolongan, yaitu :
  • Artha Dana : pemberian berupa material.
  • Brahma Dana : Pemberian berupa pengetahuan, seperti nasihat-nasihat.
  • Bayu Dana : pemberian bantuan berupa tenaga.
Tri Mala : Tiga hal yang dianggap kurang baik, yaitu :
  • Kayangan : Tidak percaya dengan orang kerawuhan (kesurupan).
  • Ketayan : Tidak percaya, selain yang di ketahui. Bahasa Bali : Mula keto, suba nami (memang begitu, sudah merupakan warisan).
  • Kemayan : Tidak percaya dengan impian.
Tri Mala : Tiga hal yang dianggap kurang baik, karena menimbulkan penderitaan, yaitu :
  • Artha : Harta benda atau materi juga bisa menimbulkan penderitaan.
  • Kama : Kesenangan yang berlebihan juga bisa menimbulkan penderitaan.
  • Sabda : Kata-katapun bila kurang dikendalikan bisa juga menimbulkan penderitaan.
Dewi Tri Purusa : Ada tiga sumber sakti yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi yang menguasai dan mengatur :
  • Dewi Saraswati yang menguasai dan mengatur Ilmu Pengetahuan untuk pemenuhan jiwa.
  • Bhatari Sri yang menguasai dan mengatur sandang dan pangan untuk pemenuhan jasmani atau fisik.
  • Bhatari Sadhana yang menguasai dan mengatur sandang, papan untuk pemenuhan jasmani.
Tri Kaya Paramatha : Ada tiga kekuatan untuk mengalahkan Sadripu (Sadwarga) yaitu :
  • Kayika : Perbuatan yang baik atau terpuji.
  • Manacika : Pikiran suci
  • Wacika : Kata-kata yang benar.
Tri Sarira : Ada tiga badan yang dianggap orang tua atau ayah yaitu :
  • Carirakrt : Yang mengadakan.
  • Pranadata : Yang memberi jiwa
  • Annadata : Yang memberi makan minum (memelihara)
Tri Hetu : Tiga penyebab. Segala sesuatu yang kita kenal melalui indriya selalu berdasarkan atas sebab-sebab (hetu-hetu) yaitu :
  • Upadana-Karana : Adalah sebab-sebab material, misalnya ; sebab ada kain ialah disebabkan ada benang, benang disebabkan adanya kapas, dan seterusnya, hingga sampai pada penyebab utama adalah Tuhan.
  • Asamavayi-Karana : Adanya sebab formil, misalnya, sebabnya ada kain ialah benang-benang, benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya hingga timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
Tri Manggala Yadnya : Ada tiga komponen penting yang menentukan sukses tidaknya suatu yadnya, yaitu :
  • Sadaka : Pendeta atau Pemangku yang akan memimpin atau melaksanakan upacara.
  • Mancagra : Srati yang membuat banten upacara.
  • Yajamana : Yang memiliki yadnya.
Tri Wara : Hari pasaran terdiri dari tiga hari, yaitu :
  • Pasah : Dora. Dewanya Sanghyang Cika, Urip / neptu (9).
  • Beteng : Wahya. Dewanya Sanghyang Wacika, Urip / neptu (4)
  • Kajeng : Biyantara. Dewanya Sanghyang Manacika, Urip / neptu (7)
Sumber buku Ragam Istilah Hindu, Team Bali Aga. (RANBB)

5 komentar:

  1. Apakah Mpu atau lazim disebut srimpu masuka dalam tri sadaka, mhn penjelasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tri Sadaka : Tiga Pandita, yang berasal dari tiga golongan atau warna, yaitu :
      Pandita Ciwa
      Pandita Budha
      Pandita Sengguhu atau Bujangga Wesnawa.

      Hapus
    2. Mpu (Sri Empu), Dukuh, Rsi, atau apapun nama Dwijati beliau sebagai Sulinggih, sepanjang beliau adalah penganut Siwa Sidhanta dengan salah satu cirinya yaitu alat Pemujaan yang dipergunakan saat memimpin sebuah upacara disebut dengan Siwakrana (Siwa Upakarana = Siwopakarana) berarti beliau adalah bagian dari Tri Sadhaka (Sadhaka Siwa) tersebut.

      Hapus
  2. Tri dharma dalam konsep darsana tu apa aja ya?

    BalasHapus

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive