Sabtu, 26 Maret 2011

Moksa, Sorga dan Neraka

Dewi Durga
Moksa, Sorga dan Neraka dapat dijelaskan sebagai berikut. Moksa merupakan suatu keadaan dimana Atman bersatu kembali dengan Brahman ( Brahman Atman aikhyam ), dimana rokh orang yang bersangkutan tidak akan mengalami kelahiran kembali. Artinya akan bebas dari Reinkarnasi atau Punarbhawa. Dalam keadaan demikian dikatakanlah bahwa Atman orang yang bersangkutan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, bersifat kekal dan abadi. 

Dengan bersatunya Atman dengan Brahman, berakhirlah proses atau lingkaran Punarbhawa yang harus dialami oleh Atman. Dengan demikian pengembaraan Atman menjadi selesai.

Sorga dan Neraka merupakan metoda untuk meyakinkan umatnya agar mempunyai rasa takut untuk berbuat salah atau berbuat tidak baik dan sebaliknya agar bergairah untuk selalu berbuat baik. 


Sorga digambarkan sebagai penuh keindahan dan segalanya ada disitu. Dikatakan bahwa jika orang selalu berpikir, berkata dan berbuat baik, maka setelah kematiannya ia akan masuk Sorga dan dijemput dengan kereta emas dan disambut oleh bidadari serta apa saja yang diinginkan tersedia di Sorga. Kemudian apabila ia lahir kembali ke dunia, maka kelahirannya disebut sebagai Kelahiran Sorga ( Sorga Syuta ), dengan ciri-ciri rupawan, pandai, kaya, sehat rokhani jasmani, serta berwibawa.

Neraka digambarkan sebaliknya. Neraka dinyatakan sebagai tempat yang mengerikan, penuh dengan siksaan. Dan orang yang selama hidupnya selalu berkata, berpikir dan berbuat jahat atau selalu berbuat dosa seperti merampok, mencuri, menipu, memfitnah, maka setelah meninggal Atmannya akan masuk Neraka.


Oleh Sang Cakrabala akan dimasukkan ke Kawah Candra Gohmuka yang airnya mendidih, bercampur tinja yang menjijikkan dan mengerikan. Jika kemudian lahir ke dunia, maka ia dinamakan Kelahiran Neraka ( Neraka Syuta ) dengan ciri-ciri selalu susah dan menderita, buruk muka, bodoh, cacat dan selalu dirundung malang.

Dengan memahami pengertian Neraka, maka orang diharapkan akan selalu menjauhkan diri dari perilaku ayau perbuatan yang tidak baik ( Asubhakarma ). Mereka akan berusaha untuk selalu berbuat baik ( Subhakarma ), sehingga bila kelak meninggal dunia, Atmannya ada harapan masuk Sorga dan kalau lahir kembali dapat menjadi manusia kelahiran Sorga dengan membawa sifat-sifat Dewata.

Panca Sraddha - Lima Keyakinan Umat Hindu olih Drs. K.M Suhardana

Minggu, 06 Maret 2011

Hindu Agama Paling Luas, Agama Paling Praktis

Hinduism
Orang-orang yang memeluk Hindu membagi sebuah struktur pemikiran bersama. Mereka dapat mengerti, mengakui, menerima dan mencintai orang-orang dari semua agama, melingkupi mereka dalam pemikirannya sebagai orang-orang dari agama yang baik. Orang-orang Hindu sungguh-sungguh percaya bahwa ada satu Jalan Keabadian yang Tunggal. Orang-orang Hindu tidak percaya bahwa hanya ada satu-satunya agama yang sah atau satu-satunya agama yang akan menuntun jiwa kepada keselamatan. Namun, Jalan Abadi itu tampak terefleksikan dalam semua agama.

Secara alami, orang-orang Hindu merasa bahwa keyakinannya adalah yang paling luas, yang paling praktis dan paling efektif untuk pengembangan spiritual, namun mereka menyertakan dalam pikiran Hindunya bahwa semua agama dunia sebagai ekspresi Jalan Abadi yang satu dan memahami bahwa masing-masing secara proporsional sesuai dengan doktrin-doktrin dan dogma-dogmanya. 




Mereka tahu bahwa keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap batin tertentu lebih kondusif bagi pertumbuhan spiritual dari pada yang lain, dan bahwa semua agama, oleh karenanya, tidak sama. Agama-agama itu berbeda-beda dalam banyak hal. Namun demikian tidak ada sama sekali perasaan bahwa agama Hindu hanyalah "satu-satunya jalan."

Seorang Hindu yang saleh sangat mendukung semua upaya yang menuntun kepada hidup utama dan murni dan akan menganggap tidak masuk akal untuk membujuk seorang pemeluk yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan keyakinan yang dipilihnya. Inilah pola pikir orang Hindu, dan inilah yang kita ajarkan, yang kita praktekkan dan apa yang kita tawarkan kepada mereka yang ingin mengikuti jalan itu.

Namun demikian, agama Hindu juga sangat sekterian, sangat agresif  (tegas) dengan keyakinannya. Doktrin-doktrinnya mengenai karma dan reinkarnasi, philsafahnya mengenai ahimsa (non-kekerasan) dan cinta kasih, keyakinannya yang teguh kepada kenyataan dan pengalaman yang bersifat mistik dan universalitasnya dipegangnya secara teguh tanpa goyah sama sekali. Barangkali ini disebabkan oleh karena agama Hindu lebih sebagai agama pengalaman dari pada dogma. 

Ia lebih suka berkata kepada pengikutnya. " Inilah hakikat Kebenaran, dan inilah jalan-jalan atau cara-cara Kebenaran itu dapat diejawantahkan. Inilah tradisi yang telah tetap tegak berdiri dihadapan waktu dan telah terbukti sangat efektif, buktikan hal ini dengan hidupmu. 

Dan kami akan membantu semampu kami." Agama Hindu tidak akan pernah berkata," Kamu harus lakukan atau percaya begitu saja atau (kalau tidak) kamu dikutuk."

Dalam agama Hindu diyakini bahwa tidak seorangpun dikutuk secara abadi. Penerimaan penuh kasih dan keyakinan yang tak kunjung padam akan kebaikan hidup adalah alasan yang lain yang menyebabkan saya secara tegas mengatakan bahwa agama Hindu adalah agama terbesar di dunia ini.

Dalam agama Hindu, seperti halnya dalam semua sistem agama lain, terdapat cara-cara yang praktis untuk memperoleh kesucian, pengetahuan dan kedamaian hidup. Setiap orang Hindu diperintahkan untuk menghadiri puja setiap hari, lebih baik pada waktu tertentu yang tetap. Dia harus mematuhi hukum-hukum kebajikan (laws of virtue) dan kode etik. Dia harus melayani orang lain, mendukung agama dalam masyarakatnya sendiri. 

Dia hendaknya melakukan tirtayatra sewaktu-waktu ke tempat-tempat suci atau pura, dan ambil bagian dalam upacara pura. Bila ia telah lebih maju, jiwa yang lebih matang, maka dia diharapkan, mengharapkan kepada dirinya sendiri, untuk melakukan bentuk-bentuk shadana dan tapa, disiplin dan asketisme.

Tidak ada agama-agama lain yang membanggakan pemahaman yang begitu dalam dan telah berlangsung demikian lama tentang misteri dari kehidupan, atau memiliki sistem metaphisik yang demikian luas. Gudang dari wahyu keagamaan dalam agama Hindu tak terhitung. Dia berisi seluruh sistem yoga, meditasi, kontemplasi dan Realiasi Diri. 

Tidak ada dimanapun dalam agama lain ada wahyu dengan wawasan demikian dalam mengenai tubuh dalam diri manusia, prana dan chakra yang halus, pusat-pusat jiwa dalam sistem saraf. Keadaan dalam dari suprakesadaran dieksplorasi dan dipetakan secara penuh, dari cahaya putih yang terang kepada penglihatan dan suara yang membanjiri kesadaran batin manusia yang telah terbangunkan.

Di dunia Barat adalah jiwa-jiwa yang secara mstik telah bangun yang ditarik kepada Sanatana Dharma untuk lebih memahami keadaan dalam dari kesadaran, menemukan setelah pencarian yang sungguh-sungguh bahwa agama Hindu mempunyai jawaban-jawaban yang tidak ada dimanapun dan yang mampu membimbing kesadaran kedalam strata pikiran yang senantiasa menjadi lebih dalam.

Lebih luas dan dalam mengenai tulisan diatas, sebaiknya semeton Hindu membaca buku " Hindu Agama Terbesar di Dunia " ( Hinduism, the  greatest Religion in the World )  oleh Stephen Knapp, Yadnavalkya Dasa, David Frawley, Satguru Sivaya Subramuniyaswami, Klaus K. Klostermaier dengan editor Ngakan Made Madrasuta.


Dari buku Hindu Agama Terbesar di Dunia, hal 173-176