MOKSHA |
Orang Bali sangat yakin ada kehidupan di alam sana. Surga, Neraka, Akhirat adalah alam sana, yang oleh orang Bali disebut di keditu-an. Banyak yang menata hidup, meniti hari demi hari sangat hati-hati, untuk kehidupan hari nanti. Jika sekarang menabung banyak kebajkan, hidup di hari nanti akan lebih nyaman.
Di kedituan pun orang Bali termasuk Julia Robert
yakin harus pula berbuat baik, karena atman, roh, badan halus, akan menitis kembali. Punarbawa, samsara, kelahiran berulang-ulang, akan dialami atman.
"Julia Roberts berharap kelak akan bereinkarnasi
menjadi orang yang memiliki hidup lebih tenang"
Karena itu setiap orang Bali sebenarnya dituntut terus untuk berbuat baik, entah itu di alam sini atau di alam sana. Namun agama Hindu yang dipeluk oleh orang Bali tujuan utamanya tidaklah semata untuk berbuat baik. Perbuatan mulia hanyalah sarana untuk tujuan akhir, yakni MOKSA.
Moksa sering juga disebut nirwana, berarti pembebasan, saat atman lepas dari ikatan punarbawa atau samsara. Karena itu seseorang yang bisa mencapai moksa tak akan lagi menitis ke bumi, atmannya sudah menyatu dengan Hyang Tunggal.
Para rohaniawan kemudian mengajarkan, untuk mencapai moksa, pembebasan abadi, orang Bali harus melepaskan diri dari segala tetek bengek duniawi. Seseorang harus benar-benar bebas, tak punya harta sepotong pun, karena harta itu, kenikmatan dunia, justru menarik atmannya kembali ke dunia.
Kelahiran dipercaya oleh orang Bali sebagai kesempatan mengurangi dosa, sehingga perlahan-lahan kelak mereka bisa mencapai moksa. Celakanya, banyak orang menyia-nyiakan hidup, tidak untuk berbuat baik agar mengurangi dosa, justru suka berbuat jahat.
Bagi orang-orang Bali ada tiga moksa, yakni pembebasan yang masih meninggalkan badan kasar (jasmani) ketika mati, moksa yang tidak lagi meninggalkan jasad, namun cuma menyisakan abu, dan moksa yang tidak menyisakan apa pun, hilang sirna tak berbekas. Jenis moksa terakhir ini konon hanya bisa dilakukan oleh orang-orang suci, seperti dialami Rsi Danghyang Nirartha, peletak dasar agama Hindu di Bali.
Ketika hidup di dunia seseorang bisa mencapai moksa. yakni ketika ia mengalami keseimbangan kesejahteraan lahir bathin berdasarkan dharma, yang sering disebut dengan Moksartham jagaditha ya ca ici dharmah.
Basa Basi Bali olih Gde Aryantha Soethama
Gambar Shiva Lingga Yantra
ajimat yang dipakai pemuja dewa Shiva yang berkhasiat
sebagai pembebas jiwa/moksa
Di kedituan pun orang Bali termasuk Julia Robert
yakin harus pula berbuat baik, karena atman, roh, badan halus, akan menitis kembali. Punarbawa, samsara, kelahiran berulang-ulang, akan dialami atman.
"Julia Roberts berharap kelak akan bereinkarnasi
menjadi orang yang memiliki hidup lebih tenang"
Karena itu setiap orang Bali sebenarnya dituntut terus untuk berbuat baik, entah itu di alam sini atau di alam sana. Namun agama Hindu yang dipeluk oleh orang Bali tujuan utamanya tidaklah semata untuk berbuat baik. Perbuatan mulia hanyalah sarana untuk tujuan akhir, yakni MOKSA.
Moksa sering juga disebut nirwana, berarti pembebasan, saat atman lepas dari ikatan punarbawa atau samsara. Karena itu seseorang yang bisa mencapai moksa tak akan lagi menitis ke bumi, atmannya sudah menyatu dengan Hyang Tunggal.
Para rohaniawan kemudian mengajarkan, untuk mencapai moksa, pembebasan abadi, orang Bali harus melepaskan diri dari segala tetek bengek duniawi. Seseorang harus benar-benar bebas, tak punya harta sepotong pun, karena harta itu, kenikmatan dunia, justru menarik atmannya kembali ke dunia.
Kelahiran dipercaya oleh orang Bali sebagai kesempatan mengurangi dosa, sehingga perlahan-lahan kelak mereka bisa mencapai moksa. Celakanya, banyak orang menyia-nyiakan hidup, tidak untuk berbuat baik agar mengurangi dosa, justru suka berbuat jahat.
Bagi orang-orang Bali ada tiga moksa, yakni pembebasan yang masih meninggalkan badan kasar (jasmani) ketika mati, moksa yang tidak lagi meninggalkan jasad, namun cuma menyisakan abu, dan moksa yang tidak menyisakan apa pun, hilang sirna tak berbekas. Jenis moksa terakhir ini konon hanya bisa dilakukan oleh orang-orang suci, seperti dialami Rsi Danghyang Nirartha, peletak dasar agama Hindu di Bali.
Ketika hidup di dunia seseorang bisa mencapai moksa. yakni ketika ia mengalami keseimbangan kesejahteraan lahir bathin berdasarkan dharma, yang sering disebut dengan Moksartham jagaditha ya ca ici dharmah.
Moksa sering juga disebut nirwana, berarti pembebasan, saat atman lepas dari ikatan punarbawa atau samsara. Karena itu seseorang yang bisa mencapai moksa tak akan lagi menitis ke bumi, atmannya sudah menyatu dengan Hyang Tunggal.
Para rohaniawan kemudian mengajarkan, untuk mencapai moksa, pembebasan abadi, orang Bali harus melepaskan diri dari segala tetek bengek duniawi. Seseorang harus benar-benar bebas, tak punya harta sepotong pun, karena harta itu, kenikmatan dunia, justru menarik atmannya kembali ke dunia.
Kelahiran dipercaya oleh orang Bali sebagai kesempatan mengurangi dosa, sehingga perlahan-lahan kelak mereka bisa mencapai moksa. Celakanya, banyak orang menyia-nyiakan hidup, tidak untuk berbuat baik agar mengurangi dosa, justru suka berbuat jahat.
Bagi orang-orang Bali ada tiga moksa, yakni pembebasan yang masih meninggalkan badan kasar (jasmani) ketika mati, moksa yang tidak lagi meninggalkan jasad, namun cuma menyisakan abu, dan moksa yang tidak menyisakan apa pun, hilang sirna tak berbekas. Jenis moksa terakhir ini konon hanya bisa dilakukan oleh orang-orang suci, seperti dialami Rsi Danghyang Nirartha, peletak dasar agama Hindu di Bali.
Ketika hidup di dunia seseorang bisa mencapai moksa. yakni ketika ia mengalami keseimbangan kesejahteraan lahir bathin berdasarkan dharma, yang sering disebut dengan Moksartham jagaditha ya ca ici dharmah.
Basa Basi Bali olih Gde Aryantha Soethama
Gambar Shiva Lingga Yantra
ajimat yang dipakai pemuja dewa Shiva yang berkhasiat
sebagai pembebas jiwa/moksa
saya sudah 11 tahun di bali bos..salam
BalasHapusnah itu dia pak bozzz!! berbuat baik bagi saya gampang-gampang susah, pas dipikirin gampang banget, pas ngejalaninnya susahnya minta ampun...!!
BalasHapussuksma pak bozz!!
Hello Anak Nelayan ... Salam persahabatan...
BalasHapusUntuk ChukySharpeye ; Kalau yang tiyang baca "Pahala kata-kata lebih tinggi dari perbuatan, pahala pikiran lebih tinggi dari kata-kata ". Jadi berpikirlah untuk selalu berbuat baik (maaf ga ada maksud menggurui)
Suksma