Jumat, 08 November 2013

4 Catur Dalam Agama Hindu

4 Hal dalam agama Hindu
Catur Bali
Bangsa Indonesia mengenal istilah 4 (empat) Pilar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. 
 
Dalam Agama Hindu 4 (empat) adalah Catur / Cadu, dapat dikatakan Empat Pilar dalam Agama Hindu  atau Catur dalam Agama Hindu atau empat hal utama dalam Agama Hindu adalah sebagai berikut :

Catur Asrama, Empat (4) tahapan hidup manusia menurut Agama Hindu, yaitu :
  1. Brahmacari Asrama ; Masa menuntut ilmu pengetahuan
  2. Grihasta Asrama ; Masa hidup berumah tangga
  3. Wanaprastha Asrama ; Masa hidup mengasingkan diri di hutan untuk ketenangan lahir dan bathin, belajar ilmu agama. (disesuaikan dengan keadaan jaman)
  4. Biksuka / Sanyasin ; Masa hidup mengelana mengamalkan ilmu suci.
Catur Abhawa, Empat (4) macam ketiadaan, dapat diterangkan sebagai berikut :
  1. Pragabhawa ; Ketiadaan dari suatu benda sebelum benda itu diproduksi. Misalnya tidak ada periuk sebelum periuk itu diproduksi oleh tukang periuk.
  2. Dhwamsabhawa ; Ketiadaan setelah dihancurkan. Misalnya tidak akan ada periuk sesudah periuk itu dihancurkan, karena dalam pecahan itu tidak ada periuk.
  3. Athyantabhawa ; Selama-lamanya tidak terdapat sesuatu pada suatu benda baik dari dulu maupun pada waktu kini. Misalnya tidak terdapat warna pada udara atau udara tidak berwarna sejak dulu.
  4. Anyonyabhawa ; Perbedaan suatu benda antara benda-benda lain diantaranya kedua sifat tersebut tidak ada persamaan. Misalnya Guci dengan pakaian, Guci bukanlah pakaian itu bukanlah Guci.
Catur Arya Satyani, Empat kejujuran yang utama. Kalau kejujuran yang utama kita gunakan sebagai landasan menghayati sesuatu maka terdapatlah :
  1. Bahwa kesengsaraan itu memang ada
  2. Bahwa kesengsaraan itu ada sebabnya
  3. Bahwa kesengsaraan itu bisa dibuktikan
  4. Bahwa kesensaraan itu ada jalan untuk membuktikannya.
Catur Angga, 4 (empat) badan. Dimaksudkan ada empat macam sarana yang diperlukan dalam mencapau tujuan, yaitu :
  1. Bala ; Rakyat
  2. Koca (baca; Kosa) ; Perbekalan
  3. Wahanam ; Kendaraan / alat angkut
  4. Astra ; Senjata
Catur Bhojana, empat (4) macam makanan. Dalam Yadnya ada disebut empat macam makanan, yaitu :
  1. Ajuman ; Persembahan untuk para Dewa-Dewa.
  2. Sodaan ; Persembahan untuk para arwah
  3. Caru ; Persembahan untuk Bhuta dan Kala. Klik disini.
  4. Tarpana ; Persembahan untuk para Pitara
Catur Bhuta, Ada empat (4) unsur yang bersifat abstrak yang bisa mendatangkan kesulitan atau kebahagiaan, tergantung dari sikap kita. Ke empat hal itu adalah :
  1. Sang Drmbha Moha ; Ini berpengaruh dalam pembantaian (pejagalan)
  2. Sang Kala Ngandang ; Ini berpengaruh di jalan raya (marga agung)
  3. Sang Kala Katung ; Ini berpengaruh dalam pasar
  4. Sang Kala Wiyasa ; Ini berpengaruh dalam judian.
Catur Bekel Dumadi, Empat (4) macam bekal manusia sejak lahir yang tidak bisa dihindari, yaitu :
  1. Suka. Siapapun dalam hidup ini pasti menikmati rasa suka.
  2. Dukha. Demikian pula tak seorang pun terhindar dari rasa dukha.
  3. Lara. Bila orang sudah lanjut usia, dimana indriyanya sudah tak berfungsi dengan baik, sempurna, laralah / sengsaralah dia.
  4. Pati. Akhirnya manusia itu pasti akan mati.

Catur Brata, Empat (4) macam pengekangan hawa nafsu.
  1. Tapa ; Memanaskan diri guna membakar habis hawa nafsu yang menggiring kita kelembah kesengsaraan.
  2. Brata ; Membatasi gerak lincah hawa nafsu untuk menjernihkan pikiran, sehingga semua masalah dapat diatasi dengan lapang dada.
  3. Yoga ; Berusaha menyatukan diri dengan Tuhan dengan melalui konsentrasi yang mantap.
  4. Semadi ; Berusaha menyatu dengan Tuhan melalui konsentrasi dan inspirasi yang mantap. 
Catur Bhuja Negara (Kerajaan Majapahit), 4 (empat) persyaratan untuk suatu negara yaitu :
  1. Prabhu ; Pemerintah yang mengatur dan mempertahankan rakyat dan negara.
  2. Praja ; Penduduk. Dengan adanya pemerintahan harus ada yang diperintah yaitu penduduk.
  3. Mandala ; Wilayah. Negara harus punya wilayah tertentu dan batas-batas tertentu pula.
  4. Tujuan Negara ; Artinya kekuasaan pemerintahan yang berbahagia oleh raja sebagai kejayaan rakyat. 
Catur Brata Penyepian, Empat (4) larangan dalam melaksanakan hari Raya Nyepi, yaitu : yang bersifat lahiriah :
  1. Amati Geni ; Tidak menyalakan api
  2. Amati Karya ; Tidak bekerja
  3. Amati Lelungan : Tidak bepergian
  4. Amati Lelanguan ; Tidak mengadakan hiburan (pesta)
Yang bersifat mental spiritual :
  1. Pikiran suci ; Tidak memikirkan hal yang menyimpang dari Dharma.
  2. Kekuatan iman ; Menjauhi segala bentuk hawa nafsu yang bersifat negatif
  3. Kejujuran kata ; Berkata sesuai dengan hati nurani dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum sekala dan niskala.
  4. Perilaku jujur ; Segala tindak tanduknya sesuai dengan aturan yang berlaku baik bagi negara maupun agama.
Catur Bruja Negara ( Kerajaan Sriwijaya ), Empat (4) persyaratan suatu negara :
  1. Praja ; Penduduk
  2. Wilayah ; Bumi, tanah / wilayah
  3. Datu ; Pemimpin atau pemerintah
  4. Tujuan Negara ; Sriwijaya jaya sidha yatra subhiksa artinya Karena perjalanan sucilah Sriwijaya mencapai kemenangan sejati.
Menurut penulis-penulis Hindu ada 7 unsur pokok tentang pembentukan suatu negara, yaitu :
  1. Swamin ; Raja (kepala pemerintahan) harus penduduk asli yang cinta pada Negara, Tanah Air dan Bangsa.
  2. Amatya ; Para mentri atau pegawai tinggi lainnya.
  3. Jana Pada ; Penduduk dan wilayah harus baik.
  4. Durgha ; Benteng yang harus didirikan di keempat penjuru.
  5. Kosa ; Perbendaharaan negara.
  6. Bala ; Angkatan perang yang mengatur keamanan negara
  7. Mitra ; Sahabat antar negara-negara luar. 
Catur Cuntaka, Ada empat (4) hal yang dianggap kotor (cemer /leteh /cuntaka), dikaitkan dengan Catur Wangsa dalam kematian. Masa cuntaka sesuai dengan sastra agama :
  1. Brahmana ; lamanya 10 hari
  2. Ksatrya ; lamanya 12 hari
  3. Wesya ; lamanya 15 hari
  4. Sudra ; lamanya 18 hari, 30 hari, atau 42 hari.
Cuntaka / cemer / leteh disebabkan bukan karena kematian, seperti kotor kain (haid), kawin belum diupacarai, melahirkan dan lainnya.

Catur / Cadu Sakti, Empat (4) macam kekuatan Tuhan, yaitu :
  1. Jnana Sakti ; Maha Tahu ; Duradarsana (tajam penglihatan), Duraswarna (tajam pendengaran), Durajnana (tajam pikiran).
  2. Wibuh / Wibhu Sakti ; Maha ada dan meresap dimana-mana.
  3. Prabhu Sakti ; Maha kuasa, sebagai Tri Murti ; Utpati (pencipta), Sthiti (pemelihara) dan Pralina (pelebur/pemusnah)
  4. Kriya Sakti ; Maha Karya, dapat mengadakan apa saja yang Beliau kehendaki. Nirwikara (mengatasi segalanya) dan Swayambhu (dapat menciptakan diri sendiri).
Catur Dana, Empat (4) jenis/bentuk kerelaan berkorban atau bersedekah, yaitu :
  1. Dreweya Dhana ; Rela mengorbankan harta benda
  2. Priya Dhana ; Rela mengorbankan anak istri untuk membantu usaha sosial.
  3. Sarira Dhana ; Rela mengorbankan diri sendiri untuk menolong orang lain.
  4. Abhaya Dhana ; Ikhlas berbuat kebajikan terhadap orang lain yang dalam bahaya.
Catur Dharma, Empat (4) macam tugas yang patut kita dharma baktikan baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum, yaitu :
  1. Dharma Kriya ; Melaksanakan swadharma dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab.
  2. Dharma Santosa ; Berusaha mencari kedamaian lahir dan bhatin pada diri sendiri.
  3. Dharma Jti ; Tugas harus dilaksanakan untuk menjamin kesejahteraan dan ketenangan keluarga dan juga untuk umum.
  4. Dharma Putus ; Melakasanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan berkorban serta rasa tanggung jawab demi terwujudnya keadilan sosial bagi umat manusia.
Catur Dharma Karya, 4 (empat) kewajiban yang harus dikerjakan seandainya kita berhasil mengumpulkan harta benda, yaitu :
  1. Dharma Karya ; Mempergunakan harta benda untuk kepentingan yang bersifat sosial dan suci.
  2. Artha Karya ; Bila memiliki uang hendaknya ditabungkan, sehingga bermanfaat pada diri sendiri dan umum.
  3. Kama Karya ; Mempergunakan harta benda untuk rekreasi dan melengkapi rumah tangga dengan barang / alat yang menimbulkan rasa kerasan di rumah.
  4. Punia Karya ; Mempergunakan harta benda untuk menolong orang dalam kesusahan. 
Catur Dharma, Empat (4) kewajiban sebagai anggota masyarakat untuk mensukseskan Program Pemerintah atau Desa antara lain :
  1. Rama Desa ; Kewajiban berbakti, mencintai dan memberikan pertolongan kepada yang patut ditolong.
  2. Rama Tantu ; Tahu tentang asal usul lahir jadi manusia, dan kewajiban terhadap pemerintah.
  3. Rama Punta ; Tahu tentang Adat Istiadat dan selalu berbuat kebajikan kepada siapapun juga.
  4. Rama Bahu ; Berani beramal, menolong Sang Wiku yang membuat kesejahteraan, teguh pendirian, tahu jalan yang baik atau yang buruk.
Catur Gamya - Gamana, Empat (4) macam larangan perkawinan, yaitu :
  1. Seorang laki-laki seorang wanita yang mempunyai hubungan keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah, baik karena lahir dalam perkawinan yang syah maupun yang tidak syah.
  2. Antara seorang laki-laki dengan ibu tirinya atau seorang wanita dengan ayah tirinya.
  3. Antara seorang keturunan saudara kandungnya atau saudara tirinya.
  4. Antara mertua dengan menantu atau anaknya menantu atau antar warang.
Catur Iswarya, Empat (4) kepemerintahan. Seorang yang memegang jabatan pada pemerintahan diharapkan :
  1. Dharma ; Kebenaran, kepatutan, keluhuran budi yang menggerakkan kesucian manusia.
  2. Jnana ; Kebijaksanaan, kesanggupan mengetahui dengan Tri Pramana.
  3. Weragia ; Tidak menginginkan kesenangan yang bersifat duniawi.
  4. Iswarya ; Kaya dalam segala-galanya tak kurang suatu apapun baik yang bersifat duniawi atau rohani.
Catur Kang Sinengguh Guru, Empat (4) yang dianggap sebagai guru, yakni:
  1. Guru Rupaka ; Orangtua (Ibu dan Bapak)
  2. Guru Pengajian ; Para pendidik
  3. Guru Wisesa ; Pemerintah
  4. Guru Swadaya ; Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Catur Kalpasutra, 4 (empat) buku pedoman yang dapat dipergunakan dalam kurun waktu panjang, antara lain :
  1. Srauta Sutra ; Memuat keterangan tentang tata cara sembahyang untuk Agni Homa, Purnama, Tilem, Soma Yadnya dan lain-lain.
  2. Grhya Sutra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok upacara Sangaskara.
  3. Dharmasastra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok ajaran agama Hindu, hak dan kewajiban, sosial, ekonomi, dan lain-lain termasuk upacara keagamaan dan tata cara pelaksanaannya.
  4. Sulwa Sutra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok aturan mengenai tata bangunan, ukuran altar yang ada kaitannya dengan kebutuhan upacara yang disebut di dalam Kitab Srautasutra.
Catur Kalpana, Empat (4) kebebasan. Hal ini dimiliki oleh Sang Yogiswara atau melaksanakan Yoga Semadhi, yaitu : Tahu, Diketahui, Pengetahuan dan Mengetahui.

Catur Kotamaning Nrpatti, Empat (4) persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang Raja / Pemimpin, yaitu :
  1. Jnana Wisesa Sudha ; Berpengetahuan yang luhur dan suci.
  2. Kaprahitaning Praja ; Memiliki kasih sayang kepada rakyat.
  3. Kawiryan ; Raja / Kepala Negara harus berwatak pemberani, pantang menyerah di dalam membela kebenaran.
  4. Wibawa ; Untuk menegakkan kewibawaan Raja harus jujur dan mengutamakan kepentingan umum, sehingga rakyat bormat dan taat kepadanya.
Catur Kanda, Empat (4) bagian dari Epos Ramayana, yaitu :
  1. Ayodia Kanda ; Bagian cerita mengenai penobatan Sang Rama
  2. Arania Kanda ; Bagian ceritera Ramayana, mengisahkan Sang Rama dalam pembuangan
  3. Kiskinda Kanda ; Bagian ceritra Ramayana, menceritakan Sang Rama nyupat Sang Dirgabau
  4. Yuda Kanda ; Bagian cerita Ramayana menceritakan perang Sang Rama melawan Rawana.
Cadu Kerthi, Empat (4) tauladan (bagi pemimpin). 
  1. Hening ; Selalu mengutamakan kesucian
  2. Heneng ; Ketenangan lahir bathin
  3. Heling ; Selalu ingat anak buah
  4. Hawas ; Selalu waspada
Catur Karya , 4 (empat) macam kerja. Untuk memperoleh kesuksesan hendaknya kita mengikuti petunjuk di bawah ini, berdasarkan urip Sapta Wara dan Pancawara. Jumlahnya dibagi empat, sisa 1 : Ular, 2 : Gajah, 3 : Lembu dan 4 : Lintah. Maka pekerjaan yang baik / dihindari adalah :
  1. Ular ; Jangan menanam pohon-pohonan
  2. Gajah ; Mencari binatang yang akan dipelihara
  3. Lembu ; Mencari binatang yang akan dipelihara
  4. Lintah ; Menanam segala yang menjalar.
Catur Lokapala, Empat (4) Dewa penjaga atau penguasa atau pelindung alam dan dunia, yaitu : Indra, Yama, Baruna, Kuwera. Di Bali hal ini diwujudkan dengan mendirikan Khayangan Catur Lokapala, yaitu :
  1. Pura Lempuyang di timur
  2. Pura Batukaru di barat
  3. Pura Puncak Mangu di utara
  4. Pura Andakasa di selatan.
Catur Marga Yoga, Empat (4) jalan untuk menyatu kepada Tuhan, antara lain :
  1. Jnana Marga Yoga ; Menyatukan diri dengan Tuhan melalui jalan mengamalkan ilmu suci.
  2. Bhakti Marga Yoga ; Menyatukan diri kepada Tuhan berdasarkan cinta kasih yang mendalam dengan memakai sarana.
  3. Karma Marga Yoga ; Ingin menyatukan diri dengan Tuhan melalui perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamrih.
  4. Raja Marga Yoga ; Berusaha menyatu dengan Tuhan melalui Brata, Tapa, Yoga dan Semadhi.
Catur Moksa, 4 (empat) macam kebebasan.
  1. Samipya Moksa ; Kebebasan yang dicapai semasih hidup oleh para Resi sehingga mampu menerima wahyu dari Tuhan.
  2. Sarupya atau Sadarmmya ; Kebebasan yang diperoleh semasih hidup seperti Awatara Sri Kresna, Budha Gaotama.
  3. Salokya atau Karma Mukti ; Kebebasan yang dicapai oleh Atman itu sendiri telah berada dalam posisi sama dengan Tuhan tetapi belum dapat bersatu dengan Tuhan.
  4. Sayujya atau Purna Mukti ; Kebebasan yang tertinggi dan sempurna sehingga dapat menyatu dengan Tuhan.
Catur Naya Sandhi, Catur Upaya, Catur Pariksa atau Catur Pratyaksa, 4 (empat) kebijaksanaan. Seorang pemimpin hendaknya menerapkan 4 kebijaksanaan, yaitu :
  1. Sama ; Berlaku adil tanpa pandang bulu
  2. Bheda ; Memberikan jasa sesuai dengan amal bhaktinya
  3. Dana ; Memberikan bantuan secara adil dan merata
  4. Danda ; Menghukum setiap pelanggaran dengan tidak pilih kasih. 
Catur Prawrtti, empat (4) pedoman hidup yang patut dipertahankan oleh setiap orang, yaitu :
  1. Arjawa ; Jujur dan bersahaja
  2. Anresangsya ; Tidak mementingkan diri sendiri
  3. Dama ; Tahu menasehati diri sendiri
  4. Indriyanigraha ; Mengekang hawa nafsu. 
Catur Paramita, Empat (4) jalan kebajikan.
  1. Maitri ; Kasih sayang atau ramah tamah
  2. Karuna ; Tolong menolong
  3. Mudita ; Menyenangkan orang lain
  4. Upeksa ; Menghargai pendapat orang lain atau toleransi
Catur Pameriksa, Ada empat (4) indra yang betul-betul dapat mengetahui secara langsung  sesuatu :
  1. Mata ; Melihat dengan langsung sesuatu kejadian atau benda.
  2. Telinga ; Dapat mendengar secara langsung suara atau bunyi
  3. Hidung ; Dapat mencium secara langsung bau dari sesuatu benda
  4. Bibir ; Dapat secara langsung merasakan makanan dan minuman
Catur Purusartha atau Catur Warga, Empat (4) tujuan hidup , yaitu :
  1. Dharma ; Kewajiban atau kebenaran atau hukum, Agama, peraturan, kodrat
  2. Artha ; Harta benda atau materi
  3. Kama ; Kesenangan atau hawa nafsu
  4. Moksa ; Kebebasan yang abadi
Catur Pataka, Empat (4) dosa, yaitu :
  1. Pataka ; terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan), Purusaghna (menyakiti orang), Kaniya Cora (mencuri wanita pingitan), Agraya Jaka (bersuami/istri melewati kakak), Ajnata Samwat Sarika (bercocok tanam tanpa masanya)
  2. Upa Pataka ; terdiri dari Gowadha (membunuh sapi), Juwati Wadha (membunuh gadis), Bala Wadha (membunuh anak), Agara Wadha (membakar rumah/merampok).
  3. Maha Pataka ; terdiri dari Brahmana Wadha (membunuh orang suci/Pandita), Sura Pana (meminum alkohol/pemabuk), Swarna Steya (mencuri emas), Kanya Wighna (memperkosa gadis) dan Guru Wadha (membunuh guru)
  4. Ati Pataka ; terdiri dari Swa Putri Bhajana (memperkosa saudara perempuan), Matra Bhajana (memperkosa ibu) dan Lingga Grahana (merusak tempat suci)
Catur Paksa, Empat (4) aliran besar dalam agama Hindu, yaitu :
  1. Paksa Brahmana ; Yang mengutamakan penyerahan diri kepada Sang Hyang Widhi. Paksa ini erat hubungannya dengan Bhakti Marga.
  2. Paksa Ciwa ; Yang mengutamakan kerja keras dan pengorbanan yang besar untuk memuliakan Tuhan, ini erat hubungannya dengan Karma Marga.
  3. Paksa Wisnu ; Yang mengutamakan pendalaman Ilmu Suci sebagai pengabdian kepada Tuhan. Paksa ini erat hubungannya denga Jnana Marga.
  4. Paksa Budha ; Yang mengutamakan meditasi yoga dan semadi untuk mengagungkan nama Tuhan. Paksa ini erat hubungannya dengan Yoga Marga. Paksa ini di Indonesia secara yuridis formil diakui sebagai Agama yang berdiri sendiri, sejak dikeluarkan Pen.pres. No. 1 tahun 1965.
Catur Pranayama, Empat (4) jenis pengaturan nafas, yaitu :
  1. Abhyantara Wrtti ; Antah; Swasa; Puraka ; Nafas masuk
  2. Antah - Stambha Wrtti ; Antah Kumbaka ; Menahan nafas
  3. Bahya - Wrtti ; Bahih Swaha ; Recaka ; Nafas keluar
  4. Bahya - Stambha Wrtti ; Bahih - Stambha ; Bahih - Kumbhaka ; Berhenti diluar
Catur Satya, Empat (4) bentuk kesetiaan. Dalam pemerintahan Negara Hindu, rakyat diharapkan memiliki empat kesetiaan, yakni :
  1. Satya Atman ; Setia atau sujud terhadap Sang Hyang Widhi
  2. Satya Bhisama ; Setia kepada sumpah atau janji
  3. Satya Berata ; Setia kepada suatu persetujuan atau pemufakatan
  4. Satya Kirti ; Kejujuran sebagai landasan untuk pencaharian yang halal.
Catur Sanak, 4 (empat) saudara. Menurut kepercayaan agama Hindu, kelahiran kita ditemani oleh 4 saudara yaitu :
A. Mulai dari dalam kandungan hingga lahir disebut :
  1. Babu Lembana
  2. Babu Abra
  3. Babu Ugyan
  4. Babu Kere
B. Sesudah kepus pungsed berganti nama :
  1. I Anta, ngaran ari-ari
  2. I Preta, ngaran banah
  3. I Kala, ngaran getih
  4. I Dengen, ngaran yeh nyom
C. Sesudah sang bayi bisa berjalan dan menyebut ayah, ibu, saudara 4 ini berganti nama :
  1. I Jelair bertempat di Timur
  2. I Mekair bertempat di Selatan
  3. I selabir bertempat di Barat
  4. I Mokair bertempat di Utara
D. Sesudah kurang lebih 3 minggu bertempat nyatur desa, menjadilah Detyasakti, berganti nama menjadi :
  1. Anggapati
  2. Mrajapati
  3. Banaspati
  4. Banaspatiraja
Catur Sangara Yoga, Empat (4) macam kegoncangan, seperti :
  1. Yoga Purbha Sangara ; Orang mengawinkan 'pita uming ro' Negeri mengalami sedikit kegoncangan, karena diganggu Sang Kala Rodra.
  2. Yoga Werdha Sangara ; Orang mengawinkan 'pita umisan' Kegoncangan negeri sedang akibat gangguan Sang Kala Bhuta.
  3. Yoga Tatwa Sangara ; Orang mengawinkan 'pita anak' Kegoncangan negeri besar, karena diganggu oleh Sang Kala Wisesa
  4. Yoga Bhana Sangara ; Orang mengawinkan 'sanak dan ibu, nini, buyut' Negeri sangat goncang, karena diganggu oleh Sang Kala Wadnya.
Caturtah, Empat (4) jalan untuk memperoleh ilmu.
  1. Proktah ; Memperoleh pengetahuan yang direstui oleh Ida Sang Hyang Widhi
  2. Gurutah ; Memperoleh ilmu pengetahuan dari para pendidik
  3. Castartah ; Memperoleh ilmu pengetahuan dengan membaca buku / lontar.
  4. Swatah ; Memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman.
Catur Hotra Widhi, Empat (4) Pendeta. Dewa Yadnya yang  diselenggarakan oleh 4 (empat) orang Pendeta (Hotra), masing-masing Widhistotra itu adalah :
  1. Dwayastotra ; Peraturan-peraturan uang mencakup aspek benda / materi
  2. Gunastotra ; Peratuan-peraturan yang mencakup bidang aspek politik
  3. Karmastotra ; Peraturan-peraturan yang mencakup bidang usaha, kegiatan atau tingkah laku manisia.
  4. Abhijnastotra ; Peraturan-peraturan yang mencakup bidang aspek pengetahuan hukum Ketuhanan.
Catur Warna, Empat (4) golongan. Masyarakat Hindu meberi golongan masyarakat yang berdasarkan fungsinya, yaitu :
  1. Brahmana ; Golongan yang bertugas memberikan pendidikan dan penerangan serta memimpin upacara.
  2. Ksatrya ; Golongan yang bertugas membela Negara dan jadi pemimpin
  3. Wesya ; Golongan yang memegang perekonomian dan pertanian
  4. Sudra ; Golongan yang membantu ketiga golongan di atas sebagai pekerja.
Catur Warga, Hari yang empat, yaitu:
  1. Sri ; Dewanya Bhagawan Bregu (urip 6)
  2. Laba ; Dewanya Bhagawan Kanwa (urip 3)
  3. Jaya ; Dewanya Bhagawan Janaka (urip 1)
  4. Mandala ; Dewanya Bhagawan Narada (urip 8)
Catur Weda, Empat (4) macam buku suci, yaitu :
  1. Rg Veda ; Berisikan pengetahuan suci merupakan kumpulan mantra-mantra pujaan, terdiri dari 10 Mandala, 21 Sakha, 1.028 Cukta, 10.552 rik / bait / mantra, disusun oleh Bhagawan Pulaka.
  2. Sama Veda ; Memuat kumpulan mantra-mantra tentang ajaran umumnya mengenai lagu-lagu pujaan, terdiri dari 1875 Sakha. Bagian Samhita ini ditulis oleh Bhagawan Jaimini.
  3. Yayur Veda ; Weda ini berisikan mantra-mantra dalam bentuk prosa, terdiri dari 109 Sakha, 1.975 mantra. Bagian ini membentangkan tentang tata cara yadnya keagamaan yang harus dilakukan oleh setiap umat Hindu. Yayur Weda disusun oleh Bhagawan Waisampayana.
  4. Atharva Veda ; Membentang soal sihir, mantra-mantra dan pengobatan. terdiri dari 50 Sakha, 5.987 mantra. Di samping itu diuraikan juga Ilmu Bintang dan Ilmu Pasti. Atharva Veda ditulis oleh Bhagawan Sumantu.
Catur Widya, Empat (4) cabang ilmu untuk mendalami makna dan tujuan agama, yaitu :
  1. Anwiksiki ; Menguraikan tentang teknologi filsafat
  2. Weda Trayi ; Menguraikan tentang agama
  3. Wartta ; Menguraikan tentang ekonomi
  4. Dandaniti ; Menguraikan tentang politik.
Catur Yuga, Empat (4) kurun zaman, terdiri dari :
  1. Krta Yuga ; Pada masa ini yang diutamakan adalah Dharma. Pada masa ini Dharma-sastranya Manu yang berlaku.
  2. Treta Yuga ; Pada zaman ini yang diutamakan adalah Weda. Weda yang berpengaruh pada zaman ini  Dharma-sastranya Gautama
  3. Dwara Yuga ; Yang diutamakan zaman ini ialah Yadnya. Yang berpengaruh pada masa ini ialah Dharma-sastranya Sankha Likhita
  4. Kali Yuga ; Yang diutamakan pada masa ini ialah kebebasan dan dana / materi. Yang berpengaruh pada jaman ini ialah Dharma-sastranya Parasara
Sumber : buku Ragam Istilah Hindu, cetakan Bali Aga. (RANBB)