Sabtu, 21 Mei 2011

Siwalingga, Yantra dan Mandala

Yantra Ganesha
APAKAH SIWALINGGA MERUPAKAN BAGIAN DARI TANTRA?

Ia adalah bagian dari Tantrisme. Dewasa ini kamu tidak akan menemukan sebuah Pura Hindu tanpa sebuah Siwalingga berdiri dalam sebuah Yoni. Menurut Siwa Purana, itu melambangkan ruang di mana alam semesta menciptakan dan melenyapkan dirinya berulang-kali. Menurut Tantra, ia melambangkan ‘phalus’ dan ‘yoni’ – perwujudan dari sifat laki-laki dan wanita dari Tuhan. Ia juga melambangkan prinsip-prinsip kreatif dari kehidupan.


Siwalingga bisa bersifat Chala (bergerak) atau Achala (tidak bergerak).Chala Lingga dapat ditempatkan di Pura atau rumah atau dapat dibuat secara sementara dari tanah liat atau adonan atau nasi. Achala Linga adalah yang ditempatkan di Pura. Mereka dibuat dari batu. 

Bagian terbawah dari Siwalingga disebut Brahmabhaga yang melambangkan Brahma. Bagian tengah yang berbentuk segi delapan disebut Wishnubhaga yang melambangkan Wishnu. Bagian menonjol yang berbentuk silinder disebut Rudrabhaga, pemujaan kepadanya disebut Poojabhaga.



APAKAH YANTRA ?


Yantra adalah sebuah bentuk geometrik seperti – dalam bentuknya yang paling sederhana – sebuah titik (Bindu) atau segi tiga terbalik. Ada berbagai bentuk yang sangat rumit, simetris dan non-simetris, yang dapat disebut Yantra. Semua bentuk-bentuk ini didasarkan atas bentuk-bentuk matematika dan metoda-metoda tertentu.Yantra ini melambangkan para dewa seperti Siwa, Wishnu, Ganesha, Krishna dan khususnya Sakti.

Mantra dan Yantra sangat saling terkait. Pikiran dinyatakan dalam bentuk halus sebagai satu Mantra dan pikiran yang sama dinyatakan dalam bentuk gambar sebagai sebuah Yantra. Percaya atau tidak, ada lebih dari sembilan ratus Yantra. Salah satu dari Yantra yang terpenting adalah Sri Yantra, atau Navayoni Chakra, melambangkan Siwa dan Sakti. Kamu akan melihat Yantra ini dari Pura (aliran) Sakti.

APAKAH MANDALA ?

Mandala artinya “lingkaran.” Ia sesungguhnya bentuk Yantra yang paling rumit. Ia berwujud dalam segala bentuk dan sifatnya sangat artisitik. Dalam agama Hindu, Mandala digunakan sebagai alat bantu meditasi. Keindahan dari Pura-Pura Hindu terletak dalam jumlah Mandala yang dipahat di batu-batu di dinding Pura. Sebuah Mandala terdiri dari satu pusat dan garis-garis dan lingkaran-lingkaran diletakkan secara geometrik di sekeliling lingkaran. Pusatnya biasanya adalah sebuah titik (Bindu).

Kita juga dapat melihat Mandala di Wihara Buddha. Dibalik setiap Mandala terdapat sejumlah besar pikiran-pikiran. Kadang-kadang melihat sebuah Mandala seperti melihat melalui sebuah kaleidoscop.

APAKAH SRI CHAKRA ?

Ia sebenarnya adalah satu dari Yantra yang paling kuat dalam agama Hindu, yang digunakan oleh penganut (sekte) Sakti, Dewi Ibu, dalam pemujaan mereka. Sri Chakra adalah simbol dari Lalitha aspek dari Ibu Suci. Ia terdiri dari sebuah titik (Bindu) pada pusatnya, dikelilingi oleh sembilan Trikona, lima dari padanya dengan puncak menghadap ke bawah dan empat yang lain menghadap ke atas. 

Interseksi atau persinggungan dari sembilan segi tiga ini menghasilkan empat puluh tiga segi tiga secara total. Ini dikelilingi oleh lingkaran konsentris dari delapan daun bunga teratai. Ini dikelilingi lagi oleh tiga lingkaran konsentris. Akhirnya pada sisi paling luar, ada sebuah segi empat (Chaturasra) yang dibuat dari tiga garis, garis yang satu ada di dalam garis yang lain, membuka ditengah-tengahnya masing-masing sisi sebagai empat gerbang.


Referensi:
AM I A HINDU (APAKAH SAYA HINDU ?)
Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra)

Sabtu, 07 Mei 2011

Kematian dan Tidur

"Bangunlah setiap hari seolah-olah kamu bangun dari kematian. Kematian adalah tidur panjang, tidur adalah kematian singkat. Bangun pada pagi hari adalah kelahiran. " Sad Guru.


Sembahyang Hindu
Kematian digambarkan oleh beberapa orang sebagai serangan teror Tuhan yang mengendarai kerbau raksasa dan menukik di atas manusia dengan sebuah jerat. Jerat itu adalah buatan manusia sendiri. Beliau tidak menerkam.

Artikel Terkait Lainnya :


Ia memberikan peringatan awal tentang kedatangan-Nya untuk mengambil nyawa orang. Peringatan dalam bentuk syarat , seperti rambut uban, rontoknya gigi, menurunnya penglihatan, ketulian pendengaran, mengkerutnya kulit, dsb. Kematian akan tiba sebagai pembebas bukan sebagai pemenjara.

Sebagian besar dari orang mengucurkan air mata dan meratap, berduka cita dan menangis bila orang yang dikasihi dipisahkan oleh kematian. Setiap orang merasa kehilangan dan kesepian karena tidak hadirnya orang yang dikasihi di sisi kita.

Tetapi perasaan seperti itu muncul dari kebodohan, khayalan dan illusi atau maya.




Karena, kematian itu sama sekali bukanlah kematian yang sesungguhnya. Itu hanyalah suatu peralihan dari suatu keadaan menuju keadaan yang lain, dari satu tingkat ke tingkat lainnya. Seperti setiap orang meningkat dari masa anak-anak menuju masa remaja, dari remaja menjadi dewasa, kematian merupakan kelulusan dari dunia fisik material menuju dunia ether spiritual.

Dengan kematian, seseorang melepaskan belitan dunia lahiriah, pusaran air samsara dan melangkah menuju dunia nyata yang immortal di situ hanya kasih dan pelayanan yang mengikat, satu-satunya kelekatan. Ya, dunia ether dan dunia astrallah yang nyata, karena hanya kesadaran murni yang ada tanpa kabut maya. Dunia yang penuh dengan obyek-obeyk keinginan, kesenangan, kesenangan sensual dan kenikmatan ini tidak nyata.

Kematian bukanlah perpisahan, melainkan peralihan dan kelulusan.



Kehidupan selanjutnya ditentukan juga oleh keadaan saat-saat sebelum kematian. Demikian juga dengan tidur. Tidur adalah kematian singkat, dan kematian adalah tidur yang panjang. Bangun dari tidur adalah kelahiran, tidur adalah kematian.
Doa tidur dalam buka Anandadayi :

" Ya Tuhan, semua perbuatanku baik dan buruk kupersembahkan kepada-Mu. Aku tidak tahu apakah besok pagi aku masih hidup. Lindungilah aku. Saya sekarang dalam keadaan dalam kematian dan jatuh di pangkuan-Mu. Ampunilah kesalahan-kesalahan saya. Pranamku pada-Mu".


Ketika bangun pagi pada Brahma Muhartam, duduklah ditempat tidur dan berdoalah :

" Dengan perlindungan-Mu, saya masih hidup. Mohon berkatila saya, berilah saya kebijaksanaan supaya jangan membuat dosa. Hari ini saya akan berkata yang benar, suci dan penuh kasih. Hari ini saya akan berbuat yang benar, suci dan penuh kasih. Hari ini saya akan berpikir yang benar, suci dan penuh kasih. Semoga hari ini saya bermanfaat bagi semuanya dan menjadi pelayan Tuhan yang sempurna. Pranamku pada-Mu".


Pada prinsipnya semua yang dilakukan sekarang, seperti sadhana adalah unutk mempersiapkan keadaan pada masa-masa mendatang dalam setiap kelahiran. Penebusan dosa atau prayascita dan sadhana bisa mengurangi penderitaan akibat masa lalu. Keduanya tidak bisa menghapuskan karma tetapi bisa mengurangi beban karma. Hutang-hutang karma, tidak bisa dihindari karena merupakan hukum karma. Tetapi bakthi dan sedhana bisa membuat sisa-sisa karma itu terasa ringan bagi setiap orang.


"Sanak keluarga akan menyertaimu hingga ke gerbang depan atau barangkali sampai ke pemakaman, tetapi ingat kerabatmu yang sejati adalah Tuhan". Sad Guru

Buku Meditasi Matahari Terbit Hal 179 oleh Gede Arsa Dana
diposting oleh Rare Angon Nak Bali Belog