Pan Brayut lan Men Brayut |
Tanah dikepal-kepal dijadikan manusia yang tampan, sempurna seperti wajah dewata. Manusia laki adalah hasil karya Sang Hyang Brahma, sedangkan yang perempuan hasil karya Sang Hyang Wisnu. Itulah sebabnya di Pulau Jawa ada Gunung Pawinihan, tempat Sang Hyang Brahma dan Sang Hyang Wisnu menciptakan manusia. Baca tentang Penciptaan Dunia.
Dipertemukanlah hasil ciptaan Sang Hyang Brahma dengan Sang Hyang Wisnu. Sangat serasi, saling berkasih-kasihan. Beranakcuculah mereka. Berkembanglah hasil karya manusia itu. Mereka itu tanpa rumah, telanjang tinggal di hutan. Tidak ada yang membentuk tingkah lakunya, tidak ada yang ditirunya. Mereka tidak mengerti akan kata-katanya waktu berucap, tidak mengerti pula maksudnya.
Oleh karena itu, Bhatara Jagatnatha memerintahkan para dewata membuat tertib hidup di Pulau Jawa. Sang Hyang Brahma turun sebagai seorang pande besi. Empu Sujiwana namanya ketika menjadi seorang pande besi. Itulah sebabnya ada Gunung Brahma, tempat Sang Hyang Brahma menjadi pande besi. Sang Hyang Wiswakarma menjadi seorang undagi, dan itulah sebabnya ada Desa Medang Kemulan, awal manusia membuat rumah dahulu. Baca Tutur Medang Kemulan
Sang Hyang Iswara menjadi seorang Guru Desa, yang mengajar manusia berkata, tahu bahasa, dan lain-lain. Sang Hyang Wisnu turun sebagai gurunya manusia dan memegang negara.
Tersebutlah yang mulia Bhatara Mahakarana telah membuat tertib hidup di Pulau Jawa. Diceritakan bahwa Pulau Jawa goyang dan selalu bergerak berayun-ayun. Karena itu Bhatara guru memerintahkan para dewa untuk memenggal Gunung Mahameru yang berada di Jambudwipa untuk dibawa ke Pulau Jawa sebagai pemberat. Dengan demikian Pulau Jawa pun menjadi stabil.
Naskah Lontar Tantu Pagelaran ini, pada intinya berisi tentang asal-usul manusia di Pulau Jawa, dan juga tentang asal-usul nama-nama tempat/gunung yang mulanya tempat Mpu atau Raja melakukan aktifitas tertentu.
Sumber : http://baliculturegov.com/2009-10-06-09-01-33/konsep-konsep-budaya.html