Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Minggu, 17 Agustus 2025

Menyapu Halaman Pura | Makna Dibalik Kesederhanaan

Menyapu Halaman Pura

Menyapu halaman pura memiliki keutamaan spiritual dan sosial yang penting bagi umat Hindu. Selain menjaga kebersihan dan keindahan tempat suci, kegiatan ini juga merupakan bentuk ibadah dan pembersihan diri secara simbolis, serta memupuk rasa kebersamaan. 



Menyapu halaman pura juga dapat dimaknai sebagai membersihkan diri dari energi negatif dan pikiran buruk. Kebersihan pura merupakan bagian dari menjaga hubungan harmonis dengan alam (bhuta), sesama manusia (atma), dan Tuhan (dewa).

Di mata orang awam, menyapu halaman pura mungkin terlihat seperti tugas kebersihan biasa. Tapi bagi umat Hindu Bali, gerakan menyapu di tempat suci adalah ritual dalam diam, sebuah bentuk bakti yang halus namun penuh makna spiritual.

Secara lahiriah (sekala), menyapu halaman pura adalah bentuk persiapan menyambut kehadiran energi suci. Debu, daun kering, dan sampah kecil adalah elemen yang mengganggu kesan suci dan tenang. Maka, menyapu adalah cara untuk menjaga kesucian lingkungan pemujaan agar pantas menjadi tempat bersemayamnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasiNya.

Secara niskala, menyapu tempat suci diyakini dapat mengusir energi negatif (leteh), meredam pengaruh bhuta kala, dan mengembalikan harmoni antara manusia dan kekuatan alam. Oleh karena itu, sebelum menghaturkan banten atau memulai pujawali, halaman pura harus sudah bersih bukan hanya dari kotoran fisik, tapi juga dari getaran tidak selaras yang bisa mengganggu kekhusyukan pemujaan.

Dalam dunia spiritual, menyapu bisa dimaknai sebagai simbol membersihkan batin kita sendiri. Setiap helaian lidi mewakili niat untuk merapikan pikiran, menyapu iri, amarah, dan kelekatan duniawi yang bisa mengotori kesadaran kita.

Menyapu tempat suci adalah pelajaran hidup yang sederhana tapi mendalam. Ia mengingatkan kita bahwa kesucian tidak datang begitu saja, melainkan dijemput melalui tindakan nyata dengan tubuh, pikiran, dan hati.

Jadi saat kita memegang sapu dan membungkuk di halaman pura, kita sesungguhnya sedang berlatih yoga dalam bentuk paling sederhana: menyatukan gerak tubuh, kesadaran batin, dan niat suci dalam satu tarikan sapuan. Rahayu

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive