Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Sabtu, 24 Juli 2010

Agama Hindu sebagai Nafas Kebudayaan Bali

Budaya Hindu Bali
Sumber Agama Hindu adalah kitab suci yang merupakan sabda Tuhan kepada Maha Rsi atau para Nabi. Agama sebagai sabda Tuhan  bersifat Supra Empiris.Munculnya kebudayaan Bali yang bernafaskan Agama Hindu itu tidaklah lahir begitu saja. Ia muncul melalui proses evolusi yang panjang. Hal ini disebabkan Hindu tidak mengandung konsep Nihilistis. Artinya dalam konsep penerapan ajaran Hindu tidak mengenal suatu proses penihilan kebudayaan yang telah ada. 

Pendekatan Hindu melalui proses Assosiasi, Integrasi, Komplementasi dan Sublimasi. Datangnya Agama Hindu terlebih dahulu melalui suatu persamaan-persamaan atau pertautan-pertautan budaya (assosiasi) dengan budaya masyarakat setempat. 

Kalau sudah sama-sama ketemu terus melalui proses integrasi atau komplementasi. Proses integrasi artinya ajaran Hindu dapat menyatu dengan kebudayaan setempat akan saling lengkap melengkapi, karena adanya perbedaan yang saling lengkap melengkapi secara dinamis. 

Dari proses integrasi dan komplementasi itu akan terjadi proses pemeliharaan nilai-nilai kebudayaan setempat dan menjadi kekayaan budaya Hindu yang mempunyai ciri yang sangat khas. Untuk memajukan kebudayaan setempat melalui proses sublimasi artinya Agama Hindu menjadi jiwa untuk meningkatkan kwalitas kejiwaan dari kebudayaan setempat. Dengan demikian terjadilah proses pemuliaan kebudayaan setempat.

Bertemunya Agama Hindu dan kebudayaan setempat menjadi sangat harmonis dan dinamis.Dalam kaitannya dengan kebudayaan Bali yang bernafaskan Agama Hindu terjadi proses Assosiasi, INtegrasi, Komplementasi dan Sublimasi tersebut secara evolusi. 



Proses inilah menyebabkan penampilan kebudayaan Hindu selalu berbeda-beda bentuk luarnya, namun kalau ia dibedah maka akan nampak hakekat Hindunya yang universal. Meskipun Agama Hindu dan Kebudayaan Bali demikian menyatu, namun masih sangat mudah untuk membeda-bedakannya. Mana aspek supra empirisnya sebagai sabda Tuhan dan mana aspek empirisnya sebagai hasil karya manusia dalam mengamalkan ajaran Agama Hindu dalam wujud kebudayaan Bali. 

Dalam pembinaannya aspek Agama Hindunya yang universal harus tetap dipertahankan kelanggengannya. Yang dapat berubah-ubah adalah aspek kebudayaannya, mengikuti perkembangan jaman. Hal itu dapat di ibaratkan makanan, zat-zat yang dibutuhkan oleh badan seperti protein, lemak, karbohidrak, vitamin dan lain-lainnya itu harus tetap ada, namun bentuk makanannya dapat saja berubah-rubah. 

Dalam kebudayaan Bali yang bernafaskan Hindu dapat dilihat dari dua unsur yaitu aspek yang supra empiris yaitu unsur Agama yang merupakan sabda Tuhan dan aspek empiris yaitu unsur kebudayaan sebagai upaya manusia untuk mengamalkan ajaran Agama Hindu itu sesuai dengan kemampuannya. 


Dalam kitab suci Weda menurut Swami Siwananda mengandung aspek yang Sanatana Dharma dan Nutana Dharma. Sanatana artinya dalam Weda terdapat kebenaran yang kekal abadi. Sedangkan aspek Nutana artinya kebenaran Weda itu dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan jaman dan persepsi pendukungnya.
Mengapa Bali disebut Bali olih Drs. I Ketut Wiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive