the story of Satyakama Jabala |
Sekali peristiwa Satyakama bertanya kepada ibunya, Jabala, "Ibu, aku ingin menjadi pelajar pengetahuan suci (Weda). Apakah nama keluargaku (gotraku) ?" Lalu ibunya, Jabala menjawab : "Aku tidak tahu, anakku, apa keluargamu. Dalam masa mudaku, ketika aku banyak bepergian kesana-kemari, sebagai gadis pelayan, aku melahirkan kamu. Jadi aku tidak tahu kamu keturunan keluarga apa. Namun demikian, namaku adalah Jabala dan namamu adalah Satyakama. Jadi kamu dapat menyebut dirimu Satyakama Jabala (Putra dari Jabala)".
Lalu Satyakama Jabala pergi kepada Gautama, putra Haridrumat dan berkata : " Aku ingin menjadi pelajar pengetahuan suci. Bolehkah aku menjadi muridmu, Yang Mulia ?" Gautama berkata kepada Satyakama Jabala :
"Apa nama keluargamu, anakku ?" Satyakama menjawab : "Aku tidak tahu hal ini, tuan. Aku tanya ibuku. Dia menjawabku, "Dalam masa mudaku, ketika aku banyak bepergian kesana kemari, sebagai gadis pelayan, aku melahirkan kamu. Jadi aku tidak tahu kamu keturunan keluarga apa. Namun demikian, namaku adalah Jabala dan namamu adalah Satyakama. Jadi aku adalah Satyakama Jabala".
Lalu Satyakama Jabala pergi kepada Gautama, putra Haridrumat dan berkata : " Aku ingin menjadi pelajar pengetahuan suci. Bolehkah aku menjadi muridmu, Yang Mulia ?" Gautama berkata kepada Satyakama Jabala :
"Apa nama keluargamu, anakku ?" Satyakama menjawab : "Aku tidak tahu hal ini, tuan. Aku tanya ibuku. Dia menjawabku, "Dalam masa mudaku, ketika aku banyak bepergian kesana kemari, sebagai gadis pelayan, aku melahirkan kamu. Jadi aku tidak tahu kamu keturunan keluarga apa. Namun demikian, namaku adalah Jabala dan namamu adalah Satyakama. Jadi aku adalah Satyakama Jabala".
Gautama lalu berkata kepadanya : "Tidak seorangpun kecuali seorang Brahmana yang dapat berkata demikian. Bawa api itu, nak, aku akan menerimamu sebagai murid. Kamu tidak menyimpang dari kebenaran (Dharma)."
Setelah mendiksha Satyakama Jabala, Gautama memisahkan empat ratus kerbau kurus dan lemah dan berkata, " Pergilah dengan ini." Ketika membawa kerbau-kerbau itu pergi Satyakama Jabala berkata," Aku tidak akan kembali sebelum kerbau ini menjadi seribu ekor."
Setelah kerbau itu menjadi seribu ekor, Satyakama Jabala kembali ke rumah Gautama. Melihat Satyakama Jabala kembali, Gautama berkata : "Anakku, engkau bersinar seperti seorang yang telah mengetahui Brahman. Siapakah yang telah mengajar kamu ?" Satyakama Jabala menjawab, "bukan manusia. Tapi aku ingin, Yang Mulia, tuan sendiri yang mengajar aku." (Chandogya Upanisad IV.4 - 9)
Satyakama Jabala sambil mengembala kerbau selama bertahun-tahun belajar pengetahuan suci dari kerbau yang digembalakannya, dari padang rumput dimana kerbau-kerbau merumput, dari pohon-pohon di mana ia berteduh, dari sungai di mana kerbaunya minum, dari gunung, yang dilihatnya di kejauhan, dari matahari yang menyinarinya di siang hari, dari bulan dan bintang yang menjadi penerangan di malam hari, dari alam semesta.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah diatas ?. Pengetahuan, termasuk pengetahuan suci, menjadi milik mereka yang mau dan berupaya untuk mempelajarinya. Pengetahuan, merupakan tangga untuk mencapai kemuliaan, baik secara material maupun spiritual. Dan pengetahuan itu dapat ditemukan dimana-mana. dan semua itu tidak ada hubungannya dengan keturunan. Satyakama Jabala adalah anak haram. Ibunya melahirkan dia di luar perkawinan yang syah.
Ada yang mengatakan Jabala adalah seorang pelacur. Tapi Sankara hendak memperhalus "potret" Jabala, karena ia sibuk melayani tamu di rumah suaminya,ia tidak sempat mengetahui apa gotra suaminya. Sebuah pembelaan yang lemah. Tapi siapapun ibunya, berkat ketekunannya menuntut ilmu Satyakama Jabala mencapai kedudukan mulia di masyarakatnya. Ia akhirnya menjadi guru pengetahuan suci (Weda) seperti Gautama.
Dalam pustaka suci Hindu seperti Upanisad dan Begawad Gita terdapat banyak sloka atau mantra yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (Jnana) sebagai jalan pembebasan, pembebasan dari penderitaan, yang dapat berarti pembebasan setelah kematian (Moksha, bebas dari tumimbal lahir), maupun pembebasan dari penderitaan di dunia ini (kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan). Secara kolektif taraf pendidikan umat Hindu masih ketinggalan, penguasaan ilmu pengetahuan agama (tattva) kita masih sangat ketinggalan. Satyakama Jabala memberikan insspirasi dan semangat untuk mengejar ilmu pengetahuan spiritual itu.
Dari Buku " Hindu Akan Ada Selamanya " oleh Ngakan Made Madrasuta, terbitan MediaHindu. Diposting oleh Rare Angon Nak Bali Belog.
Insert Picture http://www.arunachala-ramana.org/forum/index.php?topic=6003.0