Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Jumat, 16 September 2011

Dharma Wacana : DOA bertentangan dengan KARMA?

Dharma Wacana : dalam kegagalan kita tetap punya harga diri dalam keberhasilan kita tetap rendah hati
Doa dan Karma
Tetapi bukankah di dalam agama Hindu, hidup kita sepenuhnya ditentukan oleh perbuatan kita atau KARMA ? Andaikata kita mengajukan permohonan kepada Tuhan, dan Tuhan mengabulkan permohonan kita, bukankah ini berarti Tuhan campur tangan atau bahkan melanggar HUKUM KARMA yang diciptakannya ?. Mari kita lihat dulu manfaat Meditasi Sembahyang .



  1. Ketenangan Pikiran
  2. Mengetahui Tujuan
  3. Isi Ulang Energi
  4. Terhubung dengan Diri yang Lebih Luas
  5. Membuat Kita Rendah Hati
  6. Harapan Tanpa Kecemasan


1. Ketenangan Pikiran. Sejak kita masuk halaman pura kita sudah mulai berupaya menenangkan pikiran. Suara genta, mantra Pandita/Pinandita, bau harum dupa, kidung, pranayama, trisandya, panca sembah, dan siraman tirta, membuat pikiran dan hati kita tenang dan damai. Pikiran yang tenang dan damai membuat lingkungan tenang dan damai. Belum pernah terjadi orang pulang dari pura lalu demo sambil berteriak-teriak merusak milik orang.

2. Mengetahui Tujuan. Ketika pikiran tenang kita dapat mengetahui dengan jelas apa yang kita inginkan dalam hidup ini. Keinginan ini penting, karena, "seperti keinginannya demikianlah tindakannya; seperti tindakannya demikian manusia jadinya". Kadang-kadang kita berpikir, Tuhan tahu apa yang kita inginkan. Betul ! Tetapi kita sering kali tidak tahu apa yang kita inginkan, lalu bagaimana kita dapat melakukan sesuatu ? Atau keinginan kita terlalu banyak, sehingga tidak tahu mana yang harus direalisasikan terlebih dulu. Keinginan itu mengarahkan tindakan kita.

3. Isi Ulang Energi. Seperti hp yang dipergunakan sepanjang hari, baterenya pasti lemah. Demikian juga dengan diri kita. Tuhan adalah sumber listrik atau energi kita. Ketika diri kita, tepatnya jiwa, pikiran dan hati kita terhubung dengan Tuhan, hidup kita menjadi kuat dan segar kembali.

4. Terhubung dengan Diri yang Lebih Luas. Bayangkan kita ada dalam satu kamar sempit, dirumah kita. Mata kita hanya melihat ruang yang sempit,. Hati kita menjadi cupet dan ini bisa membuat pikiran kita rusuh. Lalu kita pergi piknik ke persawahan yang luas. Kita menyaksikan pemandangan yang luas dan indah. Hati dan Pikiran kita menjadi luas, lega dan bahagia, seolah-olah kita lepas dari kurungan. Ketika dalam keadaan itu, kita tidak hanya memikirkan diri kita sendiri, tetapi juga memikirkan orang lain, serta alam di mana dan dengan siapa kita hidup. Tindakan-tindakan kita mengikuti pikiran itu. Demikianlah halnya diri kita, jiwa kita yang dibatasi oleh badan, ketika terhubung dengan sumber dan asalnya, Tuhan, Jiwa Semesta, menjadi luas tak terbatas.

5. Membuat Kita Rendah Hati. Ketika kita telah berupaya dan berdoa, maka tahap berikutnya adalah menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. " Kewajibanmu hanyalah bekerja, sedangkan hasilnya Aku yang menentukan " demikian dikatakan oleh Bhagawad Gita. Itulah hukum moralnya. Pada sloka lain Bhagawad Gita menjamin. " Tidak ada pengorbanan yang sia-sia ." Dengan mengikuti hukum ini kita akan sanggup bekerja keras, tetapi pikiran dan hati kita tetap tenang. Kepasrahan, setelah berupaya keras, merupakan bagian penting dari sembahyang kita. Dengan kata lain, sembahyang membuat kita rendah hati.

6. Harapan Tanpa Kecemasan. Masa depan memberi harapan. Tetapi juga kecemasan bahkan ketakutan (bila harapan tidak menjadi kenyataan). Dapatkah kita memiliki harapan tanpa kecemasan atau ketakutan ? Ada yang memberi nasehat agar kita tidak memikirkan masa lalu dan masa depan. Hanya memusatkan perhatian pada masa kini. Ini satu nasehat yang baik, tapi mungkin tidak banyak orang dapat mengikutinya. Jadi tidak mungkin berharap tanpa cemas dan takut ? Mengapa tidak ? Melalui doa atau sembahyang, kita menyerahkan masa depan kepada Tuhan.

Keenam manfaat sembahyang diatas sudah menjawab bahwa sembahyang sebenarnya adalah untuk diri kita. Bukan untuk Tuhan (agar Dia tidak marah). Tidak selalu doa kita dikabulkan Tuhan. Dan karena itu sering juga orang kehilangan kepercayaan kepada-Nya. Penolakan oleh Tuhan atas permohonan kita membuat kita lebih kuat, bila kita memahami maksudnya; dalam kegagalan kita tetap punya harga diri, dalam keberhasilan kita tetap rendah hati. Lagi pula Tuhan bukanlah pelayan rumah tangga kita.

Referensi "TUHAN AGAMA & NEGARA" Oleh Ngakan Made Madrasuta, penerbit MediaHindu, diposting oleh Rare Angon Nak Bali Belog.

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive