Senin, 30 Januari 2017

Dharma Wacana Kesederhanaan Dalam Upacara Adalah Mutlak

Sejarah harus dijadikan soko guru umat Hindu kedepan



Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III. SE (MTRU). MSi dalam Dharma Wacananya menyampaikan pentingnya Membangun kemandrian ekonomi umat Hindu berlandaskan tri hita karana.
Diawali dengan memaparkan sejarah Bangsa Indonesia terutama sejarah yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Hindu kuno, peninggalan-peninggalan sejarahnya, situs-situs yang telah hilang sejarahnya, yang telah terlupakan oleh generasi umat Hindu. “Sejarah harus dijadikan soko guru umat Hindu kedepan “ tegas Senator Bali ini.

Terhapus dan terdegradasinya sejarah Hindu di Indonesia cukup mengkhawatirkan beliau yang sebagai anggota DPD RI di komite III bidang budaya ini. Untuk itu beliau mengajak anak-anak generasi muda, kita umat Hindu agar senantiasa membuatkan purana-purana untuk setiap Pura yang ada saat ini. “Purana Pura sangat penting untuk kepentingan sejarah, kita harus belajar dari sejarah yang terjadi saat Kerajaan Majapahit Runtuh. Banyak Prasasti dan purana kita dihilangkan.”


Senator Muda yang merupakan kerabat dari anggota DPD RI O Kadek Arimbawa ( Lolak ), A.A. Ngurah Oka Ratmadi ( Cok Rat ) dan Gede Pasek Suardika ( Pasek ) merupakan perwakilan Bali di perpolitikan Indonesia. Dengan jumlah yang sangat sedikit ini merupakan tanggung jawab yang tidak mudah dalam mengambil kebijakan-kebijakan demi umat Hindu, serta dalam mempertahankan kebijakan yang merugikan umat Hindu. Untuk itu dengan tegas beliau mengajak “ kita harus rebut lebih banyak kursi di tahun 2019 “.

Kembali pada Dharma Wacananya dengan tema Membangun Kemandrian Ekonomi Umat Hindu Berlandaskan Tri Hita Karana, mengajak umat Hindu untuk tetap rajin mendekatkan diri dengan Tuhan dan leluhur tetapi jangan sampai  agama dan tradisi menjadi beban. Kesederhanaan dalam upacara adalah mutlak. “Kesederhanaan dalam Upacara adalah Mutlak, yang akan mempengaruhi ketahanan Ekonomi umat Hindu “ tegas AW seperti plat kendaraannya DK 1 AW .

Dalam Dharma wacananya, DR. Arya Wedakarna memberikan pemaparan yang sangat tegas baik dari segi pentingnya pendidikan generasi muda kita, mengajak mereka untuk belajar hingga ke luar negeri, agar memiliki keberanian dalam berbicara, berbicara yang didasari oleh pengetahuan dan kecerdasan. Dengan ekonomi yang mapan umat Hindu tidak akan terdegradasi mental, sehingga dapat mewujudkan Hindu Nusantara demi NKRI.

Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta Dharma Tula, yang salah satunya mengenai Keluarga Berencana 4 Anak. “ Saya beri pesan pada generasi muda Bali, agar memiliki 4 anak sesuai dengan KB leluhur Bali. Lestarikan nama Nyoman dan Ketut, berilah mereka nama-nama Sansekerta, bukan nama kebarat-baratan “ Ungkap DR. Wedakarna. (sekretaris)


Jumat, 20 Januari 2017

Saniscara Umanis Watugunung Hari Suci Saraswati

Sisi Lain Makna Hari Saraswati



Oleh: Jero Mangku Danu (I Wayan Sudarma)
Om Swastyastu

“Om Sarasvati Namastubyam Varade kama rupini Vidyarambham karasyami Siddhir bhavantu me sadha Om Shri Sarasvatyai Namo Namah”

Pendahuluan

Selamat Merayakan Hari Suci Saraswati

Sebelumnya mohon maaf atas keberanian menginterpretasi hari suci Sarasvati dengan sesuatu yang lebih logika dan jika ada yang tidak berkenan untuk meluruskannya.
sang hyang aji saraswati
Dewi Saraswati
Setiap manusia pada kelahirannya ke dunia selalu ditakdirkan dalam keadaan bodoh/tidak tahu (Avidya). Namun dengan kebesaran Sang Hyang Widhi, Beliau menganugerahkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia untuk merubah, melenyapkan ke-Avidya-an/ kebodohan manusia karena kelahirannya itu menjadi Vidya (Tahu).

Dengan ilmu pengetahuan itu manusia menjadi cerdas. Dan kecerdasan itulah yang membuat manusia menjadi bisa mengetahui dan membedakan mana/apa yang baik dan mana/apa yang buruk atau yang di dalam ajaran Hindu dikenal dengan istilah Wiweka.

Dengan kemampuan Wiweka yang dimilikinya itu, hendaknya manusia dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dalam tingkah laku dan perbuatan/sikap yang bersusila tinggi untuk menghindarkannya dari penderitaan dan kesengsaraan dalam kehidupannya.

Kamis, 05 Januari 2017

Catatan Perjalanan Liburan ke Bali

Catatan Perjalanan


Laut Bali Senja Hari
Penyebrangan Banyuwangi
Liburan telah tiba. Bagaimana liburan akhir tahunmu ? tentu sangat menyenangkan ya.. libur bersama keluarga tercinta, bisa jalan-jalan menikmati indahnya negeri Nusantara ini. Semangat Berkendara dengan si Ava Hip Hip menjelajah kota-kota, memberikan pengalaman pada si buah hati akan arti petualangan. 

Pengalaman harus dicari dan pengalaman adalah guru. Ya, kami berpetualang sambil mencintai Indonesia, belum semua pulau yang kami bisa jelajahi dan nikmati keindahannya, kenapa harus ke luar negeri ? Inilah catatan kecilku selama liburan akhir tahun 2016-2017 dengan Penginapan murah dan nyaman selama kami menjelajahi kota-kota di Jawa dan Bali.

Liburan kami menempuh perjalanan sepanjang 2.864 km, melewati 30 an kota-kota besar dan kecil di pulau Jawa dan Bali. Berangkat dari Bintaro jakarta, masuk tol terpanjang saat ini, tol Cipali, keluar Brexit Brebes Exit. Kota pertama adalah Kota Tegal, selanjutnya Kota Pemalang, Kota Pekalongan, Kota Kendal tempat makan siang kami setiap perjalanan yaitu Monggo Moro, kemudian Semarang Jawa Tengah. Kota Malang adalah tujuan kami, karena di kota ini anak kami yang pertama sedang menuntut ilmu di Universitas Brawijaya.Jadi liburan kami nikmati bersama keluarga kecil secara lengkap. Perjalanan dengan si Ava Hip Hip belum bisa tembus sampai Malang, akhirnya kami bermalam di Kota Rembang, Penginapan murah dan nyaman di Rembang itu Hotel Tiara (cukup)

Lepas dari Semarang, perjalanan selanjutnya ke Kota Demak, Kota Kudus, Kota Pati, Kota Rembang, Kota Tuban, Kota Babad, Kota Lamongan, Kota Gresik dan Surabaya Jawa timur. Melalui jalan tol Sidoarjo Gempol kami menuju kota Malang melewati kota Lawang. Perjalanan sungguh menyenangkan dapat menikmati keindahan pantai dan gunung, suasana perkotaan dan pedesaan, masyarakat Indonesia dengan aktivitasnya, seperti becak, pedati, traktor, ibu-ibu kepasar, sungguh unik dan beranega ragam aktivitas.


Menikmati indahnya kota Malang bersama keluarga merupakan kebahagiaan kami. Berkumpul bersama bercanda ria dan melepas kangen, kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan kami selaku orangtua. Bahagia kami adalah bisa memberi kebahagiaan pada anak-anak tercinta. Selama di Kota Malang, Penginapan murah dan nyaman di Hotel Serayu (Baik).

Bali Itu Indah
Gunung Batur
Liburan belum usai, karena dari Kota Malang kami menuju Bali. Melewati kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Pasir Putih Besuki, Kota Situbondo, dan Ketapang Banyuwangi. Pengalaman si kecil bertambah saat menikmati penyebrangan kapal Ferry di selat Bali. Pada awalnya dia merasa takut, namun akhirnya bisa menikmati indahnya penyebrangan dengan kapal Ferry di selat Bali. Ya, pengalaman memang musti dicari, pengalaman tidak datang dengan sendirinya. Mendarat di Bali, kami menuju Kota Singaraja, sebuah kota tempat menuntut ilmu istriku tercinta. Penginapan murah dan nyaman Kota Singaraja di hotel Sentral (cukup).
Menikmati indahnya kota Singaraja, kota I Gusti Anglurah Panji Sakti dengan lambang Singa Raja Bersayap, berlanjut ke Kota Bangli melewati Gunung Batur dengan Danau Batur yang sangat indah nan elok. Kini wisatawan dapat memperoleh pengetahuan penting mengenai Kaldera Gunung Batur melalui Museum Geopark Batur yang terletak bersebrangan dengan Penelokan Kintamani. Akhirnya kami sampai di rumah, rumah kami tercinta sebagai tempat kami dilahirkan, Abianbase Gianyar Bali.



Bagaimana Perjalanan Ke Jakarta ?


Setelah berlibur di Bali, kami kembali ke Jakarta, melewati Kota Denpasar, Tabanan, Kota Negara dan Penyebrangan Gilimanuk. Menikmati makan siang di Ayam Betutu Men Tempeh yang sangat lezat dan pedas J . Kami menuju Kota Banyuwangi untuk bermalam. Penginapan murah dan nyaman di kota Banyuwangi adalah hotel Mahkota Plengkung (baik). Perjalanan memang kami nikmati, menghindari perjalanan malam bersama si Ava hip hip agar dapat menikmati indahnya alam Indonesia sepanjang perjalanan.

Dari Kota Banyuwangi kami melewati Kota Situbondo, Pasir Putih Besuki, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Kota Sidoarjo, masuk ke Jalur Tengah (bukan Pantura), melalui kota Mojosari, Kota Mojokerto, Kota Jombang, Kota Nganjuk, Kota Ngawi, Kota Sragen dan Kota Surakarta adalah tujuan kami. Namun berkendaraan dengan si Ava hip hip hanya baru bisa sampai di Kota Ngawi, kemudian Penginapan murah dan nyaman di Ngawi adalah hotel Nuansa (baik) .
Perjalanan berkendaraan dengan si Ava hip hip kami lanjutkan keesokan harinya melalui kota Sragen, Kota Surakarta dan singgah di pusat Batik kota Surakarta, yaitu Kampung Batik. Selanjutnya menuju kota Boyolali, kota Salatiga, masuk tol Bawen menuju Semarang dan Kota Kendal. Kembali makan siang di Monggo Moro. Sama seperti keberangkatan kami melewati kota-kota di Pantura dan masuk tol Cipali di kota Brebes.

Kenikmatan terindah adalah keselamatan dan kesehatan keluarga, selama 2.864 km dengan lebih dari 30 an kota-kota besar dan kecil, kami sekeluarga tetap diberikan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Aman dan Nyaman dengan si Ava Hip Hip. Mohon maaf bila dalam perjalanan kami ada yang kurang berkenan.

Pergantian tahun 2016-2017 menjadi moment berlibur untuk keluarga kecilku. Kali ini liburan digabung dengan kegiatan menengok anakku yang sedang kuliah di Univ. Brawijaya Malang dan pelaksanaan upacara Mecaru Rsi Gana di rumah kelahiranku, Gianyar Bali. Persiapan telah dilakukan cukup lama, karena memang satu keharusan aku untuk pulang dan hadir dalam upacara besar di rumahku, sebuah acara untuk pekarangan rumah, Merajan dan lingkungan rumahku yang setelah 35 tahun baru bisa kami laksanakan lagi.