Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Jumat, 14 September 2012

Si GOBLOK | Catatan Perjalanan Orang Gila |

anand krishna buku
BUKU THE FOOL " SI GOBLOK "
Si GOBLOK - Catatan Perjalanan Orang Gila . Buku karya Anand Krishna yang merupakan sebuah catatan perjalanan pencarian jiwa tentang kesadaran yang lebih tinggi atas cinta dan kebahagiaan sejati. Bahasanya sungguh sederhana, namun sangat universal dan penuh makna. Beragam ekspresi Guruji telah menjadikan 'The Fool' sebuah catatan perjalanan yang sangat unik.

Kala ini tahu, selanjutnya tidak tahu;
Kala ini sadar, selanjutnya tidak sadar...
Berlalunya waktu adalah gabungan keduanya, hanya sesaat, tak abadi;
Tahu dan sadar, keduanya hanyalah tipu daya ....

Catatan perjalanan ini amatlah berbahaya dan bersiko tinggi. "Kewarasan" Anda taruhannya.

 Jadi, janganlah lanjutkan jika Anda belum siap mengambil resikonya. Saya harus memperingatkan Anda, dan ini peringatan orang gila --- orang gila bisa menjadi cerdik namun tidak pernah berdusta. Catatan ini amat sangat provokatif dan bisa langsung memicu kegilaan.
Ingat: waspadalah !

Diawali dari catatan penulis mengunjungi seorang wanita renta 'The Tarot Card Reader', Pembaca Kartu Tarot paling ulung se-Indonesia. Ia membuka halaman buku 'The Pictorial Key to the Tarot'  oleh W.E. Waite. ia membuka halaman berjudul: "The Fool." Saya telah menunggumu. Saya menunggu Si Goblok. Dan, ya, Si Goblok ini tepat di hadapanku. Kemarilah, baca ini : ...........

Sandiwara Mental

Uang, materi dan pikiran - menurut Buddha, Yang Terbangkitkan - adalah "benda". Dan, seperti benda lainnya memiliki awal dan akhir. Semua itu hanyalah temporer, sementara.

Kita berinteraksi dengan ketiganya, dan mendapatkan kenikmatan dari interaksi ini. Akan tetapi, kenikmatan pun hanya temporer, sementara. Kenikmatan pun tidak bertahan lama. Kinikmatan pun tidaklah abadi.
Lalu, kita pun kecewa.

Padahal, kita sebenarnya mencari kebahagiaan abadi. Kita mencari kebahagiaan spiritual. Kita tidak pernah bahagia, tidak pernah terpuaskan oleh kenikmatan inderawi yang memang hanya sementara.

Sayangnya, banyak dari kita tidak menyadari hal ini. Kita tidak menyadari kesalahan kita sendiri, harapan dan ekspektasi yang salah. Bagaimana bisa merasakan kebahagiaan abadi dari materi atau benda yang tidak abadi ?

Inilah yang menjadi alasan ketidakbahagiaan kita, kekhawatiran kita, stres dan depresi. Kita senantiasa mencari kebahagiaan namun hanya segelintir yang menemukan kebahagiaan itu. Kenapa ? Karena mereka yang segelintir ini mencari kebahagiaan di tempat dan sumber yang tepat. Kebahagiaan itu lebih bersifat rohani dan oleh karena itu, harus ditemukan di dalam ruh, dari dalam diri masing-masing. Kebahagiaan tidak bisa dicari di luar diri, dari benda-benda luar.

Kebahagiaan bukanlah benda. Bukan pula materi. Kebahagiaan itu energi 100% dan 24 karat. Ups, tetapi energi dan materi itu relatif; keduanya dikaitkan oleh hukum relativitas yang diteorikan oleh Albert Einstein. Jadi ?

"Pemahaman yang benar, kawan, "si wanita tua memotong, " seseorang harus memiliki pemahaman yang benar akan sifat dasar segala hal. 

Tubuhmu hanya sementara, begitu pun juga dengan benda-benda di sekitarmu, bahkan jiwamu pun hanya sementara. Semua yang kamu bahas, dan siapapun yang kamu ajak obrol - dua-duanya hanya sementara."

"Kamu hanya sementara, saya pun demikian. Jiwa dan ruh pun hanya sementara." 

"Jadi, nikmatilah kesementaraan untuk sementara waktu. Jangan harap kesementaraan dapat berlangsung untuk selamanya. Ketika saya memahami ini, saya merasakan sesuatu yang saya sebut kebahagiaan. Tetapi, jujur saja, saya lebih suka menyebut perasaan ini tanpa nama. Saya tidak mau mendefinisikan. Karena, memang saya tidak bisa mendefinisikannya."

Upanisad, esensi dari Veda, kitab suci umat manusia ini mendefinisikan ananda atau kebahagiaan sebagai berikut : Seperti mengharapkan orang dungu yang menjelaskan manisnya gula.

Bahkan orang tercerdas pun sulit menjelaskan rasa manis gula. Jadi, mereka yang sudah merasakan kebahagiaan akan tetap diam. Mereka yang belum merasakan biasanya petatah-petitih menggambarkan kebahagiaan itu.

Untuk lebih jelas dan lebih dapat memahami, mohon untuk membaca Buku Si Goblok ini yang mana terdiri dari dua bahasa, Si Goblok dengan format bahasa indonesia dan The Fool dalam bahasa inggris namun hanya dalam satu buku (bolak-balik). Selamat Membaca !

Ditulis dalam blog oleh Rare Angon Nak Bali Belog ...

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive