Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Selasa, 01 Agustus 2023

Para Maharsi yang Mendapatkan Wahyu Weda

 Para Maharsi yang Mendapatkan Wahyu Weda

 Naskah Dharma Wacana 

Om Swastiastu;

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ; semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Pinandita Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati

Yang saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar

Yang saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug

Yang saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug

Dan Umat Sedharma yang berbahagia.

 

Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Para Maharsi yang Mendapatkan Wahyu Weda

 

Pertama-tama saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Sesuhunan Yang Melinggih di Pura Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 


 

Maharsi itu adalah orang bijaksana. Mereka adalah orang yang melewati tahap kehidupan sebagai pelajar (brahmacari) dan berumah tangga (grihasta) dengan baik. Mereka sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta (hidup di hutan) atau sanyasi, sebagai bhiksu pengembara. Mereka tidak terlibat lagi di dalam urusan keluarga atau politik.

 

Mantra-mantra dari keempat Weda yang jumlahnya 25,000, diterima, dilihat atau didengar oleh 7 maharsi ketika mereka dalam keadaan anubhava. Ketujuh maharsi itu adalah :

 

1.   Rsi Grtasamada

2.   Rsi Wismamitra

3.   Rsi Wamadewa

4.   Rsi Atri

5.   Rsi Bharadwadja

6.   RSi Wasistha

7.   Rsi Kanwa

 

Mantra-mantra itu kemudian dikodifikasikan oleh Maharsi Viyasa dibantu 4 orang muridnya sehingga terbentuklah Catur Weda :

 

1.   Maharsi Pulaha (Rig Weda)

2.   Maharsi Jaimini (Sama Weda)

3.   Maharsi Vaisampayana (Yajur Weda)

4.   Maharsi Sumantu (Atawa Weda)

 

Cara para Maharsi itu menemukan isi kitab suci Weda adalah melalui anubhava, bukan disampaikan oleh seorang perantara atau melalui ilham. Tetapi didengar, dilihat, ditemukan secara langsung oleh para maharsi ketika mereka dalam keadaan Samadhi, atau anubhava, atau diberikan secara langsung oleh Tuhan sebagai avatara kepada manusia, seperti Bhagawad Gita

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Agama seharusnya tidak mengajarkan kebencian atau permusuhan dengan membagi ke dalam dua kubu yang berlawanan. Tetapi sebaliknya seharusnya mengajarkan keselarasan, cinta kasih dan persahabatan terhadap semua orang atau semua makhluk, seperti mantra Weda di bawah ini:

 

“ Semoga aku menghargai semua makluk dengan mata seorang kawan. Dengan mata seorang kawan kami menghargai satu sama lain.” Yajur Weda.36.31.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Kembali ke perihal Kitab Suci Weda. Ajaran Kitab Suci Weda yang banyak jumlahnya itu diperoleh dengan 2 cara.

Yang pertama, ditemukan, dilihat atau didengar oleh para Maharsi ketika jiwa mereka bersatu dengan Tuhan, dalam agama Hindu ini disebut Samadhi / Anubhava.

Cara kedua, adalah Tuhan sendiri menjelma ke Bumi sebagai manusia, disebut Avatara, dan menyampaikan ajarannnya secara langsung kepada manusia, seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya secara langsung kepada manusia seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya langsung kepada arjuna.

Jadi bukan perantara atau melalui ilham tetapi scara langsung diperoleh dari sumbernya yaitu Tuhan sendiri, yang dalam agamaku disebut Brahman. Atau diajarkan secara langsung oleh Tuhan sebagai Avatara kepada manusia.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Harapan saya dari apa yang telah  saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om...

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive