Para Maharsi yang Mendapatkan Wahyu Weda
Om
Swastiastu;
Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ;
semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru
Pinandita
Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati
Yang
saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar
Yang
saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug
Yang
saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug
Dan
Umat Sedharma yang berbahagia.
Pada
hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Para Maharsi yang Mendapatkan Wahyu
Weda
Pertama-tama
saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
Sesuhunan Yang Melinggih di Pura
Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua
dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Maharsi
itu adalah orang bijaksana. Mereka adalah orang yang melewati tahap kehidupan
sebagai pelajar (brahmacari) dan berumah tangga (grihasta) dengan baik. Mereka
sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta (hidup di hutan) atau sanyasi, sebagai
bhiksu pengembara. Mereka tidak terlibat lagi di dalam urusan keluarga atau
politik.
Mantra-mantra
dari keempat Weda yang jumlahnya 25,000, diterima, dilihat atau didengar oleh 7
maharsi ketika mereka dalam keadaan anubhava. Ketujuh maharsi itu adalah :
1.
Rsi Grtasamada
2.
Rsi Wismamitra
3.
Rsi Wamadewa
4.
Rsi Atri
5.
Rsi Bharadwadja
6.
RSi Wasistha
7.
Rsi Kanwa
Mantra-mantra
itu kemudian dikodifikasikan oleh Maharsi Viyasa dibantu 4 orang muridnya
sehingga terbentuklah Catur Weda :
1.
Maharsi Pulaha (Rig Weda)
2.
Maharsi Jaimini (Sama Weda)
3.
Maharsi Vaisampayana (Yajur Weda)
4.
Maharsi Sumantu (Atawa Weda)
Cara
para Maharsi itu menemukan isi kitab suci Weda adalah melalui anubhava, bukan
disampaikan oleh seorang perantara atau melalui ilham. Tetapi didengar,
dilihat, ditemukan secara langsung oleh para maharsi ketika mereka dalam
keadaan Samadhi, atau anubhava, atau diberikan secara langsung oleh Tuhan
sebagai avatara kepada manusia, seperti Bhagawad Gita
Umat
Sedharma yang berbahagia;
Agama
seharusnya tidak mengajarkan kebencian atau permusuhan dengan membagi ke dalam
dua kubu yang berlawanan. Tetapi sebaliknya seharusnya mengajarkan keselarasan,
cinta kasih dan persahabatan terhadap semua orang atau semua makhluk, seperti
mantra Weda di bawah ini:
“
Semoga aku menghargai semua makluk dengan mata seorang kawan. Dengan mata
seorang kawan kami menghargai satu sama lain.” Yajur Weda.36.31.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Kembali ke perihal
Kitab Suci Weda. Ajaran Kitab Suci Weda yang banyak jumlahnya itu diperoleh
dengan 2 cara.
Yang pertama,
ditemukan, dilihat atau didengar oleh para Maharsi ketika jiwa mereka bersatu
dengan Tuhan, dalam agama Hindu ini disebut Samadhi / Anubhava.
Cara kedua, adalah
Tuhan sendiri menjelma ke Bumi sebagai manusia, disebut Avatara, dan
menyampaikan ajarannnya secara langsung kepada manusia, seperti Krishna yang
lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya secara langsung kepada manusia
seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya langsung kepada
arjuna.
Jadi bukan perantara
atau melalui ilham tetapi scara langsung diperoleh dari sumbernya yaitu Tuhan
sendiri, yang dalam agamaku disebut Brahman. Atau diajarkan secara langsung
oleh Tuhan sebagai Avatara kepada manusia.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Harapan
saya dari apa yang telah saya sampaikan dapat bermanfaat
bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana
ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang
tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih Om...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu