Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Jumat, 08 Desember 2023

Ajaran Hindu Dharma Kesadaran Diri Yang Sejati

 Ajaran Hindu Dharma Kesadaran Diri Yang Sejati

Om Swastiastu;

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ; semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Pinandita Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati

Yang saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar

Yang saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug

Yang saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug

Dan Umat Sedharma yang berbahagia.

 

Agama Hindu Nusantara

Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Ajaran Hindu Dharma Kesadaran Diri Yang Sejati

 

Pertama-tama saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Sesuhunan Yang Melinggih di Pura Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Tujuan hidup tertinggi dalam ajaran Hindu Dharma adalah menyadari kenyataan diri yang sejati  [Atma Jnana], sehingga Atma dapat terbebas dari siklus samsara dan mencapai Moksha.

Guna mencapai Moksha sangatlah perlu menyadari tentang kenikmatan indriya, mencari keuntungan, harta kekayaan, serta mengejar bentuk-bentuk fisik dan materi lainnya. Hal inilah yang telah mengundang banyak manusia enggan melaksanakan dharma dan malah bahkan menciptakan berbagai karma buruk.

Berbagai karma buruk ini justru mengakibatkan kelak dikemudian hari membawa kesengsaraan.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Lahir dan hidup sebagai manusia itu penuh dengan dinamika. Hidup selalu berada dalam dinamika naik-turun dengan berbagai dualitas; kebahagiaan dan kesengsaraan, kesenangan dan kesedihan, serta ada baik ada pula yang buruk.

Dengan kata lain, sebagai manusia  untuk segera ”sadar”, karena kita dikelilingi oleh berbagai lubang perangkap kehidupan yang akan menjadi karma buruk. Jika kita salah melangkah, cepat atau lambat kita akan terbawa masuk ke dalam jurang kesengsaraan.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Di dalam Rig Veda V.12.5 disebutkan sebagai berikut :

Adhursata svayam ete vacobhir

Rjuyate vrjinani bruvantah

Artinya :

Orang-orang yang tidak berjalan lurus [tidak melaksanakan ajaran dharma], akan mengalami kehancuran semata karena perbuatan-perbuatan [karma buruk] mereka sendiri.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Selama kita hidup mengarungi samsara [siklus kelahiran-kematian yang berulang-ulang], melewati berjuta-juta kehidupan, kita tidak punya sumber keselamatan lain selain melaksanakan ajaran dharma.

Tekun dan tulus melaksanakan ajaran dharma akan menjadi pelindung utama yang menyelamatkan perjalanan kita dalam roda samsara.

Di alam semesta ini berlaku hukum karma, ada akibat karena ada sebab. Hukum Karma menjelaskan bahwa diri kita sendirilah yang menentukan garis nasib kita. Jika dalam kehidupan sebelumnya kita banyak membuat karma buruk, maka hidup kita disaat ini akan berat dan sengsara. Jika dalam kehidupan sebelumnya kita banyak membuat karma baik, maka hidup kita disaat ini akan banyak kemudahan dan bahagia.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Disinilah pentingnya terus-menerus melakukan kebaikan, kebaikan dan kebaikan atau melaksanakan Dharma, karena karma baik akan membantu meringankan karma buruk kita.

Bila sifat-sifat dharma tersebut terus-menerus diperkuat dan dikembangkan pada kehidupan saat ini, hal itu akan semakin kuat dan menonjol pada kehidupan kita selanjutnya.

Melaksanakan dharma tidak saja merupakan satu-satunya sumber keselamatan kita dalam siklus kehidupan dan kematian [roda samsara], tapi juga sekaligus adalah landasan dasar yang sangat menentukan di dalam upaya sadhana untuk memurnikan pikiran [citta-suddhi] dan melenyapkan ke-aku-an [nirahamkarah], dalam rangka upaya mencapai Moksha atau pembebasan sempurna.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Tekun melaksanakan ajaran dharma, tidak saja akan menjadi penjaga, pelindung dan pembimbing kita yang abadi dalam mengarungi roda samsara, tapi juga akan menjadi pondasi dasar pikiran bersih dan kesadaran terang bagi setiap aktifitas religius kita.

Ketika kita sembahyang atau japa mantra pikiran kita jadi lebih mudah terhubung dengan vibrasi kemahasucian dari alam-alam luhur, ketika kita meditasi kita menjadi lebih mudah mencapai samadhi, ketika kita mempelajari dharma kita akan lebih mudah paham dan mengerti, ketika kita melaksanakan kerja kita akan berbahagia melaksanakan svadharma [tugas kehidupan] kita.

Karena kesucian hanya bisa terhubung dengan kesucian. Itulah sebabnya juga disebut "gerbang depan" atau titik berangkat yang terpenting untuk memasuki dunia spiritual yang mendalam.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Dalam kehidupan sebagai manusia ini, adalah merupakan suatu kebodohan [avidya] untuk membuang-buang energi kita dalam kesedihan, dalam kemarahan, dalam dendam, dalam kebencian, dalam sakit hati, dalam iri hati, dalam kecemburuan, dalam ketidakpuasan, dalam keserakahan, dalam kesombongan, atau dalampengumbaran hawa nafsu.

Lebih baik kita melakukan sesuatu dengan energi kita yang akan membawa kita menuju dimensi kesadaran yang lebih tinggi. Gunakanlah energi kita untuk melaksanakan kebaikan, untuk menolong mahluk lain, untuk melaksanakan praktek meditasi, untuk rajin sembahyang, untuk melaksanakan dharma, untuk membersihkan diri dengan cara melukat.

Umat Sedharma yang berbahagia;

Dalam perjalanan kehidupan ini manusia itu “svatantra katah”, yaitu mahluk yang sepenuhnya bebas, memiliki kehendak bebas dan sekaligus bertanggung jawab atas semua pilihan perbuatannya sendiri.

Diri kita sendiri-lah yang sepenuhnya merancang dan menentukan jalan kehidupan kita sendiri. Kita memiliki peluang yang sangat besar untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup.

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Harapan saya dari apa yang telah  saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om...

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive