Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Minggu, 14 April 2024

Bagaimana Hindu memahami Agamanya

 Bagaimana Hindu memahami Agamanya

Om Swastiastu;

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ; semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Pinandita Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati

Yang saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar

Yang saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug

Yang saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug

Dan Umat Sedharma yang berbahagia.


 

Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Bagaimana Hindu memahami Agamanya.

 

Pertama-tama saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Sesuhunan Yang Melinggih di Pura Dharma Sidhi karena atas waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dilihat dari kata agama itu berasal dari kata Sanskerta A dan Gam. A artinya tidak dan Gam artinya pergi. (Dalam bahasa Inggris Gam=Go, dalam bahasa Belanda Ga, yang artinya sama juga yaitu “pergi”

 

Jadi kata Agama berarti “tidak pergi”, “tetap di tempat”, “Langgeng” diwariskan secara turun temurun. Inilah arti istilah kata Agama.

 

Dalam agama Hindu kita memahami agama sebagai arti dalam jiwa kerohaniannya agama bagi kita adalah Dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan (way of life) manusia.

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Agama adalah kepercayaan hidup pada ajaran-ajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi, yang kekal abadi. Dan agama Hindu ini diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi yang diturunkan ke dunia, dan pertama kalinya berkembang di sekitar sungai suci Sindhu.

 

Tujuan agama Hindu ini adalah untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan hidup jasmani. Di dalam pustaka suci Weda tersebut “ Mokshartham Jagadhita Ya Ca iti Dharma” yang artinya Dharma atau agama itu ialah untuk mencapai moksa (Moksartham) dan mencapai kesejahteraan hidup mahluk (Jagadhita).

 

Moksa juga disebut “mukti” artinya mencapai kebebasan Jiwatman atau kebahagiaan rohani yang langgeng.

 

“Jagadhita” juga disebut dengan istilah “bhukti” yaitu membina “Abhyudaya” atau kemakmuran kehidupan masyarakat dan Negara.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

Dalam agama Hindu ada 3 bagian utama yang menjadi dasar dari agama Hindu, yang merupakan intisari dari pustaka suci Weda yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa, yaitu : Tattwa (Filsafat), Susila (ethika) dan Upacara (ritual).

 

Sehingga ritual merupakan inti dari agama Hindu dimanapun berada, yang disesuaikan dengan local genius (kebiasaan adat setempat).

 

Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. Jika filsafat agama saja yang diketahui tanpa melaksanakan ajaran-ajaran susila dan upacara, tidaklah sempurna.

 

Demikian juga jika hanya melakukan upacara saja tanpa dasar-dasar filsafat dan ethika, percuma pulalah upacara itu, bagaimanapun besarnya.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

Memahami tattwa menjadi sangat penting bagi pemeluk agama Hindu, salah satunya mengenai Filsafat Panca Sradha. Ini adalah kepercayaan, keyakinan agama Hindu yang ada 5 bagian. Panca itu Lima, Sradha adalah kepercayaan yaitu :

 

1.   Percaya adanya Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa)

2.   Percaya adanya Atma (Roh leluhur)

3.   Percaya adanya Hukum Karma Phala

4.   Percaya adanya Samsara (Punarbhawa)

5.   Percaya adanya Moksa

 

Sang Hyang Widhi adalah Ia Yang Maha Kuasa sebagai Pencipta, Pemelihara, Pemrelina segala yang ada di alam semesta ini. Sang Hyang Widhi adalah Maha Esa. Agama Hindu percaya ke-Esa-an Tuhan sesuai dengan pustaka suci Weda .

 

“Ekam Eva Adwityam Brahman” . yang artinya “Hanya satu (Ekam Eva) tidak ada duanya (Adwityam) Hyang Widhi (Brahman) itu”

 

Selaian itu kita mengenal “Eko Narayana Na Dwityo Sti Kaccit” artinya “Hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya”

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

Hindu percaya pada ke-Esa-an Tuhan, Tuhan itu hanya satu dan Maha Kuasa, sehingga memiliki kemahakuasaan yang berbeda-beda.

Dalam lontar Sutasoma disebutkan “Bhineka Tunggal Ika, tan hana Dharma Mangrwa” artinya “Berbeda-beda tetapi satu, tidak ada Dharma yang dua” juga dikatakan “Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti” artinya “Hanya satu (Ekam) Sang Hyang Widhi (Sat=hakekat), hanya orang bijaksana (Viprah) menyebutkan (Wadanti) dengan banyak nama (bahuda).

 

Sifat-sifat Sang Hyang Widhi yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan tiada terbatas sedangkan kekuatan manusia untuk menggambarkan Sang Hyang Widhi sangat terbatas adanya.

 

Maha Rsi-Maha Rsi kita tidak hanya mampu memberi sebutan dengan banyak nama menurut fungsinya. Dan yang paling utama adalah Tri Sakti, yaitu Brahma, Wisnu, Siwa.

 

·         Brahma ialah sebutan Sang Hyang Widhi dalam fungsinya sebagai Pencipta dalam bahasa Sanskerta disebut Uttpeti

 

·         Wisnu ialah sebutan Sang Hyang Widhi dalam fungsinya sebagai Pelindung, pemelihara dengan segala kasih sayangnya. Pelindung dalam bahasa Sanskerta disebut Sthiti.

 

·         Ciwa ialah sebutan Sang Hyang Widhi dalam fungsinya melebur (pralina) dunia serta isinya dan mengembalikan dalam peredarannya ke asal. Dalam bahasa Kawinya diistilahkan dengan “Sangkan Paran” (Kembali ke asal)

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

Agama Hindu mengajarkan adanya tiga cara untuk mengetahui sesuatu yang disebut Tri Pramana yaitu Pratyaksa Pramana, Anumana Pramana dan Agama Pramana.

 

Tri Pramana memiliki arti dengan cara melihat langsung (Pratyaksa), dengan cara mengambil kesimpulan dari suatu analisa (Anumana) dan dengan mempercayai pemberitahuan orang-orang suci yang tidak pernah bohong (Agama).

 

Demikian juga mengenai Sang Hyang Widhi. Hanya orang-orang yang sangat suci yang mengetahui Sang Hyang Widhi dengan melihat langsung, dengan cara Pratyaksa.

 

Kita percaya bahwa kita seluruh alam ini, ada. Tentu ada yang menciptakan yaitu Sang Hyang Widhi. Dan kita percaya bahwa kita akan mati tentu ada tempat bagi Atman kita yang telah lepas dari badan. Inipun adalah Sang Hyang Widhi. Kita contohkan dengan seekor kumbang.

 

Kumbang itu hinggap ke suatu bunga dan dari sana ke bunga yang lain. Pada kakinya penuh bulu tersangkut benang-benang sari bunga yang nantinya menyebabkan perkawinan antara bunga-bunga itu.

Nah siapakah yang membuat kaki kumbang itu berbulu yang gunanya justru untuk melekatnya benang-benang sari bunga itu ? Tentu Sang Hyang Widhi. Cara Agama Pramana adalah hanya dengan cara mempercayai isi pustaka suci kita.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

Harapan saya dari apa yang telah  saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive