Umat Hindu Indonesia |
Tri Hita Karana sebagai filosofi hidup bersama lebih dikongkritkan menjadi Sad Kerti sebagai landasan konsepsional pembangunan Bali pada jaman dahulu, sekarang dan mungkin sampai sepanjang jaman. Sad Kerti ini disebutkan dalam Lontar Purana Bali yaitu terdiri dari Atma Kerti, Samudra Kerti, Wana Kerti, Danu kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti. Sad Kerti dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap dalam perwujudannya.
Membangun Kesucian Jiwa
Dalam Sad Kerti pembangunan jiwa disebut Atma Kerti atau "Ngertiang Sang Hyang Atma" artinya menyucikan Atman. Bagi orang yang telah meninggal Atma Kerti ini dilakukan dengan Upacara Pitra Yajna dari Upacara Sawa Wedana sampai Upacara Atma Wedana diteruskan dengan Upacara Ngalinggihang Dewa Pitara. Upacara itu diharapkan Atman dapat terlepas dari belenggu badan wadag (Sthula Sarira) dan badan halus (Suksma Sarira). Bagi orang yang masih hidup Ngertiang Sang Hyang Atma dengan membangun tegaknya hati nurani dari belenggu kegelapan hawa nafsu sehingga suara Sang Hyang Atmalah yang bergema dalam jiwa mengendalikan hidup ini. Kalau Sang Hyang Atma yang berkuasa dalam diri perilaku akan selalu ada pada garis kebenaran untuk berbhakti pada Hyang Widhi dan mengabdi pada sesama. Hal ini yang menyebabkan banyak ada Pura dan upacara Agama agar jiwa dapat diarahkan oleh kesucian Sang Hyang Atma. Pembangunan untuk menegakkan hati nurani inilah yang selalu diutamakan terlebih dahulu baik Sekala maupun dengan cara Niskala.
Dalam Sad Kerti disebutkan Samudra Kerti, Wana Kerti dan Danu Kerti. Pembangunan alam ini diawali dengan memahami arti dan fungsi semua alam itu dalam kehidupan. Selanjutnya dengan selalu mengupayakan menjaga kelestarian alam tersebut. Dengan memahami arti dan fungsi seumber-sumber alam tersebut kita akan mengetahui batas-batas sejauh mana kita boleh memanfaatkan sumber alam tersebut agar jangan sampai rusak kelestariannya. Kalau sampai rusak kelestariannya maka tibalah gilirannya kita akan rusak juga karena kehilangan sumber-sumber alam sebagai sumber penghidupan. Secara Niskala pada sumber-sumber alam tersebut dilangsungkan upacara keagamaan seperti Upacara Mapakelem ke Samudra, ke Danau, ke Gunung dan hutan. Secara Sakala harus diprogramkan secara nyata untuk melindungi semua sumber-sumber alam dari pengrusakan.
Tolak Reklamasi Teluk Benoa !!!!!
Membangun Masyarakat dan Manusia
Dalam Sad Kerti disebutkan Jagat Kerti dan Jana Kerti atau Ngertiang Jagat dan Ngertiang Manusa. Masyarakat harus ditata sebagai wadah kehidupan yang harmonis dan dinamis untuk mengembangkan sifat-sifat mulia sesuai dengan tahapan-tahapan hidup menurut Catur Asrama. Demikian juga Masyarakat ditata agar setiap minat dan bakat dapat dikembangkan menjadi profsei agar dapat berfungsi sesuai dengan "Varnanya" masing-masing (Guna dan Karma). Jagat Hita artinya masyarakat yang bahagia. Masyarakat akan menjadi maju apabila setiap orang (Jana) dapat melaksanakan Asrama Dharma dan Varna Dharma dengan baik.
Sumber bacaan buku Mengapa Bali Disebut Bali, Drs. K. Wiana. (RANBB)
Bagaimana acara Miss World nya di Bali apa lancar saja gan..?
BalasHapusdipastikan akan berjalan lancar, karena membawa nama Indonesia secara nasional, sehingga menjadi tanggung jawab bangsa ini, ... awas intelejen dimana2 baik dalam maupun luar hehehe...
BalasHapus