Gubernur Banten |
Translate
Minggu, 22 September 2013
Home
/
Adam Hawa
/
dewa dewi
/
Meditasi Seorang Ibu
/
Renungan Suci
/
Dewi Gangga, Wanita yang Melahirkan Anak Manusia
Dewi Gangga, Wanita yang Melahirkan Anak Manusia
Saudara-saudara kita umat Muslim meyakini manusia pertama yang diciptakan oleh Tuhan adalah Adam. Adam diciptakan dari tanah. Dari sebuah tulang iga Adam, kemudian diciptakan seorang wanita, Hawa. Dari Adam dan Hawa kemudian lahir manusia-manusia berikutnya. Manusia berkembang biak. Karena diciptakan hanya dari iganya Adam, sebagian umat Muslim beranggapan wanita tidak pantas menjadi pemimpinnya laki-laki. Anggapan seperti itu kini masih banyak diyakini oleh kaum Adam. Di Indonesia pernah ada perlawanan dan penolakan berbagai kelompok masyarakat Muslim terhadap pencalonan Megawati sebagai presisden. Walau akhirnya Megawati sempat menjadi presisden RI yang kelima. Bagaimana Megawati pada Pemilu Presiden 2014 mendatang ? (insert Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah )
Artinya, sebagian masyarakat Muslim kini memilih seorang pemimpin masih ada yang mempertimbangkan adanya faktor gender.
Melalui sebuah episode dalam karya sastranya, Maharsi Vyasa bercerita tentang kelahiran Dewi Gangga, yang oleh Hyang Pramesti diwajibkan mesti lahir ke dunia sebagai seorang wanita untuk sebuah tugas. Kalau ini dapat diselesaikan dengan baik, Dewi Gangga boleh kembali lagi ke kahyangan. Pada saat yang bersamaan ada tujuh Wasu yang dikutuk oleh seorang Brahmana karena sebuah kesalahan dan harus lahir dahulu sebagai manusia ke dunia sebelum mereka segera boleh kembali ke kahyangan.
Singkat cerita, ke tujuh anak yang terlahirkan dari rahimnya begitu lahir dibuang ke sungai Gangga. Roh ke tujuh Wasu tadi kembali ke kahyangan. Ternyata tugas kelahiran tujuh Wasu tadi hanya untuk menjadikan seorang wanita, seorang Dewi Gangga sebagai wanita mulia yang mampu melahirkan anak.
Dengan melahirkan tujuh Wasu tadi tugas kewajiban Dewi Gangga dalam kelahirannya ke dunia oleh Hyang Pramesti sudah dianggap cukup. Dan Dewi Gangga pun diperbolehkan kembali ke kahyangan.
Pesan ajaran Maharsi ini mengingatkan manusia, akan peran mulia utama yang harus dimiliki oleh seorng wanita adalah peran biologis/kodratnya seorang wanita, yaitu melahirkan anak manusia. Laki-laki tidak memiliki peran biologis kodrati ini. Sebuah kelebihan wanita dibandingkan dengan laki-laki, yang sangat patut disyukuri oleh wanita, semua wanita.
"Berhati-hatilah kamu hal wanita, jaga dan peliharalah kewanitaan dan rahim kamu, karena hanya dengan melewati rahim kamu wanita, seorang anak manusia akan terlahirkan sebagai manusia. Dan dengan itu kamu telah membukakan sebuah pintu gerbang sorga untuk seorang anak manusia.
Dan, berbahagialah kamu yang terlahirkan sebagai manusia, karena hanya dengan kelahiranmu sebagai manusia kamu memiliki kesempatan kembali ke sorga, melalui perbuatan dan amal baik, selama hidupmu ".
Konon mereka yang terlahirkan sebagai hewan dan tumbuhan tidak memiliki kesempatan masuk sorga. Melalui Yadnya yang dilakukan manusia, hewan kurban dan tumbuhan dapat meningkatkan amal baiknya di dunia.
Cerita kelahiran Dewi Gangga di atas, mengilhami ungkapan, "Sorga ada ditelapak kaki wanita ", telapak kaki ibu kamu, wanita yang melahirkan kamu, yang menjadikan kamu terlahir sebagai manusia.
Berdosa besarlah kamu yang berbuat jahat kepada wanita, berkhianat kepada ibu kandung, wanita yang melahirkan kamu.
Dan berdosa besarlah kamu hai wanita, yang menyia-nyiakan dan tidak merawat kewanitaan dan rahim kamu dengan sebaik-baiknya.
"Terima kasih Maharsi atas ajaran luhurmu ".
Merajut Ulang Budaya Luhur Bangsa I Gde Samba (RANBB)
Tags
# Adam Hawa
# dewa dewi
About sobat budiasa
Sobat Budiasa hanya seorang pengembara dalam hutan dunia maya yang maha luas ini agar mampu memahami hidup dan kehidupan di dunia nyata. Alam Maya Adalah Guru Tanpa Rasa
Renungan Suci
Labels:
Adam Hawa,
dewa dewi,
Meditasi Seorang Ibu,
Renungan Suci
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Pengikut
Blog Archive
Upakara Hindu
Agama Hindu
Artikel Hindu
Atma Prasangsa
Bhuta Yadnya
Budaya Bali
Budha Kliwon
Buku Hindu
Catur Asrama
Cerita tentang Sapta Rsi
Dewa Yadnya
Dewi Saraswati
Epos Mahabharata Ramayana
Hari Raya Galungan
Hari Raya Nyepi
Kematian
Ketipat Bantal
Krisna Avatara
Maharsi Vamadeva
Mangku Balian
Mantra
Manusa Yadnya
Naskah Dharma Wacana
Parisadha Hindu Dharma Indonesia
Pitra Yadnya
Potong Gigi
Reinkarnasi
Rsi yadnya
Saniscara Umanis Watugunung
Sarana Ngaben
Tri Hita Karana
Wasudewa Kutumbhakam
ajaran hindu dharma
bagian catur weda
balinese gamelan
banten hindu bali
belajar jublag
dewa dewi
gargita swara
hari raya saraswati
hindu banten
kakawin ramayana
menjadi hindu lebih baik
panca yadnya
pitra puja
pujawali
pura tempat suci hindu
purnama
purnama tilem
saniscara kliwon
satvam rajah tamah
senjata nawa sanga
tatwa susila upakara
tumpek
waktu dan kalender bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu