![]() |
Perang Bali |
Translate
Rabu, 20 November 2013
Pahlawan Pulau Dewata
"Kalau pelurumu habis, gunakan bayonetmu! Kalau bayonetmu patah, gunakan tanganmu untuk memukul! Kalau tanganmu patah, gunakan gigimu untuk menggigit! Dan kalau gigimu patah, gunakan matamu untuk mematahkan semangat musuh !"
Sebuah buku Perang Bali Sebuah Kisah Nyata yang ditulis oleh I Gusti Ngurah Pindha, beliau adalah seorang prajurit muda yang mengiringi I Gusti Ngurah Rai dalam perang gerilya mempertahankan tanah Bali dari pendudukan Belanda di awal kemerdekaan. I Gusti Ngurah Pindha lahir di Denpasar 1924, beliau menjadi anggota Kesatuan Resimen Sunda Kecil di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai.
Secara umum masyarakat Bali dewasa ini mengenal I Gusti Ngurah Rai sebagai pemimpin perjuangan, namun rekan-rekan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai perlu pula kita ketahui. Pejuang-pejuang Bali yang tidak kalah penting perannya dalam mempertahankan kemerdekaan, harus kita ketahui baik.
Disebutkan dalam buku Perang Bali karya I Gusti Ngurah Pindha ini ada I Gusti Putu Wisnu, Pak Wisnu ini diangkat menjadi Komandan Batalyon I TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sunda Kecil. Ada Sugeriwa pemimpin pasukan Beruang Hitam yang bertempur di Blahkiuh, I Nyoman Sueca Atmanadi dan Tiaga yang memimpin perjuangan di Singapadu dan Kutri (Gianyar). Pemimpin-pemimpin perjuangan antara lain (rare-angon tidak menulis pangkat) ; I Nyoman Sayan, I Gusti Ngurah Bagus Sugianyar, Ida Bagus Japa, I Nyoman Suraja, I Made Pugeg, I Gusti Ngurah Agung Kusumayudha, I Ketut Dangga, I Nyoman Sarja, I Gusti Made Oka, I Nyoman Dhiasa, I Ketut Jedog, I Ketut Kandel, I Made Sueta, I Wayan Rendah, I Gede Deger, I Gusti Putu Tiaga, I Wayan Sukerta, I Made Sukri dan I Gusti Ngurah Pindha.
Pertempuran atau peperangan dalam mempertahankan kemerdekaan terjadi di seluruh pelosok pulau Bali, seperti pertempuran Tanah Aron, pertempuran Pesagi, pertempuran Sekumpul, pertempuran di Batukaang, dan tentunya pertempuran di desa Marga, yang dikenal sebagai Puputan Margarana.
Pertempuran di desa Marga dengan pasukan Ciung Wanara yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai, tidak terjadi dalam satu hari, namun puncak pertempuran 20 November 1946 setelah gugurnya Kapten Sugianyar, Pak Rai menjadi sangat murka dan berpesan kepada anak buahnya supaya menuntut balas sampai titik darah penghabisan. Pasukan Ciung Wanara bergerak maju sambil berteriak, "Puputan! Puputan! Puputan!"
Buku Perang Bali setebal 450 halaman ini sangat penting dibaca oleh kita, agar kita mengetahui sejarah perjuangan para pahlawan. Tentunya buku-buku lain dari pelaku sejarah sangat dibutuhkan oleh generasi bangsa ini. Artikel singkat dalam blog Rare Angon ini tentunya tidak dapat mewakili secara keseluruhan isi buku Perang Bali karya I Gusti Ngurah Pindha (pelaku sejarah) perjuangan rakyat Bali. Marilah membaca buku Perang Bali, agar informasi semakin jelas. (RANBB)
About sobat budiasa
Sobat Budiasa hanya seorang pengembara dalam hutan dunia maya yang maha luas ini agar mampu memahami hidup dan kehidupan di dunia nyata. Alam Maya Adalah Guru Tanpa Rasa
Buku Hindu
Labels:
Artikel Hindu,
Budaya Bali,
Buku Hindu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Pengikut
Blog Archive
Upakara Hindu
Agama Hindu
Artikel Hindu
Atma Prasangsa
Bhuta Yadnya
Budaya Bali
Budha Kliwon
Buku Hindu
Catur Asrama
Cerita tentang Sapta Rsi
Dewa Yadnya
Dewi Saraswati
Epos Mahabharata Ramayana
Hari Raya Galungan
Hari Raya Nyepi
Kematian
Ketipat Bantal
Krisna Avatara
Maharsi Vamadeva
Mangku Balian
Mantra
Manusa Yadnya
Naskah Dharma Wacana
Parisadha Hindu Dharma Indonesia
Pitra Yadnya
Potong Gigi
Reinkarnasi
Rsi yadnya
Saniscara Umanis Watugunung
Sarana Ngaben
Tri Hita Karana
Wasudewa Kutumbhakam
ajaran hindu dharma
bagian catur weda
balinese gamelan
banten hindu bali
belajar jublag
dewa dewi
gargita swara
hari raya saraswati
hindu banten
kakawin ramayana
menjadi hindu lebih baik
panca yadnya
pitra puja
pujawali
pura tempat suci hindu
purnama
purnama tilem
saniscara kliwon
satvam rajah tamah
senjata nawa sanga
tatwa susila upakara
tumpek
waktu dan kalender bali
wah, ternyata pahlawan dari pulau bali itu banyak juga ya..baru thau..hehe
BalasHapusIng ada bukune dini lix.. ne ngadep masih ing ada... baang nyilih ke... sing ddi demit2.. inklud pengiriman ke kendari nahh... hehhe..
BalasHapusWawu inget padahal dah dibaca kommentnya lama
BalasHapus