GEBOGAN BALI |
Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati jatuh pada Hari Sabtu Umanis Wuku Watugunung. Pada hari ini semua Pustaka atau kitab-kitab Suci serta ilmu pengetahuan lainnya dibersihkan dan dikumpulkan untuk diupacarai.
- Upacara yang kecil : Banten Saraswati, canang, burat-wangi / yang lain, dilengkapi dengan air kumkuman.
- Upacara yang lebih besar : Banten Saraswati, peras, ajuman, daksina dan rayunan putih kuning.
- Upacara yang besar : Banten Saraswati, peras, ajuman, daksina, sesayut-saraswati. sajin saraswati, ayunan saraswati dengan ikannya itik putih diguling (Betutu), buah-buahan (gegebogan), pesucian, tadah pawitra, canang burat wangi / canang sari dan dilengkapi dengan ayaban alit seperti sesayut, pengambyan, pengiring, dapetan, penyeneng, rantasan (wastra anyar), air kumkuman, tetabuhan, segehan cacahan dan sebagainya. (kumpulan banten ini dapat dilengkapi dengan banten suci)
Penjelasan beberapa buah banten :
Banten Saraswati :
Sebagai alasnya dapat dipergunakan ceper atau tamas. Di atasnya diisi beberapa perlengkapan sebagai berikut : Ketan, injin, beras-merah dan beras-putih yang dinyahnyah lalu dialasi dengan sebauh tangkih (dapat pula tiap jenis dialasi dengan tangkih); Jawa, jagung-nasi, jagung biasa, godem dan jali, semuanya dinyahnyah, lalu dialasi dengan tangkih seperti diatas. Rujak Segara-Gunung, adalah ramuan yang dibuat daripada temu-temu yang boleh dimakan, parutan kelapa, buah delima, asem (lunak), bawang goreng, gula ental (tidak boleh memakai gula enau), nyahnyah ketan, injin, beras merah, beras putih, uyah-uku, arak, berem, empehan, lalu dialasi dengan "Limas" (takir).
Racik (rujak) yang dibuat dari kelapa muda, asem, garam, lalu dialasi dengan takir.
Bubur-precet, yang dibuat daripada tepung beras dicampur dengan santen dan air cendana, lalu dialasi dengan takir, diisi sidu (sendok dari janur 2 buah)
Bubur-Cendol, bahannya seperti diatas, diisi madu dan sebuah sidu, dialasi dengan tangkih/takir.
Jaja-Kukus ketan, injinm jaja kukus merah dan jaja kukus kuning, masing-masing dialasi tangkih.
Bubur-Sumsum (seperti diatas) dibungkus dengan daun endong ada yang berbentuk rokok, ada yang dibungkus biasa/ seperti membungkus tape, Bubur Sumsum seperti di atas yang dibungkus dengan daun beringin yang masih ada tangkainya (tiap tangkai berisi 5 lembar daun), bentuk bungkusannya adalah seperti rokok, seperti sirih tempel dan seperti bungkusan tape, sedangkan 2 lembar daun yang lain dibiarkan kosong. Tiap tamas diisi 2 'bancang' yaitu 1 bancang bungkusannya menengkurep dan yang lain menengadah.
Kemudian jajan Saraswati adalah sebuah jajan dari tepung beras yang berwarna putih seluruhnya berisi lukisan dua ekor binatang cecak, mata daripada cecak itu dibuat daripada injin. Jajan ini dialasi dengan tangkih.
Kemudian pada tamas itu dilengkapi pula dengan pisang, buah-buahan, jajan, tebu, sampian pelaus, pesucian, cangan burat wangi /canang sari.
Sesayut Saraswati :
Sajin Saraswati :
Sebuah taledan yang berisi tumpeng berwarna seperti di atas, dilengkapi dengan jajan, buah-buahan, lauk-pauk, serta sebuah canang genten / yang lain.
Rayunan Saraswati :
Ajengan gibungan putih satu taledan, kuning satu taledan, masing-masing dilengkapi dengan lauk-pauk, seadanya ikannya itik putih diguling ( betutu) atau ayam putih "ma be tutu". Di atas kedua rayunan tersebut diisi pesucian dan canang sari.
Pada hari Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati diharapkan kepada semua umat Hindu agar merenungkan secara mendalam segala faedah ilmu Pengetahuan yang telah diberkahkan Sang Hyang Saraswati kepada kita semua. Perenungan ini berlangsung sampai selesai "Aci" yang dipersembahkan kehadapan Sang Hyang Aji Saraswati. Sehari setelah Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati disebut "Banyu Pinaruh" yang bertujuan untuk penyucian diri. Baca Kalender Penting Umat Hindu.
Sumber bacaan buku Rare Angon dan Catur Yajna oleh Jro Mangku Pulasari. (RANBB)