Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Sabtu, 16 Maret 2019

12 HAL INTI HARI TUMPEK KANDANG

12 HAL INTI HARI TUMPEK KANDANG
 

Tumpek Binatang
Tumpek Kandang
Pada setiap hari Sabtu Kliwon wuku Uye disebut Tumpek Kandang, saat yang baik untuk memohonkan keselamatan terhadap para binatang di alam semesta ini. Setiap 6 bulan Umat Hindu melaksanakan penuh makna akan hubungan manusia dengan alam terutama pada mahluk hidup berupa segala jenis binatang, baik itu binatang peliharaan maupun binatang liar. Hindu punya 6 Tumpek.
Apa yang menjadi inti dari Hari Tumpek Kandang ? Berikut ulasannya, bila malas membaca silakan tonton vidio mengenai Tumpek Kandang Klik disini


1. Kapan dilaksanakan hari Suci Tumpek Kandang  ?
Sabtu (Saniscara) Kliwon wuku Uye



2. Sebutkan nama lain dari Tumpek Kandang ?

Tumpek Uye, Tumpek Andang, Tumpek Oton, Tumpek Wewalungan

3. Apa makna hari Suci Tumpek Kandang ?
Pada hari suci Tumpek Kandang umat Hindu melaksanakan upacara yang ditujukan kehadapan Sang Hyang Rare Angon sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi yaitu Dewa Pengembala seluruh hewan peliharaan. Sesungguhnya dengan petunjuk sastra agama, Tumpek Uye merupakan korban suci kepada semua jenis binatang yang ada di alam semesta ini seperti golongan Sato, Mina, Paksi, Manuk, Gumatap-gumitip (jangkrik, cacing, ular dll) dengan tujuan untuk memberikan penyupatan, agar kelahiran berikutnya bisa meningkat kwalitas tingkat kehidupannya.


4. Mengapa kita berterima kasih kepada hewan peliharaan ?
Hewan adalah teman hidup manusia dan merupakan saudara sesama ciptaan Hyang Widhi. Kehidupan manusia banyak dibantu oleh hewan peliharaan terutama dalam kebutuhan akan pangan, tenaga kerja, upacara dan ekonomi.


5. Apa dasar lontar Tumpek Kandang ?
Dalam Puja Pepada menyebutkan :
“Ong, Na, Ma, Si, Wa, Ya, Ndah’ta, Sang Dua Pada, Sang Catur Pada, Sang Dada Pada, Ingsun Ngadeg Sang Hyang Dharma Tumon’t Mangke, Ingsun Amerih Anyupat’ta Sira, Aja Lupa Aja Lali Sira Ring Tutur Sang Hyang Dharma, Elingakna Swargan’ta Suang-Suang, Sang Dwapada Mantuk Sireng Bethara Iswara, Pasang Sarga’ta Sira, Riwekasan Yan Sira Numadi Ka Mercapada Menadya ‘Ta Sira Manusa Wiku Sadhu Dharma, Mangke Sira Menadi Yadnya Menadi Larapan Bhaktin Sang Yajamana, Aja Sira Asilik Gawe, Elingakna Swargan ‘Ta Maring Iswara Loka, Ong Sang Namah “

6. Bagaimana Tumpek Kandang dipandang dari Tattwa Samkhya ?
Saniscara Keliwon wuku Uye ; Saniscara uripnya 9 + Kliwon uripnya 8 + wuku Uye uripnya 8 = 25. Selanjutnya kedua faktor 25 dijumlahkan 2+5 = 7. Angka tujuh dihubungkan dengan Tattwa Samkhya mendapatkan karakter hari yang disebut Sapta Timira.

7. Bagaimana perwatakan Sapta Timiranya ?
Perwatakan Sapta Timiranya didapatkanlah Watek Rajah, dari sifat Rajah inilah menjadi watak Sato (binatang) dengan Dewanya Bhetara Brahma dalam swabhawa sebagai Sang Hyang Rudra.

8. Mengapa Tumpek Uye juga disebut Tumpek Andang ?
Karena dilihat dari urutan wuku dari wuku Sinta sampai Watugunung, wuku Uye berada di tengah-tengah, posisi ini dikatakan Andang atau Ngandang. Nama ini hanya mengandung istilah saja, namun maknanya kembali kepada sebutan Tumpek Kandang.

9. Bagaimana Tumpek Kandang menurut Lontar Tutur Begawan Agastyaprana ?
Sumber sastra agama Lontar Tutur Begawan Agastyaprana menyebutkan pelaksanaan upacara hari Tumpek Uye tidak ditujukan hanya kepada binatang di Bhuwana Agung saja namun juga ditujukan kepada binatang di Bhuwana Alit, agar keseimbangan bhuwana dapat dipertahankan. Dalam Bhuwana Alit atau tubuh manusia juga terdapat binatang, seperti kutu, cacing , bakteri, kuman, kudis dan lain-lain

10. Apa makna filosofis Tumpek Kandang ?
Dengan pelaksanaan upacara Tumpek Uye segenap umat Hindu perlu menyucikan (Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit) agar dapat menetralisir (nyomya) kekuatan-kekuatan binantang (Tri Guna).


11. Apa dasar pelaksanaan Tumpek Uye ?

Lontar Sundharigama menyatakan :
..... Uye Saniscara Keliwon, Tumpek Kandang, Prakerti Ring Sarwa Sato, Mina, Paksi, Patikawenang Mwang Pasu. Widi Widanania Suci, Daksina, Peras, Penek, Ajuman, Sodaan Putih Kuning, Canang Lenga Wangi Burat Wangi, Penyeneng, Pasucian, Astawakna Ring Sanggar, Pangacine Ring Sang Hyang Rare Angon. Kunang Ring Sarwa Pasu, Patikawenang Hana Pangacinya, Yan Sampi, Kebo, Widi Widananya Tumpeng Sasayut Asiki, Penyeneng, Reresik, Jrimpen Canang Raka, Yang Babi Lua Tipat Belekok, Yan Sarwa Paksi, Sato, Itik, Angsa, Puter, Titiran, Salwiring Tipat Sida Purna, Tipat Bagia, Tipat Pandawa, Dulurakna Penyeneng Tetebus, Kembang Payas, Kalinganya Ikang Wang, Wenang Parid Ring Sang Hyang Rare Angon.


12. Apa artinya ?

...Pada hari Sabtu Kliwon wuku Uye disebut Tumpek Kandang, saat yang baik untuk memohonkan keselamatan terhadap para jenis burung yang tidak terbang, ikan, burung yang terbang di udara, binatang yang tidak memiliki lima jari boleh dibunuh dan binatang yang kakinya bersuku empat. Upacara upakaranya terdiri dari Suci, Daksina, Peras, Penek, Ajuman, Sodaan Putih Kuning, Canang Lenga Wangi Burat Wangi, Penyeneng, Pesucian, dipersembahkan di Sanggah atau Pemerajan, pemujaannya ditujukan kehadapan Sang Hyang Rare Angon. Adapun kepada binatang yang bersuku empat yang boleh dibunuh, mengenai upacara upakaranya seperti sapi dan kerbau terdiri dari Tumpeng Sasayut Satu Tanding, Penyeneng, Pabersihan, Jerimpen Canang Raka, apabila untuk babi yang betina terdiri dari ketupat Belekok, untuk sejenis burung, itik, angsa, puter, titiran, semua jenis ketupat Sida Purna, Ketupat Bagia, Ketupat Pandawa dilengkapi dengan Penyeneng, Tetebus, Kembang Payas, semuanya itu oleh manusia dapat dimohonkan kehadapan Sang Hyang Rare Angon .




Simak Vidio mengenai Tumpek Kandang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive