Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Rabu, 01 Agustus 2018

6 Tumpek Umat Hindu Bali


Tumpek yaitu Sabtu Kliwon
Uang Kepeng Cina Sarana Upakara
SARANA UPAKARA

Datangnya setiap 35 hari sekali. Merupakan hari raya pemujaan kehadirat Sang Hyang Widdhi Waҫa atas Rakhmat-Nya terhadap kesejahteraan umat manusia yang dapat dinikmati dalam hidupnya yang berujud kelestarian alam. Lihat Kalender Umat Hindu.

Ada 6 (enam) macam Tumpek yaitu :


Datangnya setiap 210 hari, yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa dalam wujud Sang Hyang Paҫupati yang memberikan kekuatan terhadap sarwa senjata untuk mendapatkan ketajaman serta kemampuan dalam nolak satru yaitu menundukkan musuh baik lahir maupun bathin.


Upakaranya :
Daksina, Canang Sari, Canang Raka (Sarwa Merah), Tumpeng Merah, Ayam Merah dipanggang.

Mantramnya :
Astra Mantram
Paҫupati Astawa
Om Paҫupati Padma raksa rupaya
Madya muka deҫa astabya
Paҫupati um pat ya namah swaha

Artinya :
Sang Hyang Widdhi, yang bermanifestasikan Sang Hyang Paҫupati dengan kekuatan sebagai asta dala (Padma). Lindungilah dengan sinar suci-Mu. Engkau yang berstana di tengah-tengah Kiblat dunia, selamatkanlah kami ini.



Datangnya setiap 210 hari sekali. Yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa dalam wujud Sang Hyang Ҫangkara atas kemahamurahan-Nya melimpahkan, kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan, amertasari / kemakmuran demi kebahagiaan hidup manusia (Jagadhita).

Upakaranya :
Daksina, Canang Sari, Ketupat Taluh, berisi Samsam dan beras kuning. Ketupat Gatep.

Mantramnya :
Astra Mantram
Om Rang Ring Sah Parama Ҫiwa ditya ya namah
Om Ҫangkara byonamah swaha

Artinya
Om Sujud hamba kepada Rang Ring Sah Ҫiwaditya yang maha utama, Engkaulah Ҫangkara yang memberikan kebahagiaan.


Datangnya 210 hari sekali.  Yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa dalam wujud Sang Hyang Paramawice/Roh-Roh suci dan pahlawan-pahlawan Dharma yang berjasa dalam usaha pembentukan akhlak manusia menjadi luhur dan suci.

Upakaranya :
Daksina, Canang Sari, Canang Raka, Nasi Kuning

Mantramnya:
Astra Mantra
Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa
Bhuktiyantu Triloka Satata
Saganah sapari warah
Sawarga sadasi dosah

Artinya :
O Sang Hyang Widdhi, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Triloka /Tribuana ini, semoga terhapuslah sepuluh mala yang ada di badan kami.

Datangnya setiap 210 hari sekali. Yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa dalam wujud Sang Hyang Maha Dewa untuk membina toleransi yang besar terhadap Sarwa Prani (segala ciptaan Tuhan), khususnya terhadap mahluk hidup :

Upakaranya :
Daksina, Canang Sari, Canang Raka, Bayuan

Mantramnya :
Astra Mantra
Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa
Bhuktiyantu Triloka Satata
Saganah sapari Warah
Sawarga sadasi dosah
Om Mahadewa namo byonamah swaha

Artinya :
Ya Sang Hyang Widdhi, yang disebut Mahadewa terimalah persembahan kami ini bersama hamba-hamba_Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini, semoga terhapuslah sepuluh Mala yang ada di badan kami, dalam membina kelestarian lingkungan hidup.

Datangnya setiap 210 hari sekali. Yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa dalam wujud Sang Hyang Mahesora yang telah melimpahkan kelangsungan hidup hewan, Bhoga dan Upa Bhoga demi kesejahteraan umat manusia.

Upakaranya:
Daksina, Canang Sari, Canang Raka. Ketupat Nasi

Mantramnya:
Astra Mantra
Om Bhuktiyantu sarwata Dewa
Om Bhuktiyantu Triloka satata
Saganah sapari warah
Sawarga sadasi dosah
Om Mahesora byo namah swaha

Artinya :
Ya Sang Hyang Widdhi, yang disebut Mahesora, yang memberkati kemakmuran di dunia ini, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini semoga terhapuslah sepuluh Mala yang ada di badan kami.

Datangnya setiap 210 hari sekali. Yaitu hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widdhi Waҫa, dalam wujud Sang Hyang Icwara menciptakan seni budaya.

Upakaranya :
Daksina, Canang Sari, Canang Raka. Bubur Merah Putih.

Mantramnya:
Astra Mantra
Om Bhuktiyantu Sarwata Dewa
Om Bhuktiyantu Triloka satata
Saganah sapari warah
Sawarga sadasi dosah
Om Iҫwara byo swaha

Artinya :
Ya Sang Hyang Widdhi yang disebut Iҫwara, Pencipta keindahan untuk membina keluhuran Budhi nurani manusia, nikmatilah persembahan kami ini bersama hamba-hamba-Mu, Engkaulah pelindung Tribhuwana ini, semoga terhapuslah Mala yang ada di badan kita.

sumber : http://nakbalibelog.wordpres.com

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive