Sloka-Sloka Kepemimpinan Seorang Raja ( Presiden )
Sosok pemimpin yang utama bila kepemimpinannya berpegang pada Dharma, sedangkan hal yang sangat penting untuk dihindari adalah pemimpin yang bengis, kikir dan selalu berbuat onar atau kalo jaman now jaman milenial yang perlu dihindari pemimpin yang menyebarkan berita hoax. Berikut petikan sloka-sloka mengenai pemimpin yang patut, yang selalu mensejahterakan rakyat, pemberani, cakap, bijaksana, lembut dan tanggap akan masalah serta dicintai rakyatnya.
TRAYET SVAMINA MATYUGRAM
ATYUGRAT KRPANAM TYAJET
KRPANADVISE SAJNAM
AVISESAT KRTAGHNAKAM
Dharma Sastra 48
Seseorang, harus meninggalkan pemimpin yang bengis, setelah yang bengis ia harus meninggalkan yang kikir, setelah yang kikir, yang tidak menghargai jasa luar biasa seseorang, setelah yang tidak menghargai jasa luar biasa, kemudian pemimpin yang selalu membuat onar.
BHUPALO BALAKO SAVAHANCAMUH
SANKIRNA MANTRYANVITAH
RAJAREVYARTITO YUDDHAM TU
SAMARE NONABHIMANO HATAH
DHAIRYAM VIRYA PARAKRAMASTU
GALITA JI VENININDAPRAJEH
KLIBAN JANMANI-JANMANI
PRATIBAHVEN MRTYORAVAN DHYAINGATAH
Dharma Sastra 46
Walaupun seorang raja berkuasa, kaya raya, tiada terkira jumlah wahana dan bala tentaranya, serta dibantu banyak menteri-menteri, namun raja itu lari dari medan laga, kewibawaan dan kemashurannya semuanya sirna, keteguhan, keperkasaan serta kegagahannya lenyap, dihina oleh rakyatnya bila ia masih hidup. Kemudian ia menjelma sebagai laki-laki yang dikebiri. Sebaliknya apabila ia tidak lari dari medan laga (Pratibhawa) dan terbunuh di dalam perang, dia akan sempurna (Awandhya)
SASTRAJNAH KULASAMPANNAS
TATTWADHARMA PARAYANAH
APAKSAPATO MEDHAVI
DHARMADHYAKSABIDHI YATE
Dharma Sastra 44
Seorang yang mahir dalam kitab suci lahir di dalam keluarga yang baik, tekun dengan ajaran dharma (ajaran agama dengan hukum-hukumnya) tidak bersifat memihak, cerdas, orang yang demikian pantas diberi jabatan hakim ( Dharma Dhyaksa )
SINHAKRTI RANAMADHYE
STRIMADHYA MADHURAM KATHAH
MUNIMADHYE TU TATTWAJNAH
SA YUKTO NAGARAM GATAH
Dharma Sastra 43
Seorang yang gagah perkasa bagaikan singa di medan perang. Yang ucapannya lembut di tengah-tengah wanita, ahli tasawuf ditengah-tengah para pertapa. Warga negara demikian pantas diangkat sebagai pejabat tinggi (Yuktah)
MAS YA TA PAHAWRDDHIN
BYAYA RIN AYU KEKESAN
BHUKTI SAKAHARAPTA
ADWEHING BALA KASUKHAN
Ramayana Jawa Kuno 3.54
Kumpulkan sebanyak-banyaknya (harta) berupa mas dan sebagainya. Simpan untuk kesejahteraan dan amal. Nikmati secukupnya untuk dirimu. Sebagian besar harta itu dimanfaatkan untuk kebahagiaan rakyat
KSAYAN IKANG PAPA NAHAN PRAYOJANA
JANANURAGADI TUWIN KAPANGUHA
Ramayana Jawa Kuno 24.82
Lenyapnya penderitaan rakyat itu hendaknya menjadi tujuan seorang pemimpin yang bercita-cita luhur. Rakyat pasti mencintainya
YA SAKTI SAN SAJJANA DHARMA RAKSAKA
Ramayana Jawa Kuno 24.81
Adapun kekuatan pada pemimpin bercita-cita mulia ialah memegang teguh Dharma (ajaran rohani dan kebajikan, dengan mengabdi tanpa pamrih)
TAN ARTHA TAN KAMA PIDONYA TAN YASA
Ramayana Jawa Kuno 24.81
Pemimpin yang bercita-cita mulia tidak terpesona oleh harta kekayaan (artha) maupun nafsu duniawi (kama), pujianpun (yasa) tidak diharapkannya
Sumber Bacaan : Agama Hindu utk SMU kelas 3
Sosok pemimpin yang utama bila kepemimpinannya berpegang pada Dharma, sedangkan hal yang sangat penting untuk dihindari adalah pemimpin yang bengis, kikir dan selalu berbuat onar atau kalo jaman now jaman milenial yang perlu dihindari pemimpin yang menyebarkan berita hoax. Berikut petikan sloka-sloka mengenai pemimpin yang patut, yang selalu mensejahterakan rakyat, pemberani, cakap, bijaksana, lembut dan tanggap akan masalah serta dicintai rakyatnya.
TRAYET SVAMINA MATYUGRAM
ATYUGRAT KRPANAM TYAJET
KRPANADVISE SAJNAM
AVISESAT KRTAGHNAKAM
Dharma Sastra 48
Seseorang, harus meninggalkan pemimpin yang bengis, setelah yang bengis ia harus meninggalkan yang kikir, setelah yang kikir, yang tidak menghargai jasa luar biasa seseorang, setelah yang tidak menghargai jasa luar biasa, kemudian pemimpin yang selalu membuat onar.
Dharma Sastra |
BHUPALO BALAKO SAVAHANCAMUH
SANKIRNA MANTRYANVITAH
RAJAREVYARTITO YUDDHAM TU
SAMARE NONABHIMANO HATAH
DHAIRYAM VIRYA PARAKRAMASTU
GALITA JI VENININDAPRAJEH
KLIBAN JANMANI-JANMANI
PRATIBAHVEN MRTYORAVAN DHYAINGATAH
Dharma Sastra 46
Walaupun seorang raja berkuasa, kaya raya, tiada terkira jumlah wahana dan bala tentaranya, serta dibantu banyak menteri-menteri, namun raja itu lari dari medan laga, kewibawaan dan kemashurannya semuanya sirna, keteguhan, keperkasaan serta kegagahannya lenyap, dihina oleh rakyatnya bila ia masih hidup. Kemudian ia menjelma sebagai laki-laki yang dikebiri. Sebaliknya apabila ia tidak lari dari medan laga (Pratibhawa) dan terbunuh di dalam perang, dia akan sempurna (Awandhya)
Dharma Sastra |
SASTRAJNAH KULASAMPANNAS
TATTWADHARMA PARAYANAH
APAKSAPATO MEDHAVI
DHARMADHYAKSABIDHI YATE
Dharma Sastra 44
Seorang yang mahir dalam kitab suci lahir di dalam keluarga yang baik, tekun dengan ajaran dharma (ajaran agama dengan hukum-hukumnya) tidak bersifat memihak, cerdas, orang yang demikian pantas diberi jabatan hakim ( Dharma Dhyaksa )
Dharma Sastra |
SINHAKRTI RANAMADHYE
STRIMADHYA MADHURAM KATHAH
MUNIMADHYE TU TATTWAJNAH
SA YUKTO NAGARAM GATAH
Dharma Sastra 43
Seorang yang gagah perkasa bagaikan singa di medan perang. Yang ucapannya lembut di tengah-tengah wanita, ahli tasawuf ditengah-tengah para pertapa. Warga negara demikian pantas diangkat sebagai pejabat tinggi (Yuktah)
Dharma Sastra |
MAS YA TA PAHAWRDDHIN
BYAYA RIN AYU KEKESAN
BHUKTI SAKAHARAPTA
ADWEHING BALA KASUKHAN
Ramayana Jawa Kuno 3.54
Kumpulkan sebanyak-banyaknya (harta) berupa mas dan sebagainya. Simpan untuk kesejahteraan dan amal. Nikmati secukupnya untuk dirimu. Sebagian besar harta itu dimanfaatkan untuk kebahagiaan rakyat
Ramayana Jawa Kuno |
KSAYAN IKANG PAPA NAHAN PRAYOJANA
JANANURAGADI TUWIN KAPANGUHA
Ramayana Jawa Kuno 24.82
Lenyapnya penderitaan rakyat itu hendaknya menjadi tujuan seorang pemimpin yang bercita-cita luhur. Rakyat pasti mencintainya
Ramayana Jawa Kuno |
YA SAKTI SAN SAJJANA DHARMA RAKSAKA
Ramayana Jawa Kuno 24.81
Adapun kekuatan pada pemimpin bercita-cita mulia ialah memegang teguh Dharma (ajaran rohani dan kebajikan, dengan mengabdi tanpa pamrih)
Ramayana Jawa Kuno |
TAN ARTHA TAN KAMA PIDONYA TAN YASA
Ramayana Jawa Kuno 24.81
Pemimpin yang bercita-cita mulia tidak terpesona oleh harta kekayaan (artha) maupun nafsu duniawi (kama), pujianpun (yasa) tidak diharapkannya
Ramayana Jawa Kuno |
Ramayana Jawa Kuno |
Sumber Bacaan : Agama Hindu utk SMU kelas 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu