![]() |
Dewi Saraswati |
Kecerdasan yang beraneka ragam itu pasti ada dalam setiap individu dan membedakannya dengan individu lain, dan oleh sebab itu tidak ada individu yang bodoh, semua berpotensi untuk menjadi cerdas dengan meningkatkan kecenderungan kecerdasannya itu.
Seorang individu bisa saja pintar dalam matematika, tetapi kurang dalam musik, demikian pula sebaliknya, seorang individu sangat pandai mengutarakan pendapatnya secara lisan, sementara yang lain lebih baik dengan jalan tertulis. Hal itulah yang disebutnya sebagai Teori Kecerdasan Ganda “Multiple Intelligence”.
Gardner menyimpulkan bahwa terdapat sedikitnya tujuh jenis kecerdasan pada seseorang. Ia mengategorikan ketujuh kecerdasan tersebut menjadi tiga. Dua yang pertama adalah yang biasa dinilai di sekolah-sekolah; tiga jenis lagi biasanya dikaitkan dengan seni; dan dua jenis terakhir disebutnya sebagai “kecerdasan personal” (Gardner dalam mark K. Smith. 2002). Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kecerdasan Linguistik (bahasa)
Adalah kecerdasan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Penulis, penyair, orator, dan debator adalah contoh orang yang memiliki kecakapan linguistik.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Adalah kecerdasan untuk berpikir (bernalar), berhitung, serta bepikir logis-matematis. Kecerdasan ini terutama terdapat pada matamatikawan, insinyur, akuntan, dan detektif.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Adalah kemampuan untuk berpikir menggunakan gambar. Orang dengan kecerdasan visual-spasial tinggi dapat menentukan arah dengan tepat dan tidak mudah tersesat. Pelaut, pelukis, fotografer, dan arsitek memiliki kemampuan ini.
4. Kecerdasan Musikal
Adalah kemampuan menggubah atau mencipta musik, memahami nada-nada, dan dapat menyanyi dengan baik.
5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
Adalah kemampuan untuk mengolah tubuh dengan baik untuk memecahkan masalah, meluapkan emosi, atau menciptakan sesuatu. Ahli bedah, aktor, dan olahragawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan kinestetis.
6. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Orang dengan kecerdasan interpersonal memiliki empati yang tinggi dan mudah berteman dengan orang lain. Orang-orang yang memiliki kemampuan interpersonal adalah doplomat, wartawan, politisi, dan pemuka agama.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan untuk menganalisis diri sendiri. Orang dengan kecerdasan intrapersonal memiliki intuisi yang tinggi dan memiliki kata hati yang tajam serta mampu merenungi diri sendiri. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh filosof, guru spiritual, dan pembimbing.
Gardner menambahkan jenis kecerdasan baru yaitu kecerdasan naturalis yang mana adalah kemampuan untuk berkorelasi dengan alam dan menjadi selaras dengannya. Kemampuan ini dimiliki oleh ahli biologi dan pecinta alam.
Setiap orang yang normal memiliki derajat setiap jenis kecerdasan yang bervariasi (Colin Rose dan Malcom J. Nichols, 2002 : 61). Akan tetapi, seluruh jenis kecerdasan tersebut berbaur dan menyatu dalam proses kehidupan seorang individu. Ada satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol pada masing-masing individu dan dengan kecerdasan tersebutlah seharusnya ia belajar.
Barangkali konsep tiada seorang pun yang bodoh ini telah dikenal sejak zaman dahulu dengan figur-figur Sarasvati sebagai ibu yang menarik bagi siapa pun. Kembali kita harus melihat secara lebih cermat dan dalam terhadap figur-figur Sarasvati, — mengapa Ia dinyatakan mewakili seluruh kecedasan dalam teori ini.
Pertama, kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik dinyatakan dengan atribut lontar. Lontar telah dinyatakan berkali-kali sebagai media menulis. Menulis tidak semudah berbicara. Menulis memerlukan kerangka berpikir yang terstruktur, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya. Dalam menulis diperlukan kemampuan berbahasa yang praktis, sistematis, lugas, dan tepat makna. Dengan kata lain, menulis memerlukan suatu keterampilan khusus. Untuk itu atribut lontar sebagai media tulis mewakili kemampuan linguistik seseorang.
Mengenai kecerdasan terakhir, atau kecerdasan naturalis dapat dianalogikan sebagai telaga tempat Ibu Sarasvati biasa menghabiskan waktu. Kadang Ia juga digambarkan duduk di hutan yang rindang sebagai sahabat alam. Analogi ini juga dapat diartikan bahwa manusia seharusnya mengembangkan kecerdasannya dengan tidak mengabaikan kesejahteraan dan kelestarian alam. Kecerdasan hendaknya bertujuan untuk menjaga dan melestarikan alam, bukan hanya untuk mengeksploitasinya.
Dua kecerdasan pertama, yaitu kecerdasan linguistik dan logis-matematis adalah dua jenis kecerdasan yang sering mengecoh penilaian pendidik terhadap anak didiknya. Pendidik sering melupakan aspek-aspek lain dari anak yang jika dipicu akan membuatnya sukses dalam bidang itu. Eksistensi anak di bidang lain tersebut kadang tidak dikenali dan diabaikan oleh guru, sehingga anak merasa tidak berguna.
Pendidikan dan konsep kecerdasan ala figur Ibu Devi memiliki perspektif yang hampir sama dengan konsep ilmuwan masa kini. Ini menandakan sekali lagi kajian ilmu filsafat Veda yang sangat dalam.
Mandalakawi Virtual Ashram, santikatmaka ring asing kawya
Hello, terima kasih banyak atas infonya, semoga sobat sukses selalu dalam segala hal yang dikerjakan... salam
BalasHapus