Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Sabtu, 08 September 2012

Teologi Agama Hindu : Sivalila

canang sari dan tirtha
**PETIRTAN PENGLUKATAN**
SIVALILA. Kitab-kitab Purana menyebutkan  64 Lila atau aktivitas yang memberikan kebahagiaan kepada para dewa dan umat manusia, yang dilakukan oleh Sanghyang Siva, sebagai berikut :
  1. Membebaskan dosa dewa Indra
  2. Membebaskan dosa Airavata
  3. Membangun Madhurapura di hutan Kadamba
  4. Sri Parvati lahir sebagai Tataka
  5. Pandyadewa mengawini Tataka
  6. Menari di hadapan rsi Patanjali
  7. Kundodara dianugrahi kekuatan untuk mampu memakan banyak nasi
  8. Memadamkan rasa lapar dan harus dari Kundodara, makan nasi dan minum air sungai Vaiga
  9. Membawa 7 samudra ke tempat yang dekat dengan saktinya
  10. Membawa Malayadhvaja dari Devaloka ke bumi
  11. Menurunkan putra bernama Ugra
  12. Ugra memperoleh anugrah Trisula
  13. Memindahkan laut dari sisinya
  14. Memecahkan mahkota dewa Indra
  15. Ugrapandya diberi hadiah emas dari gunung Mahameru

  16. Mengajarkan para maharsi tentang arti Veda
  17. Menjual permata kepada seorang raja untuk mahkota
  18. Menjadikan mendung minum air laut
  19. Menyetop turunnya hujan
  20. Menunjukkan kemahiran realisasi
  21. Membuat gajah dari batu dapat minum air gula aren
  22. Membunuh seekor gajah yang dikirim oleh seorang Sannyasin Buddha yang melakukan BlackMagic
  23. Memberikan karunia kepada seorang gadis Brahmana
  24. Menciptakan bermacam-macam tarian
  25. Melenyapkan dosa yang diakibatkan seseorang yang tidur dengan ibu dan membunuh ayahnya
  26. Membawakan cahaya dan membutktikan kematian seorang pandita wanita
  27. Membunuh Siddha untuk menyelamatkan istri guru, mengajarkan ilmu memanah
  28. Menjadikan ular yang dikirim oleh sannyasin Buddha tidak beracun
  29. Membunuh seekor sapi jantan yang dikirim sannyasin Buddha
  30. Memperlihatkan ribuan tentara untuk menyelamatkan Pasukan Pandya
  31. Menganugrahkan raja Pandya koper yang berisi uang tidak pernah habis
  32. Menyamar sebagai Vaisya untuk menjual gelang
  33. Menganugrahkan Astasiddhi kepada para Yaksi
  34. Membukakan pintu pura untuk raja Cola
  35. Mensuplai air untuk pasukan Pandya
  36. Mengubah bahan dasar metal menjadi emas dan lain-lain
  37. Membunuh raja Cola
  38. Memberi anugrah seorang Sudra sebuah gentong penuh berisi bibit jahe
  39. Menganugrahkan kemenangan kepada seorang pemuda Vaisya
  40. Membebaskan dosa raja Pandya dari dosa Brahmahatya
  41. Memindahkan api untuk menyelamatkan penyembahnya bernama Bhadra
  42. Menulis surat untuk raja Cera untuk menyelamatkan Bhadra
  43. Bhadra diberi hadiah papan
  44. Istri Bhadra dianugrahi kemenangan di Nagavidya
  45. Menyamar sebagai babi untuk menyelamatkan anak cucu mahluk kecil
  46. Babi kecil yang diangkat sebagai seorang menteri
  47. Seekor burung Khanjarita diajarkan mantra Mrtyunjaya untuk bebas dari serangan burung gagak
  48. Seekor burung Sarari dianugrahkan kelepasan
  49. Tembok batas kota Madhurapura terlihat dikelilingi oleh ular
  50. Membunuh Raja Cola
  51. Sarjana Dravidian memperoleh anugrah papan samgham
  52. Menulis syair untuk seorang pandita diistana raja Pandya
  53. Menyelamatkan Nakkira
  54. Nakkira diajarkan menulis sutra (aphorism)
  55. Membuat studi komparatif sebuah tesis
  56. Mengunjungi Utara Halasya
  57. Mengawini putri nelayan
  58. Menganugrahkan Jnanadiksa kepada menteri bernama Vatapuresa
  59. Menjual kuda magic (ajaib) kepada raja Pandya
  60. Membuat sungai lebih besar lagi
  61. Membawa lumpur untuk membuat dadar
  62. Merawat demam dan raja Kubja Pandya yang bungkuk
  63. Menjadikan Jnanasambandhar membunuh seseorang yang telanjang dengan Trisula
  64. Membawa pohon kayu, waduk, Sivalinga, dan lain-lain ke Madhura sebagai saksi ( Halasyamahatmya 5 )
 Sumber bacaan Teologi & Simbol-Simbol dalam Agama Hindu DR. I Made Titib, Penerbit: Paramita, Surabaya 2003. 

Diposting oleh Rare Angon Nak Bali Belog

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive