Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Selasa, 04 April 2017

Bhakta Prahlada Penyembah Wisnu

Hiranyakasipu Raja Raksasa


narasinga
Ogoh-Ogoh Narasinga
Hiranyakasipu adalah raja raksasa. Dia melakukan praktek spiritual dengan sangat keras, dan Deva Brahma memberinya anugrah bahwa ia tidak dapat dibunuh oleh manusia atau binatang. Anugrah ini membuatnya sombong, dan dia menteror ke tiga dunia, mengatakan bahwa tidak ada Tuhan lain selain dirinya dan semua orang harus menyembah-Nya.
           
Dia puya seorang putra bernama Prahlada, seorang anak religius yang selalu menyembah Vishnu ini membuat ayahnya sangat marah, ia ingin menghilangkan pemikiran. Vishnu dari pikiran anaknya, sehingga ia menyerahkan anaknya kepada seorang guru yang sangat keras untuk melatih dia agar hanya menyembah Hiranyakasipu sebagai Tuhan dan bukan menyembah Vishnu.
           
Prahlada tidak hanya menolak untuk mendengarkan sang guru, tetapi mulai mengajar siswa lain untuk menyembah Vishnu. Gurunya sangat marah dan melaporkan kepada Raja.
           

Sang Raja berlari ke kamar anaknya, dan berteriak, “Aku mendengar kamu telah menyembah Vishnu!”
            Dengan gemetar, Prahlada berkata pelan, “Ya ayah.”
            “Berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan melakukanya lagi!” kata Raja.
            “Aku tidak bisa menjanjikan ini itu ayah, “Prahlada langsung menjawab.
            “Kalau begitu aku akan membunuhmu, “teriak Raja
            “Tidak bisa, terkecuali diinginkan Deva Vishnu,” jawab si anak.
           
Sang Raja mencoba semua kekuatannya untuk mengubah pikiran Prahlada, tapi tak satupun berhasil.
           
Ia kemudian memerintahkan para pengawal untuk melemparkan Prahlada ke laut, berharap agar Prahlada takut berjanji untuk tidak lagi menyembah Vishnu. Tapi Prahlada tetap setia pada Vishnu dan terus berdoa kepada-Nya dalam hatinya dengan cinta dan kesetiaan. Penjaga mengikatnya ke sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam laut. Atas wara nugraha Tuhan, batu itu terjatuh dan Prahlada mengapung ke permukaan air dan terdampar di pantai dengan selamat. Dia terkejut melihat Vishnu di pantai.
           
Vishnu tersenyum padanya dan berkata, “Mintalah padaku apa saja yang kamu inginkan.”
           
Prahlada menjawab, “Aku tidak ingin kerajaan, kekayaan, surga, atau umur panjang. Aku hanya ingin kekuatan untuk selalu mencintai-Mu dan tidak pernah mengubah pikiranku menjauh dari-Mu.”
           
Vishnu mengabulkan keinginan. Prahlada ke istana ayahnya, raja tertegun melihatnya masih hidup.
            “Siapa yang mengeluarkanmu dari laut?” Raja bertanya.
            “Deva Vishnu,” kata si anak, polos.
            “Jangan sebut nama itu dihadapanku,” teriak ayahnya. “Di mana Deva Vishnu-mu? Tunjukan dia padaku,” ia menantang.
            “Dia di mana-mana,” jawab si anak.
            “Bahkan dalam pilar ini?” tanya Raja.
            “Ya, bahkan di pilar ini!” Jawab Prahlada yakin.
            “Kalau begitu suruh dia muncul di depanku dalam bentuk apapun yang ia inginkan,” seru Hiranyakasipu dan memecahkan pilar itu dengan senjata besinya.
           
Raksasa 
Tiba-tiba melompat keluar dan dalam pilar satu mahluk bernama Narasinga, yang setengah manusia dan setengah singa. Hiranyakasipu, berdiri tak daya di hadapannya. Takut, ia berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang datang menolongnya.
            Narasinga mengangkat Hiranyakasipu dan meletakkannya di pangkuannya, di mana tubuhnya di robek-robek, hingga menemui ajalnya.
           
Tuhan memberkati Prahlada karena kepercayaannya yang mendalam. Setelah kematian. Hiranyakasipu, para raksasa itu hancur, dan Deva mengambil alih dunia sekali lagi dari raksasa.
            Sampai hari ini, nama Prahlada dimasukkan di antara pemuja besar.


          Jalan kesetiaan pada Tuhan sangat mudah dilatih. Jalan ini terdiri dari pemujaan pada para Deva setiap hari, mempersembahkan buah-buahan dan bunga, menyanyikan lagu pujian (Bhajan) untuk memuji kemuliaan Tuhan, Tuhan dan mengembangkan kebiasaaan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive