Genta Pinandita |
Aku baru 1
tahun beragama Hindu, apa boleh saya sembahyang saja? Soalnya yang saya tahu
Cuma Trisandya dan Panca Sembah. Soalnya saya belum bisa mebanten.
Selamat
datang ke Jalan Dharma. Trisandya dan Panca Sembah sementara sudah cukup. Soal
mebanten nanti bisa dipelajari. Yang penting teruslah
tambah pengetahuan mengenai Hindu. Semoga selalu damai dalam Hindu.
Apakah
Hindu tak bisa tanpa ritual banten?
Tiga
kerangka agama Hindu adalah tatwa, susila (etika) dan upacara (ritual). Ritual
disini termasuk sembahyang, trisandya, upawasa. Jelaslah Hindu tidak bisa tanpa ritual. Tiga kerangka agama Hindu dianalogikan sebagai sebutir telur. Tattwa
adalah kuningnya, susila adalah putihnya dan ritual adalah kulitnya. Tanpa
kulit, telur tidak utuh bahkan bisa rusak. Banten adalah tanda persembahan
bhakti kita dalam yadnya. Yadnya sendiri artinya persembahan (korban). Apakah
kita hanya datang kepada Tuhan dengan menadahkan tangan (memohon) saja?
Bukankah lebih baik kita juga mempersembahkan apa yang kita miliki? Banten yang
sederhana merupakan susunan bunga dan buah yang indah, juga merupakan ekspresi
rasa keindahan seni dan budaya kita. Kita memuja Tuhan dengan segenap kemampuan
kita termasuk kemampuan seni budaya. Kita memuja Tuhan melalui keindahan gerak,
suara dan kreasi kita.
Kenapa umat
Hindu di Bali berbakti hanya dengan yajna? Kok tidak ada dengan Jnana Yoga
misalnya?
Yajna dan
yoga adalah dua hal berbeda, yang satu tidak dapat menggantikan yang lain.
Keduanya diperlukan. Jnana yoga bukan sekedar jalan pengetahuan biasa. Jnana
dalam hal ini adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung,
atau pengalaman persatuan jiwa dengan Tuhan (anubhawa). Ini disebut pengetahuan
yang lebih tinggi, paravidya. Sedangkan
pengetahuan diperoleh dari membaca, termasuk membaca pustaka suci adalah
pengetahuan yang lebih rendah, atau apara vidya. Jadi singkatnya, Jnana yoga
bukan jalan yang mudah dan karena itu tidak setiap orang dapat melaksanakannya.
Mengapa
agama Hindu berbeda-beda? Lain di India lain di Indonesia? Bahkan di
Indonesiapun beraneka ragam? (red)
Agama Hindu
terdiri dari tiga kerangka; Tattwa yaitu filosofis, susila yaitu etika dan
upacara yaitu ritual. Tattwa dan susila sama bagi semua Hindu, apapun sekte,denominasi (sampradaya), dimanapun berada karena bersumber dari pustaka suci
Veda. Bagian upakara atau upacaranya
yang berbeda-beda, karena dengan upacara-upacara lokal ini agama Hindu tetap
membumi. Agar orang-orang Hindu tetap berakar pada budaya aslinya.
Sebab jika budaya religius asli itu dihilangkan, maka orang Hindu akan tercerabut dari budaya aslinya. Ia mungkin jadi orang saleh tetapi sekaligus menjadi orang asing. Ini berbahaya. Karena manusia yang tercabut dari budayanya akan gamang, tidak memiliki pegangan. Seperti ilalang kering karena dicabut dari akarnya dan karena itu gampang terbakar.
Sebab jika budaya religius asli itu dihilangkan, maka orang Hindu akan tercerabut dari budaya aslinya. Ia mungkin jadi orang saleh tetapi sekaligus menjadi orang asing. Ini berbahaya. Karena manusia yang tercabut dari budayanya akan gamang, tidak memiliki pegangan. Seperti ilalang kering karena dicabut dari akarnya dan karena itu gampang terbakar.
Rare AngonNak Bali Belog mengambil tanya-jawab diatas dari dua buku HINDU MENJAWAB bagian
pertama dan kedua yang disusun oleh Ngakan Made Madrasuta. Tantangan umat Hindu kedepan berasal dari
intern Hindu itu sendiri terutama dalam memahami tattwa yang benar. Inilah Hindu Indonesia. Hal-hal yang mendasar dari pelaksanaan susila
dan upakara harus diketahui dengan penafsiran yang benar dan tepat. Tentunya
berdasarkan berdasarkan kitab suci, pustaka suci, lontar dan buku-buku agama. Apakah Orang Bali Tidak Gemar Membaca?