![]() |
Yayurweda |
Translate
Senin, 09 Juli 2018
Home
/
Agama Hindu
/
Cerita Rakyat Bali
/
dana punia
/
dharma wacana
/
Filsafat Hindu
/
Renungan Suci
/
3 Tiga Perampok di Jalan
3 Tiga Perampok di Jalan
3 Tiga Perampok di Jalan
Dia sudah hampir membunuhnya dengan
pedang ketika perampok kedua menghentikannya, dan berkata: “apa gunanya
membunuh dia? Ikat dia ke sebatang pohon dan tinggalkan.”
Para perampok mengikatnya ke sabatang
pohon dan pergi. Setelah beberapa saat, perampok ketiga kembali menemui orang
yang terikat itu dan berkata: “Aku menyesal, apakah kau terluka? Aku akan
melepaskanmu.”
Setelah melepaskannya, si perampok
berkata: “Mari ikut aku. Aku akan membawamu ke jalan umum.”
Setelah beberapa lama, mereka tiba di
jalan. Lalu orang itu berkata kepada perampok ketiga: “Pak, Bapak telah sangat
baik kepadaku. Mari ikut aku ke rumahku.”
“Oh tidak!” Jawab si perampok,” Aku
tidak bisa pergi ke sana. Polisi akan tahu.”
Hutan bisa diandaikan dunia ini.
Ketiga perampok adalah tiga Guna: kebaikan, nafsu, dan kemalasan. Inilah yang
merampok kesadaran diri kita. Kemalasan ingin menghancurkan kita. Nafsu
mengikat kita pada dunia. Kebaikan membebaskan kita dari cengkraman nafsu dan
kemalasan. Di bawah perlindungan kebaikan, kita diselamatkan dari amarah,
nafsu, ketamakan dan kemalasan. Kebaikan juga melonggarkan ikatan dunia. Tetapi
kebaikan juga seorang perampok. Tidak dapat memberi kita pengetahuan yang
sejati tentang Tuhan. Kebikan hanya dapat menunjukkan kepada kita jalan menuju
kepada Tuhan. Kita harus mengatasi ketiga Guna dan mengembangkan cinta pada
Tuhan.
Alam menempatkan kita ke dalam tiga
sifat untuk melaksanakan tugasnya melalui kita. Sebenarnya, semua kegiatan
dilakukan oleh ketiga Guna ini. Kita bukan pelaku, tapi kita bertanggung jawab
atas tindakan kita, karena kita diberikan pikiran dan kebebasan untuk
memutuskan dan memilih antara tindakan yang benar dan salah. Kamu dapat
melepaskan diri dari pengaruh ketiga Guna dengan upaya yang tulus, pengabdian
kepada Tuhan.
About sobat budiasa
Sobat Budiasa hanya seorang pengembara dalam hutan dunia maya yang maha luas ini agar mampu memahami hidup dan kehidupan di dunia nyata. Alam Maya Adalah Guru Tanpa Rasa
Renungan Suci
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Pengikut
Blog Archive
Upakara Hindu
Agama Hindu
Artikel Hindu
Atma Prasangsa
Bhuta Yadnya
Budaya Bali
Budha Kliwon
Buku Hindu
Catur Asrama
Cerita tentang Sapta Rsi
Dewa Yadnya
Dewi Saraswati
Epos Mahabharata Ramayana
Hari Raya Galungan
Hari Raya Nyepi
Kematian
Ketipat Bantal
Krisna Avatara
Maharsi Vamadeva
Mangku Balian
Mantra
Manusa Yadnya
Naskah Dharma Wacana
Parisadha Hindu Dharma Indonesia
Pitra Yadnya
Potong Gigi
Reinkarnasi
Rsi yadnya
Saniscara Umanis Watugunung
Sarana Ngaben
Tri Hita Karana
Wasudewa Kutumbhakam
ajaran hindu dharma
bagian catur weda
balinese gamelan
banten hindu bali
belajar jublag
dewa dewi
gargita swara
hari raya saraswati
hindu banten
kakawin ramayana
menjadi hindu lebih baik
panca yadnya
pitra puja
pujawali
pura tempat suci hindu
purnama
purnama tilem
saniscara kliwon
satvam rajah tamah
senjata nawa sanga
tatwa susila upakara
tumpek
waktu dan kalender bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu