3 Tiga Perampok di Jalan
Yayurweda |
Dia sudah hampir membunuhnya dengan
pedang ketika perampok kedua menghentikannya, dan berkata: “apa gunanya
membunuh dia? Ikat dia ke sebatang pohon dan tinggalkan.”
Para perampok mengikatnya ke sabatang
pohon dan pergi. Setelah beberapa saat, perampok ketiga kembali menemui orang
yang terikat itu dan berkata: “Aku menyesal, apakah kau terluka? Aku akan
melepaskanmu.”
Setelah melepaskannya, si perampok
berkata: “Mari ikut aku. Aku akan membawamu ke jalan umum.”
Setelah beberapa lama, mereka tiba di
jalan. Lalu orang itu berkata kepada perampok ketiga: “Pak, Bapak telah sangat
baik kepadaku. Mari ikut aku ke rumahku.”
“Oh tidak!” Jawab si perampok,” Aku
tidak bisa pergi ke sana. Polisi akan tahu.”
Hutan bisa diandaikan dunia ini.
Ketiga perampok adalah tiga Guna: kebaikan, nafsu, dan kemalasan. Inilah yang
merampok kesadaran diri kita. Kemalasan ingin menghancurkan kita. Nafsu
mengikat kita pada dunia. Kebaikan membebaskan kita dari cengkraman nafsu dan
kemalasan. Di bawah perlindungan kebaikan, kita diselamatkan dari amarah,
nafsu, ketamakan dan kemalasan. Kebaikan juga melonggarkan ikatan dunia. Tetapi
kebaikan juga seorang perampok. Tidak dapat memberi kita pengetahuan yang
sejati tentang Tuhan. Kebikan hanya dapat menunjukkan kepada kita jalan menuju
kepada Tuhan. Kita harus mengatasi ketiga Guna dan mengembangkan cinta pada
Tuhan.
Alam menempatkan kita ke dalam tiga
sifat untuk melaksanakan tugasnya melalui kita. Sebenarnya, semua kegiatan
dilakukan oleh ketiga Guna ini. Kita bukan pelaku, tapi kita bertanggung jawab
atas tindakan kita, karena kita diberikan pikiran dan kebebasan untuk
memutuskan dan memilih antara tindakan yang benar dan salah. Kamu dapat
melepaskan diri dari pengaruh ketiga Guna dengan upaya yang tulus, pengabdian
kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu