Aku Bukan Burung Bangau
Seorang
pria suci bernama Kaushika telah memperoleh kekuatan spiritual yang besar.
Suatu hari, ia duduk di bawah pohon melakukan meditasi. Seekor burung bangau di
atas pohon membuang kotorannya dan mengotori kepala Kaushika. Kaushika melihat
ke atas dengan marah, dan kemarahannya menewaskan burung itu seketika. Orang
suci itu sedih ketika ia meliaht burung itu mati tergeletak di tanah.
Beberapa
waktu kemudian, ia pergi seperti biasa untuk mengemis makanan dan berdiri di
depan pintu sebuah rumah. Ibu rumah tangga itu sibuk melayani suaminya makan
dan sepertinya membiarkan orang suci itu menunggu di luar. Setelah, suaminya
diberi makan, ia keluar dengan makanan, mengatakan, “Aku minta maaf karena
telah membuatmu menunggu lama. Maafkan aku.”
Tapi
Kaushika, terbakar oleh kemarahan, berkata: “Perempuan, kamu telah membuat aku
menunggu lama. Ini tidak adil.”
“Tolong
maafkan aku,” kata perempuan itu. “Aku sedang melayani suamiku yang sakit
sehingga menyebabkan keterlambatan.”
“Sangat
baik untuk melayani suami,” jawab Kaushika, “tapi kamu tampaknya menjadi
perempuan yang sombong.”
“aku
membiarkan kamu menunggu hanya karena aku patuh melayani suamiku yang sakit,”
jawabnya. “Tolong jangan marah padaku. Aku bukan burung bangau untuk dibunuh
oleh pikiran marahmu. Kemarahanmu tidak bisa melukai seorang perempuan yang
mengabdikan dirinya untuk melayani suami dan keluarganya.”
Kaushika
terkejut. Dia bertanya-tanya bagaimana perempuan itu tahu tentang kejadian
burung bangau itu. Perempuan itu
melanjutkan: “Wahai orang hebat, kamu tidak tahu rahasia tugas, bahwa kemarahan
adalah musuh terbesar yang berdiam di dalam diri manusia. Pergilah ke desa
rampur di Mithila dan belajarlah rahasia melakukan satu tugas dengan pengabdian
dari Vyadha Raj.”
Kaushika
pergi ke desa itu dan bertemu dengan pria bernam Vyada Raj. Dia terkejut
mengetahui pria ini penjual daging di tokonya. Penjual daging itu bangkit dari
tempat duduknya dan bertanya: “Tuan, apakah tuan dalam keadaan baik? Apakah
perempuan suci itu mengirim tuan ke sini? Aku tahu mengapa tuan datang. Mari
kerumahku.”
Si
tukang daging mengajak Kaushika ke rumahnya di mana Kaushika melihat keluarga
yang bahagia dan sangat kagum dengan kasih dan penghargaan yang dilakukan
tukang daging dalam melayani orangtuanya. Kaushika mengambil pelajaran dari
tukang daging bagaimana melakukan tugas. Vyadha Raj tidak membunuh binatang; ia
tidak pernah makan daging. Dia hanya melanjutkan bisnis keluarganya setelah
ayahnya pensiun.
Setelah
itu, Kaushika kembali ke rumshnys dan mulai melayani orang tuanya, tugas yang
ia telah abaikan sebelumnya.
Moral
dari cerita ini adalah bahwa kamu dapat mencapai kesempurnaan spiritual dengan
melakukan kewajiban apa pun dalam hidupmu dengan jujur. Ini adalah pemujaan
sejati kepada Tuhan. (Gita 18.46). krishna hidup dalam diri kita semua dan
membimbing kita untuk bekerja sesuai dengan Karma kita sendiri. (Gita 18.61).
lakukan upaya terbaikmu, dan dengan senang hati terima hasil sebagai
kehendak-Nya. Ini disebut pasrah kepada Tuhan. (Gita 18.06). karunia
pengetahuan spiritual merupakan penyebab dari semua kejahatan di dunia.
Menyebarkan pengetahuan spiritual merupakan pelayanan tertinggi kepada
Krishna. (Gita 18.68-69).
Kedamaian
abadi dan keyakinan bisa dicapai hanya jika kamu melakukan tugas dengan baik
dan juga memiliki pengetahuan spiritual yang diberikan dalam Gita yang suci
oleh Krishna. (Gita 18.78).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu