Punarbhawa; Samsara; Lahir Kembali
Salah satu Sradha (keyakinan) dari lima sradha (keyakinan) yang ada dalam agama Hindu adalah Punarbhawa atau Samsara atau lahir kembali.
Jika kita maknai, sesunggunya Punarbhawa merupakan kesempatan buat kita untuk memperbaiki diri dan astungkarah kita terlahir sebagai manusia yang dilengkapai akal dan budhi, karena manusia adalah bentuk ciptaan Nya yang paling utama dimana kita dapat menolong diri kita sendiri dari kesengsaraan (papa klesa) dengan jalan melakukan perbuatan baik, *apan ikang dadi wang utama juga ya, nimitaning mangkana wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadaning subha karma, hinganing kotamaning dadi wang ika*, menjelma menjadi manusia adalah sungguh – sungguh mulia, oleh sebab itu ia dapat menolong dirinya sendiri dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik, demikianlah untungnya menjelma menjadi manusia. (Sc.4).
*ri sakwehning sarwa bhuta ikang dadi wang wenang gumayaken subha asubha karma, kunang panentaskna ring subha karma juga ikang asubha karma, mangkana phalaning dadi janma wang ika*, diantara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia saja yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala perbuatan buruk itu, demikianlah gunanya menjadi manusia (Sc.2).
*paritranaya sadhunam vinasaya ca duskrtam, dharma samsthapanartaya sambhavani yuge – yuge*, untuk melindungi orang baik dan untuk memusnahkan orang yang jahat, Aku lahir ke dunia dari masa ke masa untuk menegakkan Dharma (Bg.4.8).
Mari kita gunakan sloka – sloka
tersebut diatas sebagai motivator agar tidak menyianyiakan hidup ini dan menggunakan kesempatan terlahir sebagai
manusia untuk senantiasa berbuat baik dan terus memperbaiki Qualitas diri kita masing - masing
sehingga tujuan akhir yaitu Moksah dapat kita capai, atau paling tidak pada
kelahiran kita berikutnya dalam keadaan yang lebih baik.
*kavya sastra vinodena kalo gacchati dhimatam, vyasasena
ca murkhanam nindraya kalahena va*, mereka yang
bijaksana selalu melewatkan waktu – waktunya dengan senang hati mempelajari
karya – karya sastra dan kitab – kitab suci, sedangkan mereka yang bodoh
membuang (memboroskan) waktunya dengan cara tidur dan bertengkar (kitab
hitopadesa).
.asapunike dumun semeton, Oṁ Śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ Oṁ, suksma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu