Kriyamana, Prarabdha, Sancita Karmaphala
Kriyamana Karmaphala
Karma jenis ini adalah sisa karma pada kelahiran terdahulu, karena terlalu cepat meningggal, dinikmati pada masa kelahiran sekarang. Memang tidak mudah memberikan penjelasan tentang bagaimana proses ini terjadi. Tetapi dengan melihat gejala yang ada, fenomena ini dapat dijelaskan secara terbatas dengan melihat tanda- tanda yang nampak secara kasat mata.
Perhatikan kisah hidup seorang artis. Selain cantik atau tampan, mereka belajar menyanyi atau belajar akting cukup sebulan saja sudah mahir dan mampu menghapalkan sampai sepuluh lagu. Bukan itu saja keberuntungan yang mereka peroleh, para artis juga dikagumi oleh banyak orang dan dielu-elukan oleh para penggemarnya. Penghasilannya sebagai artis dan bintang iklan sangat banyak. Uangnya berlimpah dan fasilitas hidupnya mewah. Banyak orang yang ingin bernasib sama seperti mereka. Fenomena ini adalah salah satu bukti adanya Sancita Karmaphala.
Bandingkan dengan teman kita yang bukan artis. Mungkin dari penampilan fisiknya sudah dapat dilihat, tidak secantik atau setampan artis. Kalau belajar bernyanyi sebuah lagu, selain suaranya tidak enak didengar, dia tidak hafal lirik lagunya. Teman kita yang satu ini juga ingin punya satu mobil, tetapi tidak mampu membeli walaupun sudah bekerja bertahun-tahun. Penghasilannya tidak seperti penghasilan seorang artis. Namun, apabila disuruh membuat lemari, maka dengan cepat dia bisa menyelesaikan.
Dari contoh yang ada, maka keyakinan kita terhadap hukum karma diharapkan semakin tinggi, lalu timbul motivasi untuk selalu berbuat baik, mengamalkan dengan benar ajaran Kitab Suci Veda.
Prarabdha Karmaphala
Karmaphala jenis ini adalah karma atau perbuatan yang dilakukan pada kelahiran ini, tetapi karena meninggal dalam usia masih muda, maka tidak sempat menikmati pahalanya pada kelahiran ini. Pahala dari perbuatannya itu dinikmati setelah meninggal dunia. Menurut Hindu, kematian seseorang bukan akhir dari sebuah siklus kehidupan, melainkan ada kehidupan lain lagi setelah kematian menjemput. Yang hidup setelah mati adalah roh yang disebut juga sebagai suksema sarira atau badan halus.
Roh ini selalu bereinkarnasi sebelum mencapai alam nirwana atau moksa. Apabila seseorang dalam hidupnya selalu melakukan kebaikan dan meninggal dunia dalam usia muda, maka pahala perbuatan baiknya itu dibawa sampai ke alam surga. Di alam surga, roh ini akan menikmati begitu banyak kebahagiaan dan kemuliaan. Tempatnya akan sangat baik dan dekat dengan para Dewa dan Dewi. Apa yang diinginkannya di alam surga langsung ada di sampingnya.
Dalam kitab Purana, alam surga itu digambarkan sebagai kondisi yang sangat baik. indah, damai, dan penuh kebahagiaan. Karena waktunya harus terlahir kembali, maka roh yang terlahir dari alam surga ini akan mengambil bentuk tubuh yang lebih baik. Mungkin lebih cantik atau tampan, lebih pintar, dan terlahir di keluarga terhormat dan berkecukupan.
Sancita Karmaphala
Jenis karmaphala yang pertama adalah karma yang diperbuat pada kelahiran saat ini, akan dengan cepat dinikmati pada kelahiran ini juga. Contoh paling aktual yang sering disampaikan oleh media massa saat ini adalah betapa para koruptor atau pencuri uang rakyat yang dibawa ke pengadilan lalu dijatuhi hukuman yang cukup tinggi. Penegak hukum tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. Para koruptor itu menerima hasil perbuatannya semasa mereka hidup sekarang. Buktinya adalah mereka dihukum oleh pengadilan. Mereka juga mendapatkan sanksi moral dari masyarakat karena dipermalukan baik dirinya maupun keluarga.
Kewajiban kita sebagai umat Hindu dalam hal ini adalah menghindari pebuatan jahat sekecil apapun. Takutlah dengan akibat dari perbuatan jahat kita dan malulah terhadap akibat dalam pelanggaran ajaran Veda. Seperti contoh, teroris yang melakukan pembunuhan secara biadab terhadap orang-orang yang sama sekali tidak melakukan kesalahan terhadap dirinya. Mereka membunuh dengan bom berdaya ledak tinggi. Setiap adanya hukum karma, kemanapun mereka sembunyi untuk menghilangkan jejak, dapat juga ditangkap oleh penegak hukum, kemudian diseret ke Pengadilan dan dijatuhi hukuman mati. Mereka tidak menyadari bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah untuk saling melayani agar mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu