Gerbang Mimpi |
Yajnavalkya bicara :
Ia adalah kesadaran dari hidup. Ia adalah cahaya dari hati. Selamanya selalu sama, Jiwa manusia mengembara dalam dunia hidup terjaga (bangun) dan juga dalam dunia mimpi-mimpi. Dia tampak mengembara dalam pikiran. Dia tampak mengembara dalam bahagia.
Tetapi dalam istirahat tidur yang dalam dia pergi ke luar dunia ini dan di luar bentuk-bentuk yang cepat berlalu. Simak Kematian dan Tidur klik disini
Sebab sesungguhnya ketika Jiwa manusia datang kepada hidup dan mengambil satu badan, maka ia menyertai mahluk-mahluk menderita; tetapi ketika pada waktu kematian dia pergi ke balik itu, maka ia meninggalkan penderitaan di belakanganya.
Jiwa manusia memiliki dua tempat tinggal; dunia ini dan dunia diluarnya. Ada juga tempat tinggal ketiga; negeri tidur dan mimpi. Beristirahat di negeri perbatasan ini Jiwa manusia dapat memandang tempat tinggalnya di dunia ini dan di dunia lain yang jauh, dan mengembara di negeri perbatasn ini dia memandang di belakangnya kesedihan dari dunia ini dan di depannya dia melihat kebahagiaan dari yang di luar.
Mimpi-Mimpi
Ketika Jiwa manusia pergi tidur untuk istirahat, dia membawa bersamanya materi-materi dari dunia yang mengandung semuanya, dan dia menciptakan dan menghancurkan kereta-keretanya sendiri dalam kemuliaannya dan cahayanya sendiri. Lalu Jiwa manusia bersinar dalam cahayanya sendiri.
Di negeri itu tidak ada kereta, tidak ada regu kuda, tidak ada jalan, tetapi dia menciptakan kereta-keretanya sendiri, regu kudanya dan jalan-jalan. Tidak ada kebahagiaan di wilayah itu, dan tidak ada kesenangan, tidak kegembiraan; tapi dia menciptakan kebahagiaannya sendiri, kesenangan-kesenangan sendiri, kegembiraannya sendiri. Di negeri itu tidak ada danau-danau, tidak ada kolam padma, tidak ada aliran air, tapi dia menciptakan danau-danaunya sendiri, kolam padmanya, dan aliran air. Karena Jiwa manusia adalah Sang Pencipta.
Meninggalkan badannya di gerbang mimpi-mimpi, Jiwa memandang dalam keadaan bangun indria-indrianya yang sedang tidur. Lalu ia mengambil cahayanya sendiri dan kembali kerumahnya, Jiwa dari sinar keemasan ini, angsa pengembara sejati.
Meninggalkan sarangnya di bawah yang bertugas atas nafas kehidupan, Jiwa abadi terbang tinggi dari sarangnya. Dia bergerak ke semua wilayah kemanapun dia suka, Jiwa dengan cahaya keemasan ini, angsa pengembara secara abadi.
Di wilayah mimpi-mimpi, mengembara di atas dan dibawah, sang Jiwa membuat bagi dirinya tak terhitung ciptaan-ciptaan halus. Kadang-kadang dia tampak bergembira dalam cinta tentang dongeng keindahan, kadang-kadang dia tertawa atau memandang visi mengerikan yang menginspirasi kekaguman.
Orang-orang melihat lapangan kesenangan-kesenangannya; tetapi dia tidak dapat melihat.
Demikian mereka katakan bahwa seseorang tidak membangunkan seseorang secara tiba-tiba, karena akan sulit disembuhkan bila Jiwa tidak kembali. Mereka juga mengatakan bahwa mimpi-mimpi seperti keadaan bangun, karena apa yang dilihat dalam keadaan bangun terlihat lagi dalam satu mimpi. Apa yang benar adalah bahwa Jiwa bersinar dalam cahayanya sendiri.
"Saya beri anda seribu hadiah," Kata raja Videha, "tetapi beritahu saya tentang kebijaksanaan yang lebih tinggi yang membimbing kepada kebebasan."
Ketika Jiwa manusia telah memiliki kebahagiaannya di negeri mimpi-mimpi, dan dalam pengembaraannya di sana telah melihat baik dan jahat, lalu dia kembali ke dunia jaga ini. Tetapi apapun yang telah dia lihat tidak kembali kepadanya, karena Jiwa manusia adalah bebas.
Dan dia telah memiliki kebahagiaannya di dunia jaga dan dalam pengembaraannya di sini telah melihat baik dan jahat, dia kembali lagi melalui jalan yang dama ke dunia mimpi-mimpi.
Seperti seekor ikan besar berenang sepanjang dua tepi dari sebuah sungai, pertama sepanjang tepi timur dan kemudian tepi barat, dalam cara yang sama Jiwa menusia bergerak sepanjang sisi kedua tempat tinggalnya; dunia jaga ini dan negeri tidur dan mimpi-mimpi.
Sumber bacaan " Upanisad Himalaya Jiwa " Intisari Upanisad oleh Juan Mascaro & Swami Harshananda, editor Ngakan Putu Putra, Penerbit Media Hindu.