Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Jumat, 17 Mei 2013

Tirta, Bija dan Dharmawacana

Sloka Kitab Suci Weda
"Di antara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia yang dapat melaksanakan perbuatan baik dan buruk, leburlah segala perbuatan buruk menjadi perbuatan baik; demikianlah gunanya menjadi manusia. " (Sarasamuccaya 2)

Manusia dan Binatang
 
Dari kelengkapan fisik manusia dan binatang hampir sama. Bahkan ada binatang yang bangun tubuh dan bentuk wajahnya sangat mirip manusia. Seperti manusia, binatang memiliki tubuh, lengkap dengan hati dan otak. Bedanya, dalam otak manusia ada akal, kemampuan berpikir , yang berfungsi untuk menuntun hidup manusia.
Dengan akal itu manusia menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempermudah hidupnya. Lihat Ilmu Pengetahuan Teknologi Hindu klik disini



Dengan akal juga manusia mempertanyakan hal-hal paling mendasar dari hidupnya, misalnya siapa sesungguhnya aku ini? Dari mana kita berasal? Apa tujuan kita hidup didunia ini ? Kemana kita pergi dari dunia ini ?
Dalam hati manusia terdapat rasa, gairah atau semangat yang berfungsi sebagai pendorong hidup. Kedua hal itu tidak ada dalam otak dan hati binatang.

Antaryamin : Kaca Yang Bersih
Dan menurut keyakinan Hindu dalam hati manusia terdapat gua rahasia di mana atman kita bersemayam. Ia menjadi saksi atas semua perbuatan, perkataan bahkan pikiran kita. Ia disebut 'Antaryamin'. Dari gua rahasia itu, dengan suaranya yang halus dan lembut, Ia sering mengingatkan kita mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, apa yang patut dan tidak patut, yang benar dan salah.


Suara yang halus dan lembut itu juga disebut 'kata hati' 'suara hati' atau hati nurani. Ada pula yang menyebutnya sebagai kaca yang memantulkan cahaya kebenaran Tuhan. Mahatma Gandhi mengatakan bila akalnya sudah buntu, ia sering mengikuti suara halus dan lembut yang datang dari gua rahasia dalam hatinya. Suara hati itu tidak pernah menipu manusia. Lihat Ajaran Demokrasi Mahatma Gandhi Klik disini

Tapi suara yang halus hanya bisa kita dengar bila hati kita bersih. Bila hati kita kotor, suara lembut itu tidak bisa kita dengar. Seperti radio yang ditimbuni lumpur, suaranya tidak akan kedengaran. Bahkan tidak ada suaranya karena tidak mampu menangkap gelombang yang dipancarkan oleh stasiun pemancar. Cermin yang ditutup debut tidak akan mampu memantulkan cahaya.
Dalam Mundaka Upanisad dikatakan bahwa:
 "Jiwa yang ada dalam badan, murni dan bercahaya, itu diperoleh dengan memelihara kebenaran, hidup sederhana dan bersih, dan pengetahuan yang benar" (3.1.5). dan bahwa "seluruh pikiran manusia diliputi oleh indriya. Ketika pikiran dibersihkan, jiwa akan bercahaya " (3.1.9).


Naluri, Nalar dan Nurani
Kemampuan-kemampuan yang ada dalam hati dan otak manusia tidak dimiliki oleh binatang. Binatang hanya diberikan naluri, yang berkaitan dengan rasa lapar dan keinginan pada lawan jenis untuk meneruskan keturunan. Manusia diberikan naluri, nurani dan nalar. Karena manusia diberikan kemampuan lebih, manusia juga dibebani dengan kewajiban dan tanggung jawab yang lebih besar.

Binatang hanya tunduk kepada hukum alam (Rta). Manusia tunduk pada hukum alam dan hukum karma. Tindakan kita menjadi obyek penelitian etika dan moral. Burung bisa terbang karena hukum alam. Manusia bisa 'terbang' karena usahanya yang keras untuk menciptakan alat yang mampu menerbangkannya.

Perbuatan binatang tidak bisa dinilai baik atau buruk, benar atau salah. Karena binatang tidak mempunyai akal dan nurani untuk mempertimbangkan perbuatannya. Sedangkan otak manusia bisa memikirkan hal-hal yang baik, bisa juga memikirkan hal-hal buruk. Hati manusia bisa menimbulkan rasa welas asih dan cinta. Tetapi bisa juga menimbulkan kebencian, kemarahan, keserakahan dan kecemburuan.

Dalam diri manusia ada dua kecendrungan atau sifat, yaitu kecendrungan kedewataan (Daiwi sampad) dan kecendrungan keraksasaan (Asuri sampad). Dengan kata lain perbuatan kita bisa mengangkat kita kepada kemuliaan. Bisa juga menjatuhkan kita ke dalam kehinaan dan penderitaan. Tergantung kecendrungan atau sifat mana yang lebih kuat menguasai kita.
Lalu apa yang harus dilakukan supaya kita tetap pada sifat-sifat kedewataan, supaya tindakan kita mengangkat kita kepada kebaikan atau kemuliaan?.

Tiga Cara Pembersihan
Dalam agama kita Hindu ada tiga jalan yang disediakan untuk membersihkan pikiran, hati dan tindakan kita. Cara untuk membersihkan pikiran adalah dengan mendengarkan orang membaca kitab suci, kemudian mempelajari kitab suci (sravana), perenungan, refleksi (manana) dan meditasi berkesinambungan (dhyana). Cara ini disebut Jnana Yoga atau jalan pengetahuan.

Cara untuk membersihkan hati, adalah dengan mendengarkan atau menyanyikan kidung-kidung keagamaan, mengucapkan nama-nama Tuhan secara berulang-ulang (japa). Lihat 108 Nama-nama Ciwa klik disini.
Cara ini disebut Bhakti Yoga atau jalan cinta kasih. Puncak dari bhakti adalah prapati atau penyerahan total kepada Tuhan. Kata 'mebakti' yang kita gunakan untuk sembahyang, yang di india disebut 'puja' tampaknya berasal dari kata 'bhakti' dalam tahap prapati, yaitu penyerahan total kepada Ida Sang Hyang Widhi.

Cara untuk memurnikan tindakan disebut Karma Yoga. Kerja membuat badan kita sehat, hidup kita sejahtera. Dengan kerja kita menghidupi diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita. Kerja yang utama disebut niskama karma, kerja yang tidak mementingkan diri sendiri, yang memberi kebaikan bagi sebanyak-banyaknya orang.

Dengan mempraktekan ketiga yoga itu maka naluri kita akan dibimbing oleh suara hati yang jernih dan pikiran yang bijaksana. Dan pada gilirannya, keduanya membimbing kepada tindakan yang benar. Semua itu akan mengantar kita kepada kesejahteraan dan kemuliaan di dunia ini. Dan kebahagiaan abadi di dunia setelah kematian, moksha, bersatunya jiwa kita dengan Tuhan.

Nilai Praktis Yoga
Nilai praktis dari yoga juga mudah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita mengetahui apa yang kita kerjakan, cara dan tujuannya, maka kita akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu lebih cepat. Bila kita mencintai pekerjaan itu, maka proses kerja itu sendiri akan memberikan kebahagiaan kepada kita. Dan pekerjaan yang dilakukan dalam kebahagiaan akan memberi hasil yang maksimal.

"Taruhlah hati, pikiran, intelek dan jiwa anda pada setiap pekerjaan bahkan pada perbuatan yang paling kecil sekalipun. Itulah rahasia sukses " 

(Put your heart, mind, intellect and soul even to your smallest acts. This is the secret of success) . Demikian dikatakan oleh Swami Sivananda.
Lihat Tanya Jawab bersama Swami Muktananda klik disini
 
Dalam setiap persembahyangan kita mengharapkan untuk mendapatkan tiga hal, yaitu tirta, bija dan dharmawacana. Tirta untuk membersihkan dan mendamaikan hati kita. Bija untuk mensejahterakan phisik kita. Kenapa memakai Bija di Kening simak disini.
Dan dharmawacana untuk menerangi pikiran, memperluas wawasan kita. Dengan itu kita menjadi manusia yang damai dan sejahtera, yang membawa kedamaian dan kesejahteraan kepada lingkungannya.

Itulah gunanya menjadi manusia. Itulah keutamaan manusia Hindu.

Sumber bacaan " Hindu Akan Ada Selamanya " Ngakan Made Madrasuta, ditulis dalam blog oleh rare angon nak bali belog

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive