Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Sabtu, 26 April 2014

Kiri Bali Sepilihan Esai Kajian Budaya

Budaya Bali
Kiri Bali
Kiri Bali Sepilihan Esai Kajian Budaya buku karya I Ngurah Suryawan, penerbit Kepel Press, buku baru Rare Angon Nak Bali Belog. Buku ini menangkap dan menyuarakan kelompok-kelompok yang tersisihkan dalam pentas politik kebudayaan adalah tugas moral dari ilmu-ilmu kemanusiaan. Usaha menangkap suara-suara yang termaginalkan diperlukan metodologi dan praktis untuk mendekatkan ilmu pengetahuan dan rakyat. Antropologi dan kajian budaya memiliki misi untuk menempatkan suara-suara yang terlupakan menjadi subyek yang juga berperan penting dalam berkomunitas dan mengkonstruksi kebudayaan. I Ngurah Suryawan mencoba menangkap suara-suara kelompok subaltern ini, merekognisi, dan menghadirkannya dalam perbincangan tentang berbagai wacana ekonomi politik dan social budaya pada masyarakat Bali. Ini adalah sebuah usaha yang berani untuk kembali memikirkan sudah sejauh mana ilmu pengetahuan menjadi salah satu alat bagi proses gerakan sosial rakyat. Lihat Buku Hindu.



Buku Kiri Bali Sepilihan Esai Kajian Budaya terdiri dari delapan bab, yaitu bab I Bali di Rumah Kaca; Studi Pascakolonial dan Subaltern, Yang Dikalahkan dan Terhempas; Geneologi Kekerasan dan Narasi Subaltern, Can the Subaltern Speak dan Praksis Kajian Budaya, Dari Balinisasi ke Ajeg Bali; Membongkar Kuasa Identitas Budaya, Pentas Ajeg Bali; Kuasa Politik Media dan Konstruksi Kebudayaan, Bisnis Kekerasan Jagoan Berkeris; Genealogi Pecalangan dan Kekerasan, Teruna Bali dan Bayangan Menjadi Jagoan dan bab VIII Teater GloBALIsme; Pariwisata, Interkoneksi Global dan Manusia Bali di Garis Frontier.

Salah satu bagian Rare Angon Nak Bali Belog kutip sebagai berikut, "Jargon kebudayaan " Ajeg Bali tidak hanya membius identitas "ke-Balian" masyarakat Bali, tetapi secara tanpa sadar disamping ia-Ajeg Bali- telah membekukan kebudayaan, menjadikannya hak milik, juga menyulut benih-benih gerakan esensialisme kebudayaan, dan juga benih-benih fundamentalisme Hindu. Ini karena Ajeb Bali - bagi pengikut gerakan esensialisme budaya - seharusnyalah berdasarkan pada ajaran-ajaran agama Hindu yang mendasari kebudayaan Bali. Maka disebutlah kemudian Ajeg Bali seharusnyalah juga Ajeg Hindu .... Baca artikel   tentang Ajeg Bali Kesejahteraan Semu

Lebih lengkap silakan membaca buku  Kiri Bali Sepilihan Esai Kajian Budaya  karya I Ngurah Suryawan ini. (RANBB)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive