Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Senin, 05 Mei 2014

Upakara untuk Hari Raya Galungan

kuningan
Ngaturang Bhakti
Umat Hindu Bali dimanapun berada dalam waktu dekat akan melaksanakan hari Raya Galungan yang menurut Kalender Bali jatuh pada Budha Kliwon Dunggulan. Upacara pada hari ini bertujuan untuk memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Bhatara-Bhatari dan para Leluhur agar kita diberikan keselamatan jiwa, raga, murah sandang pangan, papan dan murah rejeki. Di Samping itu kita pula menghaturkan terima kasih atas anugerah yang telah kita terima yang berupa; makanan, minuman, pakaian, keselamatan dan sebagainya, untuk memelihara hidup kita. Lihat hari raya lain di Kalender Bali.

Adapun upakara-upakaranya :

  1. Untuk dipelinggih utama : Tumpeng Penyajan, tumpeng wewakulan (Jerimpen Dewa), Ajuman, Canang meraka, Pasucian, Canang burat-wangi atau yang lain. Upakara ini ditaruh pada suatu tempat pengayatan dan banyaknya tiga soroh, denganperlengkapannya berwarna tiga Merah, Putih dan Hitam.
  2. Pada pelinggih yang kecil seperti Ulun Sawah (ladang), Tugu dan sebagainya; Tumpeng Penyajan, Ajuman, Canang Meraka, Pesucian dan Canang Genten
  3. Untuk para gumatat-gumitit seperti rayap, semut, alat perlengkapan untuk bekerja sehari-hari (disawah, dirumah, dan sebagainya) ; Tumpeng Penyajan dan Canang Genten
  4. Untuk di peparuman; Sesayut, Pengambyan, Peras, Penyeneng, Dapetan, Jerimpen, Gebogan, Pajegan, Pesucian dan lain-lainnya, serta sedapat mungkin memakai daging babi (be celeng ;red)


Ucapan Mantra untuk menghaturkan banten tersebut :
Om pasang tabe pekulun (sang Kadali puspa) Ulun angaturaken sarining Sang Hyang Siwa Raditya, sarining Sang Kadali puspa, sarining ngamanah, angastuti Bhatara Siwa Tata-Gata, mwang Bhatara Dharma, Mwang Budha sarwa Dewa-Dewi sama daya, kajenengan dening Sang Hyang Tri Purusa awas sajinira telung warna kabeh, winugrahan purnaning jadma, menadi sarwa tinandur murah kang sarwa tinuku, dirgayurastu tatastu astu ya namah.

 
Upakara di tempat pengayatan adalah banten Pengadangan/Pekoleman dan upakara banten seperti sub. 1. dan sub. 2. masing-masing 3 tanding.


Ucapan Mantra untuk menghaturkan banten tersebut :
Pekulun Bhatara sarinin Galungan, manusan nira kina weruhaken sarining Galungan, ingsun weruh sarining Galungan, angisep sari rahina wengi angisep sarining Bhuwana kabeh dadi ya ngulun Bujangga luih akas dang ratu suka sugih sariran ingulun, kedep anak-anak aputu buyut tumus tekeng anak putu buyut ning ngulun Sang Hyang Tri Oda Dasa Saksi anyaksi ngulun.
 

Banten pada Penjor. Diaturkan kehadapan Bhatara di Gunung Agung. Ajuman putih kuning, upakara seperti sub.1. dilengkapi dengan tadah Pawitra. Hendaknya upacara dilaksanakan pada waktu sebelum tajeg Surya (jam.12.00) siang. Baca Artikel Penjor Pering Selonjor

Nanceb Penjor pada hari Selasa Wage sore, perlengkapan yang ada pada penjor adalah segala jenis jajan yang dibuat untuk upakara segala jenis sawah ladang seperti Ketela, Jagung, Kelapa, Padi, Pisang, uang sebelas kepeng, dan lainnya. Di Puncaknya diisi sampian Penjor lengkap dengan pelawa, porosan, bunga selembar kain putih kuning, hitam.
Pada waktu bersamaan pendirian Penjor, dipasang pula pen-cenigaan, lamak-lamak dan gegantungan lainnya baru diturunkan pada waktu Budha Keliwon Pegat Uwakan.
 

Upakara hari Raya Galungan 

  • Tumpeng Penyajan ; sebagai alasnya adalah sebuah ceper diatasnya diisi 2 buah tumpeng kecil, lauk-pauk, jajang, buah-buahan dan sampian tangkih.
  • Tumpeng Wewakulan (Jerimpen Dewa) ; sebuah wakul kecil yang diisi sebuah tumpeng, lauk-pauk, jajan, buah-buahan dan sampian jaet.
  • Banten Pakolemen (Pengadangan) ; sebuah taledan yang berisi dua buah ceper kecil dan masing-masing berisi nasi serta lauk-pauk. Pada taledan itu juga diisi dua buah tumpeng, lauk-pauk yang dialasi dengan tangkih/ ceper, jajan, buah-buahan, tebu, sampian, kepet-kepetan (sampian soda) dan canang burat wangi. Kemudian sebuah taledan yang lain berisi dua buah tumpeng, lauk-pauk, jajan, buah-buahan, sampian tangga.
  • Sesayut ; alasnya disebut "kulit sesayut", diatasnya diisi nasi/penek, dilengkapi dengan laukpauk, jajan, buah-buahan, tebu dan sampiannya disebut sampian Nagasari.
  • Pengambyan ; sebuah taledan yang berisi dua buah tumpeng, tulung pengambyan, tipat pengambyan dan perlengkapan seperti Sesayut dengan sampian Tangga.
  • Dapetan ; sebuah taledan yang isinya seperti Pengambyan  tetapi tumpengnya sebuah dan sampiannya sampian Jaet.
  • Penyeneng ; sebuah jejahitan yang terbagi menjadi tiga petak, pada petak-petak itu diisi Wija, Tepung Tawar dan Nasi Segau (nasi yang dicampur dengan abu) dilengkapi dengan porosan dan bunga. Untuk tetebusannya dapat ditaruh pada Wija atau pada puncaknya.
  • Jerimpen ; sebuah keranjang yang panjang (khusus untuk alas Jerimpen) diisi beberapa jenis jajan, dialasi dengan bakul didalamnya diisi beras, base tampel, benang utih dan uang serta atasnya diisi sampian Jerimpen.
  • Pajegan ; Pangkonan yang lebih besar, dua atau tiga buah taledan yaitu satu diisi nasi dan yang lain diisi lauk-pauk dan tiap jenis dialasi dengan tangkih dan jajan serta buah-buahan.

Sumber buku Rare Angon dan Catur Yadnya kapupulang oleh Jro Mangku Pulasari. (RANBB)

2 komentar:

  1. semoga upakara untuk hari Raya Galungan nya berjalan dengan sukses dan lancar ya kang :)

    BalasHapus
  2. terimakasih atas kunjungan dan doanya Kang Eka admin SDN Medangasem03

    BalasHapus

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive