Daҫa Wayu | 10 Sepuluh Tenaga Kekuatan Bhayu
Sang Jiwa |
Penjelasan singkat dari Daҫawayu adalah :
- Prana : Bertempat di Jantung hingga dada, melancarkan pekerjaan Wayu seluruhnya, sebagai jiwa (sumber hidup), sebagai nafas tugasnya (kegunaannya)
- Apana : Wayu pada saluran kencing (uyuh-uyuhan) membawa sari makanan serta minuman, menjadi Kama-Ratih (Sperma laki dan perempuan), ampasnya (sepahnya) menjadi kotoran dan air kencing.
- Udana : Wayu pada ubun-ubun, yang bertugas menggerakkan mata dan tutuk (mulut).
- Wyana : Wayu pada semua sandhi (sendi), mengolah badan mengawasi tua dan matinya.
- Samana : Wayu pada hati, membawa sari makanan serta minuman, menjadikan darah, daging dan empedu.
Kelima yang tersebut diatas dinamai Panca Wayu.
- Naga : Magawe wateb (berbuat taeg)
- Kurma : Membuat getaran (gerakan, bergetar) kedutan badan
- Dewadatta : Bertugas untuk menguap
- Krekara : Membuat wahin (bersin)
- Dananjaya : Sebagai suara tugas (pekerjaan)nya.
Catatan : Lihat /Banding dengan : 1. Wrehaspati
Tattwa, 2. Ganapati Tattwa, 3. Aji Sankya, 4. Maha Tattwa dan lain-lain.
Daҫa Nadhi atauSepuluh Nadhi terdiri dari : 1. Idha, 2.
Pinggala, 3. Susumna, 4. Gandhari, 5. Asti, 6. Jihwa, 7. Pusa, 8. Alembusa, 9. Kuhuh, 10. Ҫangkini
Keterangan Daҫa
Nadhi :
- Idha : Nadhi sebelah kanan, jalan makanan terus sampai pada Let (dubur).
- Pinggala : Nadhi sebelah kiri, merupakan jalan air terus sampai pada uyuh-uyuhan.
- Susumna : Nadhi bagian tengah, jalan Wayu Amatlu (Bayu serta mengeluarkan angin)
- Gandhari : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu menuju ke mulut, mata, hidung, telinga dan ubun-ubun.
- Asti : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke seluruh sendhi terus menembus kulit dan bulu-roma.
- Jihwa : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke Jantung.
- Pusa : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke paru-paru
- Alembusa : persimpangan Nadhi, jalannya Wayu terus ke hati, serta empedu.
- Kuhuh : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke limpa
- Ҫangkini : Persimpangan Nadhi, jalannya Wayu sampai ke Ungsilan (buah pinggang), palittalitan.
Jnana Tattwa, 37 : Diturunkanlah Atma
itu kepada manusia ini, Sang HyangAtma menjelma (turun) ke Prethiwi tinggal
di Bhuwana Ҫarira, Wyapaka (meresap)
pada Sadrasa, yaitu Sari Panca Maha Butha.
Panca
Maha Butha : 1. Prethiwi, 2. Apah, 3. Teja, 4. Bhayu (Wayu), 5. Akaҫa, mengeluarkan Sadrasa
: 1. Amla (Asam), 2. Kasaya (Sepat,
mengkel), 3. Tikta (Pahit), 4. Ketuka (Pedas), 5. Lawana (Asin), 6. Madhura (Manis).
- Bagian pertama untuk menumbuhkan ҫarira (badan), ialah Sadrasa
- Bagian kedua untuk menumbuhkan ҫarira ialah Sadrasa yang dimakan serta diminum oleh pria-wanita, sari makanan dan minuman menjadi darah, daging,lemak (gajih)
- Bagian ketiga untuk menumbuhkan ҫarira ialah sari dari darah, daging, gajih, kemudian menjadi Kamaratih, merupakan hasil pertemuan raga (asmara) itulah kemudian tumbuh; Jika Kama (Ҫukla) lebih banyak daripada Ratih (Ҫwanita) menjadi laki-laki. Jika Ratih lebih banyak dari Kama menjadi perempuan. Kalau sama banyaknya Kama dengan Ratih menjadi Kedi (Banci).
Kama itu menjadi : 1. Tahulan (Tulang), 2. Otot, 3. Puhu-Wulu (Bulu-roma).
Ratih itu menjadi : 1. Darah, 2. Daging, 3. Gajih
Demikianlah keadaan Panca Maha Bhuta, permulaan terwujudnya ҫarira (badan). 1. Prethiwi sebagai
kulit, 2. Apah sebagai darah, 3. Teja sebagai Daging, 4. Wayu sebagai tulang (Tahulan), 5. Akaҫa sebagai sumsum.
Panca Tan Matra menjadikan : 1. Ҫabda
Tan Matra menjadi Telinga, 2. Sparҫa
Tan Matra menjadi kulit, 3. Rupa TanMatra menjadi Mata, 4. Rasa Tan Matra
menjadi Lidah, 5. Gandha Tan Matra menjadi Hidung. Itulah disebut Panca
Golaka, berkembanglah Anda Bhuwana,
Sapta Patala, Sapta Bhuwana.
Sapta Bhuwana terdiri
atas : 1. Bhur Loka – Weteng (perut),
2. Bhuwar Loka – Hati, 3. Swar Loka – Dada, 4. Tapa Loka - Gulu (leher), 5. Janar Loka – Ilat (Lidah), 6. MaharLoka – Irung (Hidung), 7. Satya Loka
– Mata (mata).
Sapta Patala terdiri
dari : 1. Patala : Silit (dubur), 2. Waitala : Pupu (paha), 3. Nitala : Tur (Lutut), 4. Mahatala : Wetis (betis), 5. Sutala : Pegelanganing Suku (pergelangan
kaki), 6. Talatala : Walakanging
Telamapakan (bagian belakang tapak kaki), 7. Rasatala : Lepa-lepanya isor (bagian telapak kaki).
Demikianlah Anda
Bhuwana pada Ҫarira (badan) manusia,
tegaklah Sapta Parwata, bergelombanglah
Sapta Arnawa, tenanglah keadaan Sapta Dwipa, mengalir (menghembuslah) Daҫawayu Nadhi.
- Sapta Parwata terdiri dari :
- Wungsilan (buah pinggang) : Gunung Malyawan
- Palittalitan : Gunung Nisedha
- Limpa : Gunung Gandhamadana
- Patu-Paru : Gunung Malaya Mahidhara
- Ampru (Empedu) : Gunung Tri Ҫrengga
- Hati : Gunung Windhya
- Pusuh-Pusuh (Jantung) : Gunung Mahameru
Sapta Arnawa terdiri
dari : 1. Mutra (Urine) : Tasik Tok, 2. Rah (Darah) : Tasik Kilang,
3. Aringet (Keringet) : Tasik Asin, 4. Gajih (Lemak) : Tasik Minyak,
5. Idu (Air Ludah) : Tasik Madu, 6. Sumsum (Sumsum) : Tasik Susu,
7. Utek (Otak) : Tasik Pehan.
Sapta Dwipa terdiri
dari : 1. Tahulan (Tulang) : Jambhu Dwipa, 2. Otot (Otot) : Kuҫa Dwipa,
3. Daging : Ҫangka Dwipa, 4. Kulit : Ҫalmali Dwipa, 5. Wulu (Buli) : Gomedha Dwipa, 6. Kukus : Puskara Dwipa, 7. Untu (Gigi) : Kronca Dwipa.