YOGA : Enam Ajaran dalam Filsafat Hindu
Om
Swastiastu;
Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ;
semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru
Pinandita
Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati
Yang
saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar
Yang
saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug
Yang
saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug
Dan
Umat Sedharma yang berbahagia.
Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma
Wacana yang berjudul YOGA
Pertama-tama
saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
Sesuhunan Yang Melinggih di Pura
Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua
dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Yoga merupakan salah satu dari Enam Ajaran dalam Filsafat
Hindu (Sad Dharsana) yaitu
1. Nyaya Darśana,
2. Waiśesika Darśana,
3. Sāmkhya Darśana,
4. Yoga Darśana,
5. Mīmāmsa Darśana, dan
6. Wedānta Darśana.
Yoga menitikberatkan
pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran
untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Yoga berarti
"penyatuan", yang bermakna "penyatuan dengan Sang
Pencipta".
Pada intinya ajaran
yoga bertujuan untuk mengembalikan jiwa individu kepada kedudukan asalnya
sebagai bagian dari Tuhan yang abadi, dengan jalan membersihkannya dari segala
ikatan maya (Triguna : satwam, rajas, tamas) sehingga ia sadar akan jati
dirinya sebagai jiwa (Atman).
Atman didorong untuk
melepaskan diri dari ikatan yang diakibatkan oleh perubahan citta yang muncul
dari rintangan-rintangan guna, menimbulkan kesusahan dan kesedihan di dalam
hidup yang disebut klesa.
Umat Sedharma yang
berbahagia;
Klesa ada lima bagian yaitu :
1.
Awidya (Kebodohan),
2.
Asmita
(Keakuan),
3.
Raga (Keterikatan),
4.
Dwesa (Kebencian),
5.
Abhiniwesa (Ketakutan).
Kelima klesa ini dapat
dilenyapkan dengan jalan melaksanakan Kriya Yoga sehingga mencapai Samadhi.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Yoga secara umum dibagi
menjadi dua bagian yaitu Hatha Yoga (Gratastha Yoga ), dan Samadhi Yoga yang
salah satu bentuknya adalah Raja Yoga.
Hatha yoga secara
spesifik menangani proses latihan fisik guna membentuk jasmani yang kokoh,
nantinya menjadi dasar menuju tingkatan Raja Yoga, guna kemampuan untuk
mengendalikan gerak pikiran, mengingat didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang bersih .
Maharsi patanjali
memberikan tahapan2 dalam pelaksanaan yoga yang lebih dikenal dengan sebutan
Astangga Yoga (8 tahapan Yoga) yaitu
1.
Pengekangan Diri (Yama),
2.
Kepatuhan Yang Mantap (Niyama),
3.
Sikap Badan (Asana),
4.
Pengaturan Pernafasan (Pranayama),
5.
Penyaluran (Pratyahara),
6.
Pemusatan/Konsentrasi (Dharana),
7.
Perenungan (Dhyana),
8.
Penyerapan/Penyatuan (Samadhi).
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Bagi orang Hindu, Yoga
adalah bagian dari proses pemujaan sehari-hari. Sebagai contoh, tahapan Asana
dan Pranayama adalah proses yang secara simple dilakukan sebelum doa.
Mantra2 dalam Yoga juga
diambil dari kitab2 Weda, baik ucapan OM (AUM, aksara Tuhan), so ham (aku
adalah Tuhan), dan sebagainya.
Dalam perkembangannya,
praktek Yoga terutama bagian Hatha Yoga (pengendalian fisik) dikemas dan
dipraktekkan untuk semua golongan sehingga disesuaikan terutama pada mantra2
yang digunakan.
Namun seberapapun nafas
dan mantra Hindu dicabut dari praktek Yoga, tetap saja istilah Yoga sendiri
merupakan istilah Vedic. Dalam Catur Marga (4 jalan menuju Tuhan), Yoga
merupakan salah satu marga yang disebutkan sebagai jalan untuk mencapai
penyatuan dengan Tuhan.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Maka ketika seseorang
melaksanakan praktek Yoga, sebagian dari dirinya telah menjadi Hindu, atau
setidaknya mengikuti dan mempraktekkan salah satu ajaran Hindu.
Yoga, yang diajarkan
para Maharsi sejak ribuan tahun yang lalu, semakin menemukan momentumnya dan
semakin dirasakan manfaatnya di dunia yang semakin modern saat ini.
Yoga, adalah salah satu
sumbangan Hindu pada umat manusia dan dunia.
Bapak-Ibu
Umat Sedharma yang berbahagia;
Harapan
saya dari apa yang telah saya sampaikan dapat bermanfaat
bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana
ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang
tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih Om...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu