Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Kamis, 17 April 2025

Patram, puspham, phalam toyam : MAKNA DEWA YADNYA

 Dewa yajna

Om Swastiastu;

Om Anobhadrah krtavoyanthu visvatah ; semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Pinandita Lanang Istri yang sudah disucikan yang saya hormati

Yang saya hormati; Sesepuh dan Penasehat Banjar

Yang saya hormati; Ketua dan Pengurus Banjar Ciledug

Yang saya hormati; ketua dan Pengurus Tempek se Banjar Ciledug

Dan Umat Sedharma yang berbahagia.

 

Pada hari ini saya ……………….. akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Dewa yajna

 

Pertama-tama saya menghaturkan rasa puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Sesuhunan Yang Melinggih di Pura Dharma Sidhi karena atas asung kerta waranugraha-Nya lah saya dan kita semua dapat hadir dalam persembahyangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dewa Yajna ialah korban suci dan tulus ikhlas kehadapan Hyang Widhi beserta manifestasinya  dengan jalan sujud bakti memuja mengikuti segala ajaran-ajaran sucinya serta melakukan Tirtha Yatra (kunjungan ke tempat suci)

Wujud untuk Niskala  seperti upacara, upakara untuk Hyang Widhi dan Dewa-Dewa, Batara, sedangkan secara Sekala seperti melaksanakan ajaran agama di dunia salah satunya Tri kaya Parisudha.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Tujuan Dewa Yajna ;

Mengamalkan ajaran- ajaran  Weda, Meningkatkan kualitas diri, Untuk mensucikan diri, Sarana berhubungan dengan Tuhan, dan untuk mencetuskan rasa terima kasih.

Adapun Jenis  pelaksanaan Dewa Yajna seperti ;

Dengan memhaturkan  sajen (banten) dan melakukan persembahyangan. Perlu diperhatikan, yang penting dalam membuat sajen dan harus ada dalam yajna adalah:

·         Simbol Brahma  : Agni (dupa, kemenyan, ratus, lilin) sebagai saksi dan pengantar persembahyangan

 

·         Simbol Siwa : bunga segar dan harum sebagai sarinya bumi untuk mengucapkan terima kasih pada Hyang Widhi.

 

·         Simbol Wisnu : tirtha sebagai alat pembersihan dan penyucian jiwa.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Dalam Bhagawadgita IX.26 menyebutkan :

“Patram, puspham, phalam toyam, yo me bhaktya praya

chchati, Tad aham bhaktyu pahritam, Asnami  prayatatmanah”

Artinya : 

Siapa yang sujud kepada Ku dengan mempersembahkan Setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau seteguk air, aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci.

Setangkai daun, sekuntum bunga sebiji buah-buahan atau seteguk air bersifat simbolik. Yang utama adalah hati suci, pikiran terpusatkan jiwa dalam keseimbangan tertuju kepada Nya.

Membuat banten sesuai dengan kemampuan, tidak usah bermewah-mewah, jangan sampai menghaturkan banten hatinya susah, marah, iri dengki dll.

 

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Selain pelaksanaan Dewa Yajna dengan upakara kita dapat pula lalukan kegiatan memelihara bangunan suci tempat kita melakukan yajna.

Tempat untuk sembahyang harus dipelihara kebersihan, kenyamanan agar dalam proses pelaksanaan persembahyangan berjalan lancar.

Disamping itu perlu penanaman bunga, serta daun-daun yang diperlukan untuk upacara dan menambah keindahan, sehingga umat akan kerasan berada di pura atau tempat suci itu.

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Kemudian kita juga harus mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran suci Nya serta malakukan pensucian diri lahir batin (Sauca dan Tira yatra).

Di pura perlu ada perpustakaan untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama, disamping itu juga perlu ada tempat untuk latihan pembuatan banten, latihan tari, mekidung (nyekar dalam bhs. Jawa). Juga untuk latihan meditasi (raja yoga).

Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Kegiatan Dewa Yajna dilaksanakan pada hari-hari seperti ; Hari Purnama dan Tilem, Hari berdasar pawukon (seperti contoh  Budha Kliwon Sinta yaitu Hari Pagerwesi), dan Hari berdasarkan Pancawara, serta Hari-hari tertentu seperti Gerhana Matahari (Hyang Surya), Gerhana Bulan Hyang Candra, panen padi (Dewi Sri), mendirikan bangunan suci, piodalan pura/merajan, kahyangan dll.

 

Bapak-Ibu Umat Sedharma yang berbahagia;

 

Harapan saya dari apa yang telah  saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua, Jika ada kekurangan dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena tidak ada manusia yang sempurna, tiada gading yang tak retak. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om...

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive