Rare Bali Anak Bali Belog Ngiring Ngajegang Bali dengan berbahasa Bali sane becik, senang ring Tembang Bali tur sekancan sastra lan Budaya Bali sane sampun kaloktah ring jagate mangda sumingkin jangkep tur paripurna #Bahasabali #AjegBudayaBali #RareBali

Breaking

Translate

Selasa, 22 April 2025

Pasrah Dengan Kemajuan Jaman : CERITA RAKYAT BALI

 Pasrah Dengan Kemajuan Jaman

“Nah kudiang men, anak jamane keto kone jani“. Sebuah ungkapan sepuluh tahun terakhir yang sering disampaikan oleh orang Bali disekitar kita. Terutama mereka yang telah berusia setengah abad, di saat-saat mereka berkumpul dengan sesama, baik itu di Pura, Bale Banjar atau bertemu di suatu pesta pernikahan.



Ungkapan ini tidak lain bila mereka membicarakan mengenai anak-anak mereka sendiri atau membincangkan cucu mereka. Sebuah ungkapan kepasrahan terhadap kemajuan jaman yang mereka hadapi.

Jangankan makna dari ungkapan tersebut, bisa jadi rasanya menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesiapun anak-anak mereka tidak akan paham. Ada pula ungkapan lain yang senada, seperti “Jamane suba berubah, sing patuh cara ipidan”.

Sebelum kita memahami arti ungkapan-ungkapan diatas, kita coba terjemahkan terlebih dahulu basa Baline “Nah kudiang men, anak jamane keto kone jani” yang secara sederhana dalam Bahasa Indonesia dapat ditulis, “Yach mau apalagi, jamannya memang seperti saat ini”.

Dan yang kedua “Jamane suba berubah, sing patuh cara ipidan”  dapat ditulis sebagai “Jamannya sudah berubah, tidak sama seperti dulu”. Lalu apa makna dari ungkapan orangtua kita ?

 

Kita ketahui bahwa tak ada yang akan mampu untuk lari menjauh dari perubahan jaman, semua akan terbawa oleh keadaan, terdorong secara alami oleh kemajuan-kemajuan jaman.

Perubahan jaman yang telah berlangsung sejak dahulu tidak begitu saja terjadi, semua bermula dari kecerdasan manusia dalam memahami alam, memahami ilmu pengetahuan yang mereka pelajari, sehingga membuat manusia semakin berpikir, bagaimana suatu proses bisa efektif tetapi berhasil guna.

Kemajuan pulalah yang telah merubah pola hidup manusia, usia manusia, tubuh manusia, pikiran, sosial budaya, ekonomi, tidak ada yang terbebas dari perubahan itu. Terbukti dengan penemuan-penemuan manusia dalam bidang teknologi seperti listrik, komputer, alat komunikasi dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu juga membuat manusia berubah.

Ungkapan diatas hanyalah untuk orangtua usia 60-an keatas yang sudah pasrah dengan kemajuan teknologi itu, otake be sing sanggup melajah buin, otak sudah tidak sanggup untuk mempelajarinya lagi.

Sangat beruntung pula kita usia 40-an hingga 50-an masih dapat mengikuti perkembangan teknologi, tidak pasrah-pasrah amat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu

Cari Blog Ini

Pengikut

Blog Archive